Bogordaily.net – Liburan semester genap telah tiba. Setelah sibuk dengan berbagai aktivitas di perkuliahan masing-masing, kami berencana untuk bertemu dan merencanakan liburan semester genap kali ini. Rindu, mungkin itu kata yang paling pas untuk menggambarkan setiap pertemuan kami di akhir semester. Empat tahun menjalin persahabatan tak pernah membuat kami bosan merencanakan liburan bersama.
Kami memutuskan untuk bertemu disalah satu kafe, pertemuan kami diawali dengan cerita kesibukan selama di perkuliahan, lalu berlanjut hingga menentukan destinasi liburan kali ini.
Tujuan kami ialah pantai Karang Gantung di Sukabumi, namun siapa sangka perjalanan ini justru membawa kami ke pantai Minajaya yang menyimpan pesona pasir putihnya.
Pembahasan berlanjut ke persiapan logistik yang harus kami bawa, dan paling penting transportasi menuju pantai. Awalnya kami sempat kebingungan untuk mencari rental mobil, karena ini pertama kalinya kami sewa mobil untuk kebutuhan liburan.
Ditengah-tengah kebingungan, akhirnya kami menemukan salah satu rental mobil di Bogor dengan harga terjangkau, hanya mulai dari Rp300.000/24jam. Setelah diskusi panjang, akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing untuk merapikan bawaan pribadi dan sepakat untuk kumpul besok pagi di rumah Faris.
Pada keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Juni 2024, kami memulai perjalanan dari Bogor menuju Pantai Karang Gantung dengan perasaan senang, tak lupa juga kami berdoa sebelum memulai perjalanannya.
Perjalanan yang diperkirakan memakan waktu empat jam ini kami tempuh dengan mobil, di sepanjang perjalanan kami bernyanyi bersama, tertawa, dan sesekali berbagi camilan.
Melihat pemandangan yang berada di kanan kiri sudah bukit dan hutan-hutan menandakan bahwa kami sudah memasuki daerah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, kami bercerita satu sama lain tentang ekspektasi liburan kali ini, berharap perjalanan panjang akan terbayar dengan keindahan pantai di Kabupaten Sukabumi.
Setelah hampir dekat dengan pantai Karang Gantung, kami kebingungan dengan arah jalannya, karena setelah jalan besar seharusnya kami memasuki jalan alternatif tetapi kami merasa tidak yakin, karena jalan alternatifnya menanjak dan masih berbatu.
Masih dengan rasa ragu kami terus melewati jalan alternatif berbatu ini, hingga kami sampai ke pos yang ada di sana.
Kami diberhentikan oleh sekumpulan warga lokal kurang lebih 5 orang, mereka menjelaskan jika kami ingin memasuki pantainya, kami harus memarkir kendaraan di pos lalu menyewa ojek yang ada di sana dan di patok 50.000/orangnya.
Dalam keadaan ini kami ragu, tidak mungkin kami meninggalkan mobil sewaan di sini dan menambah biaya di luar perhitungan. Setelah negosiasi sepertinya tidak ada jalan keluar untuk tetap masuk ke area pantai, kami dengan berat hati memutuskan untuk balik arah.
Di tengah perjalanan dengan cepat kami mencari pantai pengganti yang ada di sekitar kabupaten Sukabumi. Sahabatku, Sakinah, menemukan pantai yang tidak jauh dari lokasi awal, yaitu pantai Minajaya. Pantai ini terletak di Desa Buniwangi, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Tanpa membuang waktu, kami segera jalan menuju pantai berikutnya, ketika ingin memasuki pantai kami diharuskan membayar tiket masuk, hanya 15.000/orang saat itu, cukup murah dan lebih worth it tentunya.
Setelah sampai, sudah tercium wangi air laut dan suara ombak halus. Kami mencari lahan parkir yang sekiranya cocok untuk kami memasang tenda dan parkir mobil. Setelah itu kami memasang tenda untuk tidur, ada dua tenda yang kami pakai, tentu saja perempuan dan laki-laki terpisah.
Setelah tenda terpasang, kami menyempatkan untuk jalan-jalan di sekitar pantai. Suara ombak yang bergantian datang membuat rasa nyaman, berpadu dengan pasir putih bersih yang terasa lembut di kaki.
Angin yang berhembus cukup kencang membuat suasana menenangkan. Kami menikmati setiap sudut pemandangan yang ada, tidak lupa mengabadikan momen dengan berfoto bersama sebagai kenang-kenangan yang tak akan terlupakan.
Puas dengan jalan-jalan, tak sadar perut berbunyi, dengan segara aku dan Sakinah memasak untuk makan malam. Kami juga memesan ikan disalah satu warung yang menjual hasil tangkapan nelayan yang ada di sana.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 malam, kami memutuskan untuk kembali ke tenda dan beristirahat. Rasa lelah mulai terasa setelah perjalanan kami ke pantai. Kami tidur agar esok pagi bisa bangun dan menikmati keindahan pantai di waktu fajar.
Keesokan paginya, setelah beristirahat semalaman kami kembali menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar pantai. Udara pagi yang sejuk dan langit perlahan berubah keemasan, membuat momen menikmati sunrise di pantai Minajaya terasa begitu menenangkan. Keindahan cahaya matahari yang muncul di ufuk timur menjadi pelengkap kebersamaan kami di pagi itu.
Kami berlarian bersama, saling menjahili dengan mencipratkan air laut, tertawa bersama dan membuat kenangan baru bersama pantai Minajaya.
Salah satu sahabatku mengajak kami untuk mencoba ke pasir yang posisi di pertengahan laut, lalu kami berhati-hati berjalan melewati karang dan akhirnya sampai ke pasir itu.
Posisinya cukup unik karena terdapat di tengah-tengah laut, sepertinya ketika pagi air akan surut, namun ketika menjelang siang pasir ini akan tertutup dengan air laut.
Waktu berjalan begitu cepat, sudah seharusnya kami kembali ke pesisir pantai dan bersiap pulang. Namun saat di perjalanan, kakiku sedikit tergelincir dan terkena karang yang ada di sana, rasanya perih namun aku pikir itu hanya luka kecil, aku terus berjalan ke arah pesisir untuk melihat luka.
Sampai ke pesisir aku merasakan rasa sakit yang menjadi-jadi, entah kenapa rasa sakitnya lebih terasa ketika sudah sampai ke pesisir pantai, aku melihat ternyata terdapat goresan di kaki bawahku, lalu sahabatku dengan cepat membeli betadine dan hansaplast untuk menutupi luka.
Sahabatku cukup khawatir dengan kondisi ini, tapi aku meyakini mereka bahwa ini hanya luka kecil. Tanpa ingin membuang waktu, aku segara mengajak mereka untuk kembali ke tenda dan membereskan barang-barang.
Dikarenakan perjalanan yang sangat panjang, kami harus pulang di siang hari, agar sampai ke Bogor perkiraan sore/malam.
Perjalanan pulang masih seperti biasa, kami mengobrol, mendengar lagu, bahkan ada yang sudah tertidur lagi.
Di pertengahan perjalanan ada truk besar yang sedang melewati jalan yang sama seperti kami, namun kami di arahkan untuk terlebih dahulu menanjak sebelum truk besar.
Dengan perhitungan yang pas awalnya mobil kami ingin menanjak dengan aman, namun ternyata dari arah atas ada kemacetan, mobil kami seketika mati karena tidak kuat untuk menanjak.
Kami yang berada di dalam mobil panik, dan bingung karena mobil tidak bisa hidup. Warga sekitar sana dengan segara memberi ganjalan di mobil kami, agar antara mobil dan truk besar tidak terapit lagi.
Akhirnya mobil bisa kembali menanjak dengan aman, walau mobil sewa ini harus mendapatkan penyok di bagian belakang karena insiden tadi. Tapi itu semua bukan jadi masalah, yang penting kami aman dan selamat, kami juga akan bertanggungjawab untuk kerusakan mobil. Setalah kejadian tadi, suasana mobil lebih sunyi, mungkin masih terbayang dengan kepanikan tadi.
Sampailah sudah kami di Bogor, kami merasa kelelahan setelah perjalanan panjang tadi. Tetapi liburan kami kali ini di Pantai Minajaya menjadi momen yang tak terlupakan bagi kami. Meski hanya sebentar, kebersamaan yang terjalin kembali membuat liburan ini terasa begitu berharga.
Bukan tentang seberapa jauh tempat yang dituju, tapi tentang bagaimana tawa dan kebersamaan mampu mempererat persahabatan. Liburan kali ini membuat kami sadar, bahwa waktu dan jarak tak pernah mampu memisahkan kenangan yang sudah terukir.***
NABILA CIKAWATI
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB