Friday, 9 May 2025
HomeBeritaMenjaga Adab di Dunia Maya: Pedoman Etika Komunikasi di Era Digital

Menjaga Adab di Dunia Maya: Pedoman Etika Komunikasi di Era Digital

Bogordaily.net – Era digital ini semakin cepat berkembang, bahkan komunikasi secara daring telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Namun, kemudahan yang disediakan oleh teknologi juga membawa tantangan baru dalam menjaga etika ketika berkomunikasi. Etika komunikasi adalah seperangkat norma yang mengatur perilaku berkomunikasi dengan mempertimbangkan nilai-nilai moral dan sosial (Rachman, 2021). Dengan menerapkan etika dalam berkomunikasi secara digital, kita dapat membangun komunikasi yang efektif, serta menciptakan lingkungan yang sehat, penuh kesopanan, dan tanggung jawab.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah bagaimana cara manusia berinteraksi dan juga berkomunikasi dengan signifikan dan memberikan banyak manfaat, seperti memberikan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi lebih cepat. Dengan internet dan perangkat digital yang ada, setiap individu dapat memperoleh informasi hanya dalam hitungan detik setelah mereka mencari yang juga dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan pertukaran ide untuk setiap individu. Individu juga dapat berkomunikasi dengan tanpa ada batasan wilayah atau secara global. Atau manfaat lainnya dari perkembangan teknologi ini adalah ketika adanya wabah COVID-19 menyebar di seluruh dunia, teknologi informasi membantu dunia pendidikan karena masalah para pendidik yang tidak bisa bertemu secara langsung dengan muridnya, karena bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang sangat memudahkan pembelajaran.

Tantangan Etika dalam Berkomunikasi di Era Digital

Namun, dengan manfaat yang ditawarkan, muncul pula tantangan etika yang perlu diperhatikan oleh semua orang.

  1. Penyebaran Berita Hoaks

Menurut penelitian oleh Nugroho (2022), penyebaran hoaks di media sosial meningkat 30% dalam lima tahun terakhir. Hoaks dapat menyesatkan masyarakat dan memicu ketidakstabilan sosial. Media sosial dan platform online lainnya memungkinkan penyeberan informasi dengan cepat, namun penyebaran informasi yang cepat itu juga meningkatkan risiko penyebaran berita palsu atau hoaks. Penggunaan etika berkomunikasi membutuhkan kehati-hatian dalam memvalidasi informasi sebelum menyebarkan informasi tersebut, serta bertanggung jawab untuk tidak menyebarkan informasi yang berisi misinformasi dan dapat menyesatkan bahkan merugikan orang lain. Misalnya pada contoh penyebaran hoaks tentang vaksin di Amerika pada film The Social Dilemma (2020) di media sosial yang membahayakan kesehatan masyarakat.

  1. Maraknya Ujaran Kebencian (Hate Speech)

Bahwa ujaran kebencian di platform media sosial dapat memperburuk konflik sosial dan memicu tindakan kekerasan. Banyaknya akun anonim di internet sering kali menyebabkan orang merasa bebas untuk mengujarkan semua yang ada dipikiran mereka tanpa benar-benar memikirkan apa yang mereka ujarkan terhadap seseorang. Contohnya seseorang berkomentar menggunakan kata-kata kasar, tidak pantas dan menyinggung, serta ujaran yang termasuk ke dalam kebencian dan melecehkan tanpa memikirkan efeknya terhadap orang yang dituju atau terhadap seseorang yang membaca komentar tersebut.

  1. Pelanggaran Privasi

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2020), ditemukan bahwa 65% pengguna media sosial tidak sepenuhnya menyadari risiko berbagi informasi pribadi secara daring, yang berpotensi dimanfaatkan untuk kejahatan siber. Perkembangan TIK telah membuka pintu bagi masalah kemanan data dan privasi yang semakin kompleks. Dalam komunikasi daring, data pribadi dari pengguna media sosial sering kali dikumpulkan dan nantinya disebar bahkan dijual tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari pengguna. Contohnya ada pada salah satu scene dalam film The Social Dilemma (2020) di mana beberapa developer media sosial mengakses dan menggunakan data pribadi untuk tujuan iklan dan keuntungan pribadi mereka.

Dampak dari Pelanggaran Etika dalam Komunikasi di Era Digital

Tantangan pada etika komunikasi akan menyebabkan beberapa dampak negatif apabila dilanggar.

  1. Terjadinya Konflik Sosial

Berita hoaks dan ujaran kebencian dapat menimbulkan konflik di masyarakat (Hidayat, 2021). Penyebaran informasi yang tidak benar dan belum pasti kebenarannya yang juga berisikan ujaran kebencian dapat memicu konflik di antara masyarakat. Mengutip dari sindonews.com, genosida yang terjadi di Myanmar yang menimpa etnis Rohingya disebabkan oleh Facebook yang memperkuat algoritma postingan berisikan ujaran kebencian dan Facebook gagal untuk menghapus postingan yang menghasut masyarakat Myanmar.

  1. Kerusakan Reputasi

Informasi negatif atau fitnah yang tersebar di internet sulit untuk dikendalikan dan dapat merusak reputasi individu maupun organisasi (Wijaya, 2022). Misal ketika suatu pemerintahan di salah satu negara melakukan kesalahan dan membuat masyarakat mulai memberikan ujaran kebencian kepada pemerintah dan semakin banyak masyarakat yang melihat postingan berisikan ujaran kebencian dan kejelekkan dari pemerintah. Hal tersebut dapat merusak reputasi dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

  1. Gangguan Psikologis

Ujaran kebencian yang dilontarkan di media sosial termasuk kedalam cyberbullying, jika seseorang sering membaca hal-hal yang negatif dapat merusak psikologis individu. Hal itu diakibatkan karena adanya tekanan emosional pada individu. Menurut riset dari Lestari & Sari (2023), korban perundungan daring memiliki risiko lebih tinggi mengalami stres, kecemasan, dan depresi.

Panduan Etika dalam Berkomunikasi di Media Sosial

Agar komunikasi di media sosial tetap mengikuti etika dan kita tetap bertanggung jawab, ada beberapa hal yang perlu untuk diterapkan.

  1. Berpikir Sebelum Berkomentar

Sebelum mengirimkan atau menyampaikan komentar dan pesan, pertimbangkan dampak komentar atau pesan yang disampaikan kepada individu tersebut apakah akan membuatnya tertekan, membuat tersinggung ataupun menyakiti perasaan dari individu tersebut.

  1. Verifikasi Informasi Sebelum Membagikan

Pastikan kembali sumber informasi yang kredibel dari informasi yang sebelumnya sudah didapatkan sebelum menyebarkan ke khalayak ramai atau ke media sosial.

  1. Menghormati Privasi Orang Lain

Jangan menyebarkan informasi pribadi ataupun foto orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin individu yang bersangkutan. Jika hal itu terjadi maka akan masuk ke ranah hukum akibat tidak menghargai privasi dan hak individu di ruang digital.

  1. Menggunakan Bahasa yang Sopan dan Santun

Hindari penggunaan kata-kata yang tidak pantas, kasar, provokatif, ataupun kata-kata yang mengandung SARA dan menjelekkan kelompok lain.

  1. Hindari Perundungan Daring (Cyberbullying)

Hindari tindakan perundungan di media sosial yang dapat memberikan dampak negatif kepada individu lain.

Etika dalam berkomunikasi di media sosial sangat penting untuk menciptakan lingkungan di media sosial yang aman, sopan, serta bertanggung jawab. Dengan menerapkan prinsip seperti berpikir sebelum berkomentar, memvalidasi informasi yang didapatkan sebelum berkomentar dan menyebarkan informasi, untuk mengurangi dampak negatif dari komunikasi di media sosial dan menciptakan ruang digital yang lebih positif.***

 

Magda Aulia Tri Hapsari “Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here