Friday, 25 April 2025
HomeBeritaLika - Liku Mencari Kampus

Lika – Liku Mencari Kampus

Bogordaily.net – Sebelumnya kenalin dulu saya Tubagus Ahmad Naufal Mubarok yang sekarang menjadi mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University, pada jurusan Komunikasi Digital dan Media. Banyak banget lika – liku perjalanan yang dihadapin sebelum jadi mahasiswa KMN ini,  KMN itu singkatan prodi saya ya.
Kebetulan saya anak bungsu dari keluarga bermarga Tubagus ini, saya memiliki satu saudara kandung yang menempuh perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung. Pada awalnya saya enggan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut, dan ingin bekerja membantu ekonomi keluarga namun gaboleh kata orang tua dan harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi mari kita mulai ceritanya…
Pada saat itu saya masih duduk dibangku kelas 12 SMA, saya sekolah di SMA Negeri 10 Kota Bogor. Saat akhir kelas 12 tentunya ada yang dinanti oleh anak kelas 12 yaitu pengumuman SNBP atau bisa dibilang jalur undangan yang meemungkinkan para siswa untuk ga ngelakuin tes untuk masuk perguruan tinggi.
Saya hanya berpasrah diri kepada YME dengan pengumuman itu, tidak memiliki harapan tinggi soal SNBP ini. Benar saja nama saya tidak ada di hari pengumuman SNBP. Tidak berharap menjadi salah satu cara saya untuk tidak putus asa dalam melanjutkan pendidikan.
Dari situ saya mulai mencari informasi tentang SNBT yang diselenggarakan oleh kementrian pendidikan di Indonesia. Ketika pendaftaran dibuka saya langsung mendaftar ke kampus dan jurusan yang saya inginkan, yaitu ITB dengan jurusan Sekolah Bisnis dan IPB dengan jurusan yang sama.
Singkat cerita saya melakukan tes itu dan berharap dengan hasil yang terbaik. Pada saat itu bisa dibilang saya salah satu orang yang paling taat dengan agama, saya memperbaiki kebiasaan saya mulai dari shalat tepat waktu dan di Masjid, ngamalin sunnah, ngaji tiap hari, sampai zikirpun saya lakukan.
Namun sayang seribu sayang doa saya belum bisa terwujud pada saat itu. Saya tidak diterima pada kampus dan jurusan yang saya inginkan. Kecewa yang cukup besar saya rasakan terhadap diri sendiri karena tidak masuk ke kampus dan jurusan yang saya inginkan. Saya pun pasrah dan memikirkan untuk bekerja terlebih dahulu baru memikirkan pendidikan selanjutnya. Ternyata rasa kecewa atau sakit hati saya tidak berhenti hanya disitu.
Tidak lama setelah berita saya ditolak oleh kampus yang saya inginkan, saya mendapat kabar bahwa orang tua saya lebih tepatnya ibu saya terkena penyakit yang serius yaitu kanker serviks, yang mengharuskan pengangkatan rahimnya, dan dokter menyarankan untuk segera dioperasi.
Perasaan sedih, kecewa, takut, sakit hati bercampur aduk begitu saja. Ibu saya dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, pada saat itu ibu saya hanya terbaring lemas di kasur rumah sakit. Saya ngobrol dengan ibu saya tentang pendidikan saya selanjutnya, dan menyampaikan keinginan saya untuk tidak kuliah.
Saya tidak kepikiran untuk lanjutkan pendidikan saya ataupun bekerja sekalipun karena saat itu yang ada dipikiran saya hanya kesehatan ibu saya. Tapi ibu saya bilang kalo ia ingin melihat kedua anaknya kuliah, saya pun menjawab “iya yaudah” karena dibenak saya takut itu adalah permintaan terakhir darinya.
Mulai dari situ saya mencari kampus di daerah Jawa Barat yang membuka jalur mandiri. Saya daftar ke beberapa kampus yang membuka jalur mandiri seperti IPB, ITB, UNPAD, UPI. Saya melakukan tes mandiri secara online pada kampus – kampus tersebut. Setelah menunggu hasilnya saya masih belum diterima di kampus manapun.
Saya cukup putus asa pada saat itu, saya bercerita kepada sahabat saya dan saya dianjurkan atau mungkin mereka nyuruh saya untuk daftar mandiri ke Sekolah Vokasi IPB. Awalnya saya tidak tau apa itu Sekolah Vokasi IPB ini, saya dijelaskan sama sahabat saya ini tentang Sekolah Vokasi IPB ini.
Lalu saya berbincang dengan ibu saya. Awalnya ibu saya tidak setuju dan menyuruh saya untuk daftar ke kampus swasta, tetapi setelah saya jelaskan ibu saya setuju untuk saya mendaftar jalur mandiri ke Sekolah Vokasi IPB. Hal itu menjadi lika-liku saya dalam meniti pendidikan.
Saya langsung bergegas mendaftar ke Sekolah Vokasi IPB ini karena hari itu adalah hari terakhir pendaftaran jalur mandiri ke Sekolah Vokasi IPB. Saya bingung saat mendaftar karena saya tidak tau jurusan apa yang harus dipilih, tidak ada yang saya inginkan pada awalnya.
Sahabat saya nyaranin buat daftar ke jurusan komunikasi karena ia juga daftar kesana. Pada saat itu saya setuju saja karena saya hanya memikirkan permintaan ibu saya saja. Singkat cerita, 2 hari sebelum ibu saya di operasi, adalah hari saya melakukan tes mandiri secara online. Ketegangan dan tekanan lebih saya rasakan pada hari itu karena ini adalah cara terakhir saya untuk masuk ke kampus negeri sesuai dengan keinginan ibu saya.
Setelah melakukan tes itu, saya langsung ngabarin ke ibu saya dan meminta doanya agar terkabul. 2 hari berlalu dan rasa takut, sedih semuanya bercampur aduk terlebih ketika ibu saya masuk ke ruang operasi. Saya kembali menjadi salah satu orang yang paling taat dengan agama sepanjang hari dan berharap ibu saya bisa sehat seperti sediakala. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan hari itu adalah pertama kali saya melihat bentuk rahim secara langsung.
Setelah beberapa hari menunggu pengumuman, hari itupun tiba. Ketegangan kembali saya rasakan karena ini jalan terakhir saya pada saat itu. Saya membuka pengumuman itu secara perlahan dan alhamdulillah Sekolah Vokasi IPB menerima saya untuk menjadi salah satu mahasiswanya dengan program studi Komunikasi Digital dan Media. Memang penuh lika-liku saat menempuhnya.
Setelah melihat pernyataan itu saya senang hingga mengeluarkan suara yang cukup besar, dan ibu saya terharu melihat perjuangan saya untuk mewujudkan permintaannya menjadi sebuah kenyataan dan ia cukup bangga dengan apa yang sudah saya usahakan untuknya.
Mungkin saya bukan orang yang sangat pintar dan cerdas tapi saya orang yang pantang menyerah, disetiap usaha akan membuahkan hasil yang memang seharusnya didapatkan. Dengan lika – liku ini menjadikan saya orang yang tidak mudah untuk menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Selalu semangat untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan. Seperti yang kita tau, saya sekarang menjadi mahasiswa Komunikasi Digital dan Media.***
Tubagus Ahmad Naufal Mubarok

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here