Tuesday, 1 April 2025
HomeBeritaJalan yang Tak Direncanakan, Takdir yang Menentukan: Perjalanan Akademik Bayu Suriaatmaja

Jalan yang Tak Direncanakan, Takdir yang Menentukan: Perjalanan Akademik Bayu Suriaatmaja

Bogordaily.net – Bayu Suriaatmaja Suwanda, S.I.Kom., M.I.Kom., lahir di Jakarta pada 14 November 1982. Bayu menempuh pendidikan Sarjana di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (FIKOM UNPAD) dengan jurusan Hubungan Masyarakat pada tahun 2002. Selanjutnya, Bayu melanjutkan pendidikan Magister di bidang Ilmu Komunikasi di fakultas yang sama dan meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi pada tahun 2014.

Saat ini, Bayu tengah menempuh studi Doktoral di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan fokus di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Fakultas Ekologi Manusia dan sedang dalam tahap penyelesaian disertasi.

Selama masa studinya, Bayu memiliki ketertarikannya pada bidang kehumasan dan komunikasi sehingga menjadikannya pribadi yang dinamis dan selalu ingin terus belajar. Namun, saat itu, ia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan terjun ke dunia akademik dan menjadi seorang dosen.

Ketika menempuh pendidikan tinggi, cita-citanya adalah menyelesaikan studi dan berkarier di bidang kehumasan di suatu perusahaan. Selain itu, kepribadiannya pun dirasa kurang sesuai untuk menjadi seorang akademisi, sehingga banyak orang terkejut ketika akhirnya beliau memilih jalur profesi ini.

Pada akhir tahun 2009, kesempatan yang tak terduga menghampirinya. Pamannya, yang saat itu menjabat sebagai pembimbing dari Ketua Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi IPB University (sebelum berganti nama menjadi Komunikasi Digital dan Media) saat itu—yang sedang menempuh studi S3 di FIKOM UNPAD—memberikan informasi mengenai posisi dosen yang sedang dicari.

Ketua Program Studi tersebut menanyakan kepada pamannya mengenai calon yang potensial, dan pamannya pun merekomendasikan Bayu. Setelah mempertimbangkan tawaran tersebut, Bayu akhirnya menerima dan mulai aktif mengajar di dunia akademik.

Memasuki dunia akademik bukanlah hal yang mudah bagi Bayu. Ia harus menyesuaikan diri dengan pola pikir dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Namun, berkat dedikasi dan kerja kerasnya, ia mampu beradaptasi dengan cepat.

Bayu mulai menikmati perannya sebagai dosen, terutama ketika melihat mahasiswa-mahasiswanya berkembang dan memperoleh ilmu yang bermanfaat dari apa yang ia ajarkan.

Ketua Program Studi memberikan pesan penting kepadanya, bahwa ia tidak boleh berhenti di tengah jalan. Pesan itu terus ia pegang teguh, dan hingga saat ini, Bayu tetap konsisten dalam dunia pendidikan dan pengajaran.

Pengalaman mengajar dan berinteraksi dengan mahasiswa memberikan banyak pelajaran berharga bagi dirinya. Ia menyadari bahwa menjadi seorang dosen tidak hanya tentang menyampaikan ilmu, tetapi juga membimbing, menginspirasi, dan membantu mahasiswa dalam mengembangkan potensi mereka.

Salah satu sosok yang menjadi inspirasi terbesar dalam perjalanan akademik Bayu adalah ayahnya. Ayahnya pernah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan BUMN besar di Indonesia sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun dini.

Setelah pensiun, beliau mendapatkan tawaran untuk bergabung di sebuah universitas sebagai dosen setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana. Keputusan tersebut mendorongnya untuk terus menempuh pendidikan hingga meraih gelar Doktor.

Meskipun telah berusia lanjut, semangatnya dalam berkarya dan mencetak prestasi di bidang pendidikan tetap membara.

Dorongan dan motivasi dari sang ayah inilah yang menjadi pendorong utama bagi Bayu untuk terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Bayu melihat ayahnya sebagai sosok yang luar biasa, seseorang yang tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga berkontribusi bagi kemajuan institusi tempatnya mengabdi.

Melihat perjalanan akademik sang ayah yang penuh dedikasi, Bayu Suriaatmaja semakin termotivasi untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi terbaiknya di dunia pendidikan.

Ayahnya selalu mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan harus terus dikembangkan dan dibagikan kepada orang lain. Prinsip inilah yang kemudian menjadi landasan bagi Bayu dalam menjalankan profesinya sebagai dosen.

Dari seorang mahasiswa yang bercita-cita menyelesaikan pendidikan di tingkat Sarjana dan merasa kurang sesuai untuk menjadi akademisi, Bayu akhirnya membuktikan bahwa ia mampu menapaki jenjang pendidikan tinggi dan menjadi seorang dosen.

Kini, beliau tidak hanya aktif mengajar di Sekolah Vokasi IPB University, tetapi juga mengemban tanggung jawab sebagai anggota Komisi Disiplin di institusi tersebut.

Perjalanan hidupnya menjadi bukti bahwa takdir dapat membawa seseorang ke arah yang tidak terduga. Dengan tekad dan kerja keras, seseorang dapat meraih pencapaian yang lebih besar dari yang pernah dibayangkan.

Bayu Suriaatmaja adalah contoh bahwa dengan ketekunan, seseorang bisa melampaui batasan yang pernah mereka tetapkan untuk dirinya sendiri. Dari seseorang yang awalnya tidak berencana menjadi akademisi, kini ia telah menjadi salah satu sosok penting dalam dunia pendidikan di IPB University.

Dalam beberapa tahun ke depan, Bayu berharap dapat menyelesaikan studi doktoralnya dan terus memberikan kontribusi yang lebih besar dalam dunia pendidikan.

Ia ingin mencetak lebih banyak mahasiswa yang siap menghadapi tantangan industri digital dan komunikasi yang terus berkembang.

Bagi Bayu Suriaatmaja, menjadi dosen bukan sekadar profesi, melainkan panggilan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dan menciptakan perubahan positif dalam dunia akademik maupun profesional.***

Saffana Khalista Nurisnina

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here