Bogordaily.net – Desain Grafis dalam Komunikasi Digital adalah sebuah bentuk seni dan komunikasi visual yang menggabungkan teks, gambar, ilustrasi, dan berbagai elemen yang ada sebagai proses penyampaian pesan atau informasi kepada khalayak.
Desain grafis digunakan untuk menciptakan visual yang menarik dan efektif dalam berbagai media, seperti cetakan, digital, dan media sosial.
Tujuan utama dari desain grafis adalah untuk mengkomunikasikan ide, mempengaruhi persepsi, dan menyampaikan informasi dengan cara yang jelas, estetis, dan mudah dipahami.
Desain grafis memiliki beberapa tujuan utama yang penting dalam komunikasi visual, Desain grafis bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pesan secara jelas dan efektif. Ini bisa berupa pesan informatif, persuasif, atau bahkan estetika.
Desain grafis telah berkembang dengan teknologi dan kebutuhan budaya, beradaptasi dengan berbagai medium dan tujuan. Dan saat ini terus menjadi bagian penting dari dunia digital yang semakin terhubung.
Desain grafis tidak hanya tentang estetika, tetapi juga fungsionalitas dalam menyampaikan pesan yang efektif dan menciptakan pengalaman yang memikat bagi audiens.
Peran desain grafis dalam komunikasi sangat penting karena desain grafis adalah salah satu cara utama untuk menyampaikan pesan visual secara efektif kepada audiens. Desain grafis tidak hanya berfokus pada aspek estetika, tetapi juga tentang bagaimana informasi atau ide dapat disampaikan dengan jelas, menarik, dan mudah dipahami.
Desain grafis membantu mengkomunikasikan informasi secara visual, yang dapat mempermudah pemahaman audiens. Melalui penggunaan gambar, ilustrasi, infografis, diagram, dan elemen visual lainnya, pesan yang mungkin sulit dijelaskan hanya dengan kata-kata dapat disampaikan dengan lebih jelas dan langsung.
Seiring perkembangan zaman, Alat untuk mendesain sesuatu saat itu menggunakan teknologi yang mengubah sudut pandang, atapun cara seniman, desainer, dan perusahaan menghasilkan sebuah konten visual, menawarkan efisiensi waktu dan biaya serta kreativitas tak terbatas yang disebut juga dengan istilah AI.
AI adalah sebuah sistem berbasis kecerdasan yang menggunakan pembelajaran ilmu pengetahuan yang mendalam tak hanya untuk mencari segala informasi, selain itu AI dapat juga digunakan dalam pembuatan desain grafis yang dikenal sebagai AI Image Generator ini adalah sistem kecerdasan buatan yang menggunakan algoritma pembelajaran mendalam seperti Generative Adversarial Networks (GANs) atau Diffusion Models, untuk menciptakan gambar dari data masukan.
Beberapa generator populer seperti DALL•E, Stable Diffusion, dan MidJourney dapat mengubah deskripsi teks menjadi gambar yang realistis atau bergaya artistik, memungkinkan pengguna untuk menghasilkan konten dengan cepat tanpa memerlukan keterampilan teknis yang mendalam.
Dalam era komunikasi digital, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam desain grafis semakin meluas. AI memungkinkan penciptaan konten visual dengan efisiensi tinggi, membantu desainer menghasilkan karya dengan lebih cepat, serta menawarkan berbagai fitur inovatif seperti otomatisasi, analisis tren, dan personalisasi desain. Namun, aspek kredibilitas dan autentisitas menjadi perhatian utama dalam penggunaannya.
Dampak yang ditimbulkan AI terhadap industri desain grafis nyatanya berdampak besar yakni pengenalan AI tidak diragukan lagi telah menggeser peran tradisional desainer grafis.
Saat ini, desainer tidak hanya harus mahir dalam perangkat lunak kreatif tetapi juga memahami cara memanfaatkan AI untuk meningkatkan pekerjaan mereka. Keahlian yang diperluas dari desainer modern mencakup kemampuan untuk mengintegrasikan dan terkadang bahkan mengkodekan solusi AI ke dalam proses mereka.
Seperti yang kita ketahui hal ini berhubungan dengan penggunaan AI yang diposting oleh salah satu akun @Prabowogibran yang memberikan info mengenai Prabowo-Gibran program makan gratis yang dibuat melalui AI, Anda mungkin telah mendengar tentang program makan gratis yang di canangkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Namun, tahukah Anda bahwa program ini akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi dalam proses penyajian makanan?. Inovasi ini menandai langkah maju dalam penerapan teknologi untuk mengatasi masalah sosial di Indonesia.
Seperti informasi yang diketahui oleh kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan memanfaatkan teknologi terbaru, seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), agar sosialisasi makan bergizi gratis di masa pemerintah Prabowo Subianto tepat sasaran.
Selain itu baru-baru ini terjadinya penggunaan trend foto bertema ala Ghilbi dengan penggunaan AI yang terintegrasi dalam ChatGPT. Tren ini muncul pada tanggal 26 Maret 2025. Sehingga dianggap sebagai generator gambar tercanggih karena mampu menghasilkan gambar yang sesuai.
Namun sebelum tren ini terjadi, Sebuah pernyataan lama Hayao Miyazaki seorang pendiri Studio Ghilbi pada tahun 2016 mengungkapkan bahwa Hayao merasa kesal setelah melihat animasi melalui demo AI, Hayao Miyazaki menyatakan bahwa dia tidak akan pernah memasukkan teknologi ini ke dalam proses kreatifnya.
Menurutnya, Ini merupakan penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri.
Sehingga penggunaan AI ini dapat menimbulkan perang argumen publik antara Pro dan Kontra. Menurut yang pro mereka berpikir bahwa AI inilah adalah sebuah teknologi yang dikembangkan ataupun bisa digunakan untuk desain grafis, illustrator secara efektif dan efisien sehingga tidak memakan banyak waktu untuk proses sketsa, mewarnai, membuat layout dan segala macamnya dengan bantuan AI sehingga menganggap kemajuan teknologi bukanlah hal yang tabu.
Sebaliknya bagi yang Kontra mereka berpikir bahwa AI dapat membawa hal negatif.
Ai dapat mengubah peran desainer, tidak hanya masalah teknologi melainkan seperti contohnya skills yang didapat oleh seorang seniman ataupun artist yang sudah bersusah payah untuk berkarya dengan kemampuan masing-masing.
ketika AI hadir, Orang awam yang menganggap dirinya lebih baik dari seniman atau orang yang tidak memiliki skill . Orang awam tersebut berbangga diri menggunakan teknologi tersebut tanpa memiliki skills apapun.
Oleh sebab itu jika mereka berpikir menggunakan simpati dan empati. Dan mereka di posisikan sebagai animator atau artist yang memiliki skill dengan perjuangan dan pembelajaran yang panjang.
Apakah mereka bisa merasakan betapa sedihnya para seniman dan artist ini, Bahwasannya karya-karya yang mereka tuangkan dalam suatu media sosial atau berbagai media hanya sia-sia bagi orang yang tidak menghargainya.
Meskipun AI semakin canggih, kreativitas manusia tetap tak tergantikan. Ilustrator yang mampu menggabungkan AI dengan kreativitas mereka akan lebih adaptif terhadap perubahan industri.
Kemampuan untuk memberikan sentuhan emosional dan keunikan dalam desain tetap menjadi keunggulan seniman manusia dibandingkan AI.
Oleh karena itu, penting bagi pembuat konten untuk menggunakan AI secara etis dan strategis. AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia.
Penggunaannya harus transparan agar audiens memahami bagaimana suatu karya dibuat.
Selain itu, penting untuk menghormati hak cipta dan karya seniman lain dengan tidak menggunakan AI untuk meniru atau mengambil inspirasi dari karya orang lain tanpa izin.
Kualitas dan nilai estetika juga harus tetap diutamakan agar AI tidak hanya digunakan untuk menghasilkan konten massal tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap audiens.
Kolaborasi antara seniman manusia dan teknologi AI dapat menjadi solusi terbaik untuk menciptakan karya yang lebih bermakna dan autentik. Dengan memahami perspektif ini, AI dapat dimanfaatkan secara bijak dan strategis, sehingga teknologi ini tidak hanya menjadi alat yang menggeser peran manusia, tetapi juga sebagai pendukung dalam menghasilkan komunikasi visual yang lebih inovatif dan bermakna.
Penggunaan AI dalam desain grafis membawa peluang sekaligus tantangan bagi dunia komunikasi digital. Di satu sisi, AI menawarkan efisiensi, aksesibilitas, dan kreativitas tanpa batas. Di sisi lain, ada tantangan etis, kredibilitas, serta dampaknya terhadap profesi seniman dan desainer grafis.
Gusti Kayleen Nicole
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB