Friday, 9 May 2025
HomeOpiniAbidzar Blunder Saat Promosi Film, Kesalahan Apa yang Mempengaruhi Citranya Sebagai Aktor?

Abidzar Blunder Saat Promosi Film, Kesalahan Apa yang Mempengaruhi Citranya Sebagai Aktor?

Oleh: Chairunnisa, Prodi Komunikasi Digital dan Media IPB University

 

Nama Abidzar Al Ghifari sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya, aktor muda yang tengah meniti karier di dunia hiburan ini tengah menghadapi kritik tajam akibat serangkaian blunder saat mempromosikan film Business Proposal. Film ini diadaptasi dari drama Korea popular dengan judul serupa yang memiliki basis penggemar yang besar, terutama di Indonesia. Sayangnya, banyak sikap dan pernyataannya selama proses promosi yang justru memicu kontroversi. Pembahasan kasus ini sangat diperlukan sebagai pembelajan bagi semua pihak yang terlibat di industri kreatif, baik untuk aktor, produser, publik, maupun elemen lain yang berkesinambungan.

Kontroversi Pertama: Mengabaikan Drama Versi Asli

Abidzar menyatakan bahwa ia hanya menonton episode pertama drama Korea Business Proposal yang mana hal tersebut menimbulkan reaksi keras dari publik. Ia memberikan dalih bahwa ia ingin memberikan interpretasi yang orisinal terhadap karakter Kang Tae Moo, pemeran utama, tanpa dipengaruhi oleh versi aslinya. Penyataan yang diberikan menunjukkan kurangnya riset dan loyalitas terhadap sumber materi, yaitu drama versi asli.

Sebagai aktor yang terlibat dalam film adaptasi, memahami karakter asli merupakan hal yang krusial. Apalagi drama Korea Business Proposal memiliki basis penggemar besar, sehingga ekspektasi penonton terhadap film adaptasi ini tentu saja tinggi.

Dengan tidak menonton versi aslinya secara menyeluruh, Abidzar seolah mengesampingkan karakter, dinamika cerita, dan nuansa yang membuat drama ini disukai oleh banyak orang.

Hal ini dianggap sebagai kurangnya bentuk penghargaan terhadap karya asli yang menjadi fondasi dan referensi film adaptasi tersebut. Riset merupakan salah satu bentuk dedikasi dan penggemar tentu berharap aktor yang memerankan mampu menunjukkan keseriusan dalam mempersiapkan perannya.

Kontroversi Kedua: Menyenggol Penggemar Fanatik

Dalam salah satu wawancara, Abidzar menyebut bahwa ia merasa terbebani oleh ekspektasi publik, terutama penggemar, terhadap karakternya. Tidak hanya itu, ia menyinggung perilaku penggemar fanatik drama Korea.

Pernyataan ini menjadi kontroversial karena dianggap tidak menghargai para penggemar. Padahal penggemar memberikan dukungan moral serta mempromosikan karya agar dinikmati lebih banyak orang. Maka dari itu, penggemar menjadi bagian penting dari kesuksesan proyek dunia hiburan.

Seorang aktor harus mampu menyadari bahwa kritik atau ekspektasi dari penggemar adalah hal yang wajar dalam industri hiburan. Meski mungkin pernyataan tersebut dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati, namun dapat disalahartikan sebagai bentuk meremehkan audiens yang menjadi target utama film tersebut.

Kontroversi Ketiga: Menyentil Isu Rasisme

Saat kritik terhadap dirinya semakin gencar, Abidzar merespons netizen yang mengkritiknya disebut rasis, Padahal, tidak ada sedikitpun komentar yang berkaitan dengan unsur SARA. Tuduhan rasisme adalah isu yang seharusnya tidak boleh disinggung tanpa menyertakan bukti konkret.

Hal ini memperburuk citra Abidzar di mata masyarakat yang berharap bahwa ia dapat menanggapi kritik dengan bijak disertai introspeksi. Menghadapi kritik adalah bagian dari pekerjaan dalam dunia hiburan.

Bukannya memperbaiki citra, hal ini hanya menimbulkan kesan bahwa Abidzar tidak profesional dalam menghadapi tekanan yang dicurahkan oleh publik.

Kontroversi Keempat: Netizen Tak Diundang ke Premiere Film

Kontroversi terakhir terjadi ketika Abidzar menyatakan secara tidak langsung bahwa ia tidak akan mengundang netizen ke acara premiere film tersebut. Pernyataan ini mungkin bersifat spontan, namun terkesan bersikap arogan dan tidak menghargai audiens.

Dalam konteks film adaptasi drama Korea yang memiliki komunitas penggemar besar, menyampaikan pernyataan seperti ini dapat menciptakan jarak antara aktor dan penonton.

Permintaan Maaf Abidzar

Pada akhirnya, Abidzar meminta maaf melalui media sosial setelah serangkaian konflik ini. Ia mengakui kesalahannya dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan bersikap di masa selanjutnya.

Permintaan maaf ini patut diapresiasi, namun banyak yang merasa bahwa hal tersebut seharusnya dilakukan lebih awal sebelum kritik meluas.

Hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa setiap proyek adaptasi membutuhkan riset yang mendalam dan terperinci.

Tidak hanya untuk menunjukkan dedikasi, namun juga menghargai penggemar dengan loyalitas mencintai karya tersebut.

Kerap kali penggemar memberikan kritik untuk kebaikan suatu proyek, maka kritik adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia hiburan.

Tanggapan yang bijak akan selalu lebih dihargai karena setiap pernyataan yang dibuat oleh tokoh publik akan selalu mendapat sorotan.

Kasus ini mampu menjadi pengingat bagi para profesional di dunia hiburan tentang pentingnya profesionalisme, riset, dan komunikasi dengan publik yang baik.

Hal ini dikarenakan dunia hiburan bukan hanya soal bakat, tetapi juga soal bagaimana seorang tokoh publik dapat menempatkan diri di hadapan publik dan menghargai mereka yang menjadi bagian dari kesuksesan suatu karya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here