Bogordaily.net – Sinematografi merupakan salah satu seni dalam perfilman atau seni visual yang tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika dalam suatu film, tetapi bisa juga sebagai alat komunikasi yang efektif. Hal ini melalui elemen atau unsur visual seperti komposisi, pencahayaan, warna/color grading, dan pergerakan kamera. Dengan sinematografi para pembuat film atau pembuat naskah film dapat menyampaikan pesan, emosi, dan makna dari seni visual yang ditonton oleh penonton tanpa bergantung pada dialog verbal.
Peran Unsur Visual dalam Penyampaian Pesan
Dalam penelitian yang dipublikasi bernama MAVIB Journal, mengungkapkan bahwa sinematografi mencakup pengambilan gambar, pembangunan ide, aksi, dan emosi, yang disatukan menjadi karya visual. Pada studi ini membahas pentingnya komponen visual dasar seperti ruang, warna, gerakan, dan irama dalam mendukung penyampaian cerita dan pesan kepada penonton yang efektif.
Dampak Teknik Sinematografi terhadap Alur Cerita
Pada penelitian dalam VISWA DESIGN: Journal of Design menunjukkan bahwa teknik sinematografi, seperti angle kamera dan komposisi kamera, memengaruhi cara penyampaian pesan dan alur cerita melalui perfilman. Hal ini ditunjukkan pada studi perbandingan antara dua adaptasi film Little Women (1994 dan film 2019) mengungkapkan bahwa ada perbedaan dalam sisi sinematografi dapat berdampak yang signifikan antara adaptasi dua film tersebut pada interpretasi dan pengalaman untuk penonton terhadap cerita yang sama.
II. Teknik Sinematografi Sebagai Alat Komunikasi
Sinematografi, memainkan peran yang besar dalam menceritakan dan membentuk alur cerita. Teknik-teknik yang digunakan oleh para sutradara dan sinematografer dapat memengaruhi cara penonton memahami dan merasakan cerita yang disampaikan dari film. Terdapat banyak teknik berdasarkan di dalam penelitian jurnal seperti VISWA DESIGN: Journal of Design, yang berpengaruh terhadap penyampaian alur cerita dalam film, di antaranya seperti segi komposisi, sudut kamera, kontinuitas dan pemotongan, dan tone warna.
Sudut Kamera dan Segi Komposisi
Segi komposisi dan sudut kamera adalah salah satu teknik di dalam sinematografi yang dapat mengubah perspektif para penonton yang ada pada sebuah adegan atau mengubah perspektif karakter dalam film. Contoh yang bisa ada pada film yaitu sudut kamera yang rendah (low angle) dapat menunjukkan kesan yang memiliki kekuasaan atau superioritas pada karakter, sementara sudut kamera tinggi (high angle) dapat menunjukkan karakter yang memiliki kesan yang lemah atau dibawah. Dan komposisi gambar pada sinematografi juga memiliki peran yang penting dalam mendukung pesan cerita.
Kontinuitas dan Pemotongan
Kontinuitas merupakan teknik yang digunakan untuk memastikan alur cerita tetap terjaga, sehingga penonton merasakan bahwa setiap adegan dalam film berjalan dalam urutan yang logis dan koheren. Teknik pemotongan (editing) memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kontinuitas ini. Pemotongan yang tajam atau cepat dapat menciptakan ketegangan atau bahkan kebingungan, sementara pemotongan yang lebih lambat atau transisi yang lembut memberi kesempatan kepada penonton untuk merenung dan menyerap pesan cerita secara mendalam. Dengan pemotongan yang efektif, alur cerita dapat dipercepat atau diperlambat, membantu membangun klimaks, atau memberikan jeda yang diperlukan untuk transisi emosional dalam narasi.
Tone Warna
Dalam sinematografi, warna memiliki peran penting dalam menciptakan atmosfer, menyampaikan pesan, dan memperdalam makna sebuah film. Warna bukan sekadar elemen estetis, tetapi juga berfungsi menciptakan pengalaman emosional bagi penonton serta membantu mereka dalam memahami cerita. Setiap warna apakah itu hangat, dingin, cerah, atau suram memiliki makna simbolis yang khas, berpotensi memperkuat atau mengubah persepsi penonton terhadap karakter, setting, dan peristiwa yang berlangsung di layar. Setiap warna memiliki pengaruh psikologis yang kuat, memengaruhi perasaan penonton terhadap adegan atau narasi yang ditampilkan. Berikut ini adalah beberapa contoh:
● Merah sering diasosiasikan dengan emosi yang intens, seperti gairah, kemarahan, atau bahaya. Warna ini sering dipilih untuk menandai konflik atau momen-momen emosional yang kuat.
● Biru menyebabkan kesan ketenangan atau kesedihan. Warna ini sering digunakan dalam adegan yang mencerminkan perasaan terasing, kesepian, atau melankolis.
● Hijau dapat mewakili harapan atau pertumbuhan, namun juga bisa menandakan kecemburuan atau ketidakamanan, tergantung pada konteks yang dihadirkan.
● Kuning identik dengan kebahagiaan atau keceriaan, tetapi dapat juga menggambarkan kecemasan atau ketegangan, tergantung pada tingkat intensitasnya.
IV. Sinematografi dalam Berbagai Film
Salah satu film yang kini telah meraih banyak penghargaan adalah “Everything Everywhere All At Once”. Film ini merupakan gabungan dari genre aksi, sci-fi, dan komedi, disutradarai oleh Daniel Kwan dan Daniel Scheinert. Cerita dalam film ini mengisahkan seorang imigran Tionghoa paruh baya yang terjebak dalam petualangan yang penuh warna, di mana ia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan peradaban dunia dengan menjelajahi alam semesta lain yang terhubung dengan kehidupan sehari-harinya.
Dirilis pada 22 Juni 2022, film ini sukses besar dengan penjualan mencapai 107,6 juta USD. Prestasinya semakin naik dengan meraih 7 penghargaan di Academy Awards 2023 di Amerika Serikat, termasuk kategori Oscar untuk Film Terbaik, Aktor Utama Terbaik, Aktris Utama Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, Penyutradaraan, Penulisan (Skenario Asli), dan Penyuntingan Film.
Penelitian serupa yang kedua dilakukan oleh Fakhri Bagus Pratama Hadifahmi yang mengkaji elemen visual dalam set desain film “Parasite”. Dalam penelitian ini, Fakhri menganalisis berbagai aspek seperti komposisi, pencahayaan, pewarnaan, serta penggunaan properti yang berkontribusi pada arah seni set desain film tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa set desain dalam film mampu merepresentasikan kondisi nyata dari lingkungan yang ingin digambarkan, sekaligus berfungsi untuk menyampaikan pesan secara tersirat. Dengan demikian, unsur set desain menjadi elemen fundamental dalam membentuk bahasa visual film ini.
Dengan mengacu pada pernyataan dan penelitian yang telah dibahas, peneliti berencana untuk menganalisis tujuh aspek Komponen Visual Dasar pada film dengan menggunakan teori Bruce Block. Aspek-aspek tersebut termasuk ruang (space), garis (line), bentuk (shape), nada (tone), warna (color), gerakan (movement), dan irama (rhythm). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, fokus penelitian ini adalah pada film “Everything Everywhere All At Once” yang berhasil meraih 7 dari 11 nominasi di Academy Awards 2023.
V. Kesimpulan
Sinematografi, sebagai seni dan teknik pengambilan gambar bergerak dalam film, memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan, emosi, dan makna kepada penonton melalui elemen-elemen visual seperti komposisi, pencahayaan, warna, dan pergerakan kamera. Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dibahas, sinematografi bukan hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga sebagai alat komunikasi yang efektif yang dapat memengaruhi alur cerita dan pengalaman penonton.
Teknik-teknik sinematografi seperti sudut kamera, komposisi, kontinuitas, pemotongan, dan tone warna terbukti memiliki dampak signifikan terhadap cara penonton menginterpretasikan cerita. Sebagai contoh, penggunaan warna dalam film dapat menggambarkan emosi, simbolisme, dan memperdalam makna cerita yang tidak dapat disampaikan hanya dengan dialog.
Selain itu, studi perbandingan antara dua adaptasi film Little Women menunjukkan bahwa perbedaan teknik sinematografi dapat menghasilkan pengalaman yang berbeda bagi penonton meskipun cerita yang disampaikan tetap sama.
Film seperti Everything Everywhere All At Once dan Parasite menunjukkan bagaimana sinematografi dan elemen-elemen visual lainnya dapat digunakan secara efektif untuk menciptakan atmosfer yang mendalam, menyampaikan pesan secara visual, dan memperkuat tema yang ada dalam cerita.
Penelitian lebih lanjut mengenai komponen visual dasar pada film ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai bagaimana elemen-elemen visual berperan dalam membentuk narasi dan pengalaman penonton.
Dengan demikian, sinematografi tidak hanya menjadi unsur teknis dalam produksi film, tetapi juga berfungsi sebagai bahasa visual yang mendalam, memungkinkan pembuat film untuk mengkomunikasikan pesan secara lebih kuat dan ekspresif tanpa bergantung pada kata-kata. Sinematografi yang tepat dapat mengubah sebuah film menjadi karya seni yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mempengaruhi emosi dan pemikiran penonton secara mendalam.
Muhammad Raffi Andhika Permana