Wednesday, 19 March 2025
HomeBeritaMeniti Karier dan Pendidikan: Perjalanan Hidup Ghassani Zachra Sharfina

Meniti Karier dan Pendidikan: Perjalanan Hidup Ghassani Zachra Sharfina

Bogordaily.net – Ghassani Zachra Sharfina lahir di Kota Bogor pada tahun 2001. Saat ini, ia telah menginjak usia 23 tahun dan merupakan putri tunggal dalam keluarganya. Sejak kecil, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat menghargai pentingnya pendidikan, yang membuatnya memiliki kecenderungan untuk terus belajar dan berbagi ilmu kepada orang lain. Kebiasaan ini semakin berkembang seiring dengan dorongan dan dukungan dari keluarganya yang memang memiliki latar belakang dalam bidang pendidikan. Hal ini membentuk karakter Ghassani menjadi pribadi yang antusias dalam menyampaikan ilmu dan senang berinteraksi dengan banyak orang.

Dalam perjalanan pendidikannya, Ghassani menempuh jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Bogor, sebuah sekolah unggulan yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di kota tersebut. Prestasi akademiknya yang baik mengantarkannya untuk melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) pada jenjang vokasi. Selama menjadi mahasiswa, ia mulai aktif di beberapa kegiatan kampus, salah satunya bergabung dalam komunitas Icomotion, yang memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan di luar bidang akademik. Namun, demi mempertahankan prestasi akademiknya dan mencapai nilai yang maksimal, Ghassani memilih untuk tidak terlalu banyak terlibat dalam berbagai organisasi kampus dan lebih memfokuskan diri pada pencapaian akademisnya.

Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Ghassani juga mendapatkan kesempatan untuk menjalani program magang di salah satu perusahaan otomotif terkemuka, yaitu Toyota. Dalam program magang tersebut, ia ditempatkan di bagian administrasi, yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang komunikasi. Selama menjalani magang, ia mendapatkan banyak pengalaman berharga, terutama dalam hal pengelolaan data, koordinasi antar divisi, serta komunikasi dalam lingkungan kerja yang profesional. Pengalaman tersebut tidak hanya meningkatkan keterampilannya dalam dunia kerja, tetapi juga memperluas wawasan serta memperdalam minatnya dalam bidang administrasi dan komunikasi bisnis.

Setelah menyelesaikan studinya dan resmi lulus pada tahun 2022, Ghassani segera memasuki dunia kerja. Ia berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan rokok yang berlokasi di Karawang sebagai staf administrasi. Pekerjaan ini memberikan pengalaman baru baginya dalam memahami dinamika kerja di industri manufaktur. Namun, setelah masa kontraknya berakhir, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pekerjaannya di sana. Keputusan ini bukan hanya didasarkan pada selesainya masa kontrak kerja, tetapi juga karena ia merasa bahwa bekerja jauh dari orang tua dan harus merantau dalam jangka waktu lama bukanlah sesuatu yang cocok untuk dirinya. Hal tersebut membuatnya mulai mempertimbangkan jalur karier lain yang lebih sesuai dengan minat dan gaya hidupnya.

Pada tahun 2023, Ghassani mencoba peruntungan baru dengan menjadi asisten dosen (asdos). Keputusannya untuk menjadi asisten dosen didorong oleh minatnya berbicara di depan umum dan ketidaksukaannya terhadap pekerjaan di balik layar. Selain itu, kecintaannya pada interaksi sosial dan mengajar juga sejalan dengan latar belakang keluarganya yang memiliki kecenderungan dalam bidang pendidikan. Ia menjalani peran ini hingga tahun 2025.

Selain menjadi asisten dosen, Ghassani lebih menyukai proyek dibandingkan dengan organisasi. Menurutnya, proyek memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan organisasi yang menuntut komitmen jangka panjang. Salah satu proyek yang pernah ia pimpin adalah Kampus Desa, di mana ia berhasil memperluas jaringan dan mendapatkan berbagai kesempatan baru. Ia juga terlibat dalam proyek webinar Agrivolution, sebuah program yang berfokus pada industri kelapa sawit dan dilakukan secara online dalam divisi sponsor. Setelah beberapa kali bekerja di bidang sponsorship, ia mencoba peran baru sebagai humas dalam perlombaan fotografi Anggaraksa Anagata.

Menjadi asisten dosen bukanlah tugas yang mudah bagi Ghassani. Ia harus menghadapi berbagai karakter mahasiswa dengan pemikiran dan gaya belajar yang berbeda-beda. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bagaimana menyampaikan materi dengan cara yang dapat dipahami oleh semua mahasiswa. Ia menyadari bahwa tidak semua mahasiswa akan mengikuti cara penyampaiannya, namun ia berharap agar mereka bisa lebih sukses darinya di masa depan.

Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Ghassani sebagai asisten dosen adalah saat ia mengajar mata kuliah Event Organizer dan terlibat dalam penyelenggaraan konser. Proses ini penuh dengan tantangan dan kesulitan, terutama karena ini adalah pertama kalinya ia menangani event sebesar itu sebagai asisten dosen.

Pada tahun ini, Ghassani berencana untuk mengakhiri perannya sebagai asisten dosen setelah dua tahun menjalani profesi tersebut. Ia memiliki rencana untuk menikah dan mengikuti suaminya ke Eropa, di mana ia juga berencana melanjutkan pendidikan. Swedia menjadi salah satu negara tujuan, dan ia tengah mempersiapkan diri dengan mengikuti tes IELTS serta mencari beasiswa ke luar negeri.

Selain itu, ia juga memiliki keinginan untuk menjadi content creator saat berada di luar negeri. Namun, untuk pendidikan S2, ia lebih memprioritaskan pendidikan suaminya terlebih dahulu, sementara dirinya masih menyelesaikan jenjang S1 di Universitas Terbuka.

Ghassani berharap dapat segera dikaruniai momongan dan ingin memastikan bahwa ia memiliki bekal pendidikan yang cukup untuk membimbing anak-anaknya kelak.

Dari pengalamannya sebagai asisten dosen, Ghassani belajar bahwa setiap orang memiliki watak dan pola pikir yang berbeda. Hal ini membuatnya berpikir tentang bagaimana ia harus bersikap jika anaknya kelak memiliki karakter yang berbeda darinya. Menurutnya, mengatur orang lain adalah tantangan yang tidak mudah, tetapi sangat berharga sebagai pengalaman hidup.

Ia juga sangat menekankan pentingnya pendidikan, terutama bagi perempuan. Baginya, meskipun ada anggapan bahwa perempuan pada akhirnya akan berperan di ranah domestik, pendidikan tetap menjadi modal utama untuk menjadi ibu yang baik dan mendidik anak-anaknya dengan bijak. Ia percaya bahwa kecantikan saja tidak cukup tanpa kecerdasan.

Saat ini, Ghassani tengah menuju tahap akhir skripsi di Universitas Terbuka dan berharap dapat lulus pada akhir tahun ini. Ia bersyukur atas setiap kesempatan yang telah ia dapatkan, baik dalam pendidikan maupun karier.

Ghassani Zachra Sharfina adalah sosok yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan. Dari cita-citanya yang awalnya ingin menjadi duta besar, ia kini menemukan jalan lain yang juga berharga, yaitu membangun masa depan bersama suaminya. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing dan bahwa Tuhan telah menyiapkan rencana terbaik bagi hamba-Nya.***

 

Mirta Riski Utami-J0401231062

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here