Bogordaily.net – Libur Natal dan Tahun Baru (Natura), kemarin menjadi momen yang sangat berkesan bagi saya dan keluarga. Kami memutuskan untuk berlibur ke Yogyakarta, sebuah kota yang selalu menarik hati dengan budaya, kuliner, dan pesona wisatanya. Perjalanan kami dimulai dari Sukabumi, sebuah kota kecil yang asri, menuju Jogja dengan kendaraan pribadi.
Kami berangkat pagi-pagi sekali, sekitar pukul 5 pagi, dengan harapan bisa menghindari kemacetan. Jalanan masih lengang, udara dingin khas Sukabumi masih terasa menusuk. Kami melewati jalur Sukabumi – Bandung, kemudian masuk ke jalur tol menuju Jogja.
Perjalanan panjang ini kami tempuh dengan penuh semangat, diselingi dengan canda tawa, mendengarkan lagu-lagu favorit, dan beberapa kali berhenti untuk beristirahat di rest area. Di salah satu rest area, kami menikmati sarapan nasi uduk yang hangat dengan lauk tempe goreng, telur balado, dan sambal yang menggugah selera.
Setelah sekitar 10 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di Yogyakarta. Kota ini selalu menyambut dengan hangat, meskipun saat itu cukup ramai karena banyak wisatawan yang juga menghabiskan liburan akhir tahun di sini.
Destinasi pertama kami adalah Malioboro, ikon wisata Jogja yang selalu hidup dan dipenuhi wisatawan. Kami menikmati suasana malam di Malioboro dengan berjalan kaki, mencicipi angkringan khas Jogja yang menyajikan nasi kucing, sate usus, dan wedang jahe.
Setelah puas menikmati kuliner, kami berbelanja oleh-oleh seperti batik, kaos Dagadu, dan bakpia.
Keesokan harinya, kami mengunjungi Candi Prambanan, salah satu warisan budaya yang sangat indah.
Candi ini megah dengan arsitektur yang memukau, dikelilingi oleh taman hijau yang asri. Kami menghabiskan waktu di sini untuk berfoto dan menikmati cerita sejarah yang tertulis di setiap sudut candi.
Menjelang siang, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Sari, bekas taman kerajaan yang menyimpan banyak cerita sejarah Kesultanan Yogyakarta.
Di sini, kami menyusuri lorong-lorong bawah tanah yang dulunya digunakan oleh keluarga kerajaan.
Setelah itu, kami berkunjung ke Alun-Alun Kidul. Tempat ini terkenal dengan tradisi berjalan di antara dua pohon beringin dengan mata tertutup.
Kami mencoba tantangan ini, dan hasilnya cukup lucu karena beberapa dari kami melenceng jauh dari jalur.
Sore harinya, kami melanjutkan perjalanan ke Hutan Pinus Mangunan, sebuah tempat yang menawarkan ketenangan dengan pemandangan hijau yang menyejukkan.
Kami duduk di salah satu gazebo, menikmati jajanan khas seperti tempe mendoan dan kopi hitam yang nikmat.
Perjalanan dilanjutkan ke Pantai Parangtritis. Pantai ini begitu ikonik dengan ombaknya yang besar dan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa indah.
Kami menghabiskan waktu di tepi pantai, bermain pasir, dan menikmati angin laut yang sejuk. Ada juga wisatawan lain yang mencoba naik delman atau ATV di sepanjang garis pantai.
Hari terakhir di Jogja, kami memutuskan untuk berburu kuliner khas seperti gudeg yang legendaris, sate klathak yang unik karena dibakar menggunakan jeruji besi, serta bakpia dengan berbagai varian rasa.
Kami juga mampir ke Keraton Yogyakarta untuk lebih mengenal budaya dan sejarah kota ini. Kami mengikuti tur singkat yang dipandu oleh pemandu lokal, yang menjelaskan sejarah panjang kerajaan dan benda-benda pusaka yang ada di dalam keraton.
Sebelum pulang, kami menyempatkan diri berkunjung ke Tebing Breksi. Tempat ini dulunya adalah lokasi tambang batu kapur yang kini diubah menjadi objek wisata dengan ukiran batu yang artistik. Dari atas tebing, kami bisa melihat panorama Jogja yang menakjubkan.
Setelah puas berkeliling, akhirnya tiba saatnya untuk kembali ke Sukabumi. Perjalanan pulang terasa lebih santai meskipun tetap panjang.
Kami membawa banyak kenangan indah dari Jogja, mulai dari keindahan tempat-tempat wisata, keramahan penduduknya, hingga
pengalaman mencicipi kuliner yang khas. Selama perjalanan pulang, kami masih membicarakan banyak hal tentang Jogja dan berjanji untuk kembali suatu hari nanti. Liburan Nataru kali ini benar-benar menjadi momen yang tak terlupakan bagi kami.***
Muhammad Rafi Zaidan, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB