Bogordaily.net – Gunung Prau, yang terletak di Dieng, Jawa Tengah, adalah salah satu destinasi favorit para pendaki di Indonesia. Dengan ketinggian sekitar 2.565 meter di atas permukaan laut, gunung ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan, terutama saat matahari terbit.
Dikenal dengan hamparan lahan hijau yang luas dan panorama yang memukau, Gunung Prau menjadi magnet bagi para pecinta alam dan pendaki dari berbagai kalangan.
Alasan saya dan teman-teman memilih untuk mendaki Gunung Prau adalah untuk mengeksplorasi keindahan alamnya, menikmati pemandangan yang menakjubkan, dan tentunya, menciptakan kenangan bersama.
Dalam perjalanan ini, saya ditemani oleh dua teman: Rafli Akbar, penulis yang juga merupakan pendaki pemula, Rage, teman SMA saya dari SMAN 6 Bekasi, dan Mahesa, adik kelas yang juga ketua ekstrakurikuler pecinta alam di sekolah kami.
Kami semua memiliki semangat yang sama untuk menjelajahi keindahan alam dan merasakan pengalaman mendaki yang tak terlupakan.
Persiapan dan Keberangkatan
Kami merencanakan keberangkatan pada tanggal 3 Januari 2024, dan persiapan dimulai jauh-jauh hari sebelumnya. Kami melakukan riset tentang rute pendakian, cuaca, dan perlengkapan yang diperlukan.
Selain itu, kami juga menyadari pentingnya untuk menyiapkan fisik dan mental sebelum mendaki. Walaupun Gunung Prau terkenal sebagai gunung yang ramah untuk pemula, kami tahu bahwa gunung ini tidak bisa dianggap remeh.
Trek yang curam dan iklim pegunungan yang tidak bisa ditebak membuat persiapan fisik dan mental menjadi sangat penting.
Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk membawa peralatan masing-masing, seperti tenda, sleeping bag, makanan, dan air minum.
Untuk transportasi, kami memilih menggunakan bus Sinar Jaya dan Kupu-Kupu Ayu. Saya dan Mahesa memutuskan untuk naik Kupu-Kupu Ayu, sementara Rage terpisah karena terlambat memesan tiket, yang harganya sekitar 175 ribu rupiah.
Kami berangkat dari Terminal Bekasi Timur pada pukul 19.00, dan suasana di dalam bus sangat ceria.
Kami berbincang-bincang, merencanakan aktivitas selama pendakian, dan saling berbagi cerita tentang pengalaman mendaki sebelumnya.
Perjalanan malam itu terasa panjang, tetapi semangat kami untuk mendaki Gunung Prau membuat waktu berlalu dengan cepat.
ami tiba di Terminal Mendolo sekitar pukul 04.00, dengan rasa lelah namun penuh antusiasme.
Menuju Basecamp Patak Banteng
Setelah tiba di Terminal Mendolo, kami beristirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan ke basecamp. Kami memutuskan untuk menikmati secangkir kopi hangat di warung dekat terminal sambil menikmati suasana pagi yang sejuk.
Setelah itu, kami menyewa kendaraan untuk menuju basecamp Patak Banteng dengan biaya sekitar 35 ribu rupiah per orang. Perjalanan menuju basecamp berlangsung sekitar satu jam, dan kami sampai di sana sekitar pukul 07.00.
Selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan indah pegunungan dan ladang pertanian yang menghijau. Setibanya di basecamp, kami langsung beristirahat, mandi, dan menikmati sarapan sebelum memulai pendakian.
Suasana di basecamp sangat menyegarkan, dikelilingi oleh pepohonan hijau dan udara yang sejuk. Kami juga bertemu dengan pendaki lain yang sedang bersiap untuk mendaki, dan suasana kebersamaan di antara para pendaki membuat kami semakin bersemangat.
Pendakian Gunung Prau
Setelah registrasi surat izin mendaki di pos registrasi, kami memulai perjalanan melewati perkampungan warga. Rute pendakian dimulai dengan jalan setapak yang dikelilingi oleh ladang sayuran dan kebun milik penduduk setempat.
Tantangan pertama yang kami hadapi adalah tangga pendakian yang panjang dan barang bawaan yang cukup berat. Meskipun terasa melelahkan, semangat kami tidak surut. Kami saling memberi semangat dan berbagi cerita untuk mengalihkan perhatian dari rasa lelah.
Setelah beberapa waktu, kami sampai di Pos 1 dan beristirahat sejenak untuk mengembalikan tenaga. Di Pos 1, kami menikmati camilan yang kami bawa dan mengagumi pemandangan sekitar yang mulai terlihat lebih luas.
Kami melanjutkan perjalanan hingga mencapai titik tulisan “Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng.” Di sinilah kami mulai merasakan keindahan alam yang mengelilingi kami, dengan pemandangan yang semakin menakjubkan seiring kami mendaki lebih tinggi.
Setiap langkah membawa kami lebih dekat ke puncak, dan kami tidak bisa menahan rasa kagum melihat hamparan awan yang membentang di bawah kami.
Suasana semakin mendebarkan saat kami mendengar suara burung berkicau dan angin berhembus lembut, menambah keindahan perjalanan kami.
Kami juga menyadari bahwa meskipun trek ini bisa diakses oleh pemula, kami tetap harus waspada dan menjaga stamina, karena kondisi cuaca yang berubah-ubah bisa mempengaruhi perjalanan kami.
Kesimpulan
Pengalaman pendakian ini memberikan banyak pelajaran dan refleksi bagi kami. Meskipun perjalanan ini baru dimulai, antusiasme kami untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Prau semakin membara.
Kami berharap dapat menyaksikan pemandangan yang spektakuler dan merasakan pengalaman yang tak terlupakan di puncak. Dengan semangat yang tinggi, kami melanjutkan langkah kami, siap untuk menaklukkan puncak Gunung Prau dan menikmati keindahan alam yang menanti di depan.
Setiap momen dalam perjalanan ini, dari persiapan hingga pendakian, menjadi bagian tak terpisahkan dari kenangan indah yang akan kami bawa pulang.
Kami percaya bahwa pengalaman ini tidak hanya akan mempererat persahabatan kami, tetapi juga menambah kecintaan kami terhadap alam dan petualangan.***
Muhammad Rafli Akbar