Bogordaily.net – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi larang sekolah di Kota Bogor Study Tour ke luar kota.
Diucapkan tegas. Ia tidak sedang berpidato, tapi ditanya seorang ibu saat melihat longsor jalan Batutulis di Kota Bogor.
Diapit Walikota Bogor Dedie Rachim dan Wakil Walikota Bogor Jenal Mutaqin. Gubernur larang sekolah Study Tour ke luar kota, meskipun masih di Jawa Barat. Titik.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak suka basa-basi. Termasuk soal yang katanya “study tour” itu.
“Enggak usah,” katanya tegas menjawab pertanyaan si ibu berkacamata yang tayang dikanal YouTubenya.
Bukan karena pelit. Bukan juga karena anti liburan. Tapi karena ia tahu —terlalu banyak sekolah yang menjadikan study tour sekadar ajang selfie, bukan belajar.
Kadang lebih sibuk cari spot Instagramable daripada nilai edukatif.
“Fokus saja di sekolah. Di kota Bogor ini banyak tempat bagus,” ujarnya.
Tanpa perlu naik bis jauh-jauh. Tanpa perlu membebani orangtua.
Dedi menyebutkan alternatifnya. Bukan larangan tanpa solusi.
“Bisa meneliti Istana Batu Tulis. Gunung Salak, Pangrango. Banyak tempat bisa jadi bahan studi,” katanya.
Ia bahkan menyentil istilah kerennya.
“Outing class itu bahasa kasar. Bahasa halusnya? Ulin di luar kelas.”
Selesai. Gaya khas Dedi: ringan, mengena, dan tanpa satu pun pasal undang-undang disebutkan.
Tapi semua langsung paham: Belajar itu bukan soal ke mana pergi. Tapi ke mana hati dan pikirannya diajak berjalan.
Belakangan, kegiatan study tour atau outing class memang sering jadi sorotan.
Terlalu sering dijadikan alasan jalan-jalan, bukan lagi belajar. Biayanya pun tak main-main.
Bisa jutaan rupiah per siswa. Dan itu pun belum tentu mendidik. Yang dibawa pulang kadang hanya oleh-oleh, bukan wawasan.***