Bogordaily.net – Abidzar Al Ghifari, aktor muda yang tengah naik daun, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah mengungkapkan ketidaknyamanannya dalam memerankan karakter Kang Tae Moo dalam film remake A Business Proposal.
Dalam sebuah podcast, ia menyatakan bahwa ia tidak menonton serial asli dan memilih untuk berhenti di episode pertama, dengan alasan ingin menciptakan karakternya sendiri.
Pernyataan ini memicu reaksi keras dari netizen, terutama para penggemar K-drama yang merasa terabaikan.
Mengapa Abidzar Memilih Pendekatan Ini?
Keputusan Abidzar untuk tidak mendalami karakter yang telah ada sebelumnya bisa dipahami dari perspektif seorang aktor yang ingin memberikan sentuhan pribadi pada perannya.
Pendekatan ini memang sering kali diambil oleh aktor untuk menonjolkan kreativitas dan interpretasi individu mereka terhadap karakter.
Namun, dalam konteks remake, di mana ekspektasi penonton terhadap karakter sudah terbentuk, pendekatan ini bisa dianggap sebagai langkah yang kurang bijaksana.
Penggemar K-drama yang telah menyaksikan versi asli tentu memiliki harapan tertentu terhadap karakter yang mereka cintai.
Mereka tidak hanya menginginkan penampilan visual yang sesuai tetapi juga penghayatan karakter yang mendalam dan konsisten dengan versi aslinya.
Ketika Abidzar memilih untuk tidak menonton serial tersebut, ia berisiko kehilangan nuansa dan kedalaman yang telah dibangun oleh aktor sebelumnya.
Hal ini dapat mengakibatkan penampilan yang terasa datar dan kurang meyakinkan.
Kritik terhadap Penggemar
Lebih lanjut, Abidzar menyentil penggemar fanatik yang menurutnya memberikan tekanan berlebih. Ia berpendapat bahwa komentar negatif yang diterimanya adalah bentuk rasisme dan ketidakpahaman terhadap proses kreatif.
Namun, mengalihkan fokus dari kritik konstruktif kepada penggemar fanatik justru membuatnya terkesan tidak menghargai kontribusi penonton dalam kesuksesan sebuah karya.
Kritik dari netizen menunjukkan bahwa banyak yang merasa Abidzar seharusnya lebih menghargai pendapat penggemar.
Salah satu pengguna media sosial bahkan menegaskan bahwa pernyataan Abidzar tentang “fans fanatik” menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima masukan dan kritik yang membangun. Dalam dunia hiburan, kritik adalah bagian tak terpisahkan dari proses kreatif.
Alih-alih melihat kritik sebagai serangan pribadi, seorang aktor seharusnya dapat mengambil pelajaran dari masukan tersebut untuk meningkatkan kualitas penampilannya.
Peran Aktor dalam Adaptasi
Sebagai seorang aktor, Abidzar seharusnya menyadari bahwa peran yang diambil bukan hanya tentang dirinya sendiri, tetapi juga tentang bagaimana ia berkontribusi pada keseluruhan karya.
Adaptasi dari sebuah karya terkenal membawa tanggung jawab untuk menghormati esensi cerita dan karakter yang telah ada. Mengabaikan hal ini dapat merugikan citra film tersebut bahkan sebelum tayang.
Ika Natassa, seorang penulis terkenal, juga memberikan kritik tajam terhadap cara Abidzar menyampaikan pendapatnya.
Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara aktor dan penggemar serta bagaimana sikap positif dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan penonton.
Dalam industri hiburan, hubungan antara aktor dan penggemar sangatlah penting. Sikap terbuka dan responsif terhadap kritik dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat antara keduanya.
Menjaga Keseimbangan
Dalam menghadapi tekanan dari penggemar dan ekspektasi publik, penting bagi seorang aktor untuk menjaga keseimbangan antara kreativitas pribadi dan tanggung jawab terhadap karya yang diadaptasi.
Meskipun memiliki kebebasan artistik adalah hal yang penting, memahami konteks dan latar belakang karakter juga tidak kalah pentingnya.
Ini adalah tantangan tersendiri bagi setiap aktor, terutama dalam proyek remake di mana banyak mata tertuju pada mereka.
Abidzar perlu menyadari bahwa keberhasilan sebuah proyek film atau serial, tidak hanya bergantung pada akting individu.
Tetapi juga pada bagaimana setiap elemen termasuk karakter bekerja sama untuk menciptakan pengalaman menonton yang memuaskan bagi penonton.
Dalam hal ini, kolaborasi dengan sutradara, penulis naskah, dan tim produksi lainnya sangatlah krusial.
Kesimpulan
Kontroversi yang melibatkan Abidzar Al Ghifari menunjukkan betapa pentingnya pemahaman mendalam tentang karakter dan tanggung jawab seorang aktor dalam sebuah proyek remake.
Dalam dunia hiburan yang semakin kompetitif, kemampuan untuk menerima kritik dan beradaptasi dengan harapan penonton adalah kunci keberhasilan.
Sebagai seorang publik figur, sikap terbuka dan apresiasi terhadap penggemar akan sangat membantu dalam membangun karier yang lebih solid di masa depan.
Dengan demikian, mari kita berharap agar Abidzar dapat belajar dari pengalaman ini dan memperbaiki pendekatannya ke depan.
Hal ini tidak hanya akan menguntungkan dirinya sebagai aktor tetapi juga meningkatkan kualitas karya seni Indonesia secara keseluruhan.
Hanya dengan menghargai pandangan penonton dan memahami esensi karakter secara mendalam kita dapat menciptakan karya-karya berkualitas tinggi yang mampu menarik perhatian masyarakat luas.***
Deila Briliana, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB