Bogordaily.net — Art Speaks Justice (ASJ) kembali menggelar pameran seni bertajuk ‘Ragam Selaras‘ yang menjadi medium untuk menyuarakan suara-suara yang selama ini kerap tak terdengar melalui karya seni instalasi.
Pameran ini diselenggarakan pada 28 April hingga 4 Mei 2025 di Dieu Geura Arts and Community Space, Jalan Selang No. 25, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Ketimpangan sosial masih menjadi isu serius di Indonesia, mulai dari akses terhadap lingkungan hidup yang layak, diskriminasi dalam profesi, hingga keterbatasan akses terhadap keadilan.
Kelompok rentan seperti masyarakat miskin kota, penyandang disabilitas, kelompok ragam gender, masyarakat adat, populasi kunci, dan orang dengan HIV (ODHIV) menjadi pihak yang paling terdampak oleh kesenjangan ini.
Ragam Selaras merupakan hasil dari serangkaian proses dialog warga yang merangkum keresahan masyarakat terhadap tiga isu utama air, profesi yang termarjinalkan, dan perdagangan manusia. Ketiga isu tersebut kemudian diolah secara artistik melalui lokakarya partisipatif bersama para seniman.
Dalam pameran ini, tiga karya utama yang dihadirkan antara lain “Cai Beak, Manusa Balangsak” karya GeneratifA, yang mengajak audiens merefleksikan hubungan manusia dengan ekosistem air.
“Legit” karya Mahdi Albart, yang mengkritisi ketimpangan pengakuan profesi melalui instalasi visual berbentuk sertifikat yang provokatif.
“Foucault+Delete” karya Ahmad Fauzan, yang membongkar kekuasaan tersembunyi di balik sistem sosial yang membuka ruang terjadinya perdagangan manusia.
Selain pameran dan pertunjukan seni, ASJ juga membuka ruang dialog yang melibatkan komunitas pekerja seni jalanan, peneliti sosial, hingga penegak hukum untuk mendiskusikan solusi atas ketertiban kelompok pengamen jalanan.
Di penghujung acara, pengunjung dapat mengikuti aktivasi kreatif berupa sablon gratis sebagai bentuk partisipasi aktif dalam gerakan ini.
Edo Walad, Ketua Penyelenggara, menegaskan bahwa Art Speaks Justice merupakan ruang gerak di mana seni bertemu suara komunitas untuk mendorong perubahan sosial yang lebih inklusif.
“Melalui karya seni, kami ingin menyuarakan keadilan sosial, memperluas kesadaran tentang isu kesetaraan, serta menciptakan ruang kolaborasi antara komunitas, seniman, pembuat maupun pelaksana kebijakan, dan pers,” kata Edo.
Di setiap karya yang ditampilkan, pengunjung diajak untuk tidak hanya melihat, tetapi juga mendengar, merasakan, dan bergerak bersama.
Sebab, kesetaraan bukan sekadar wacana, melainkan tindakan yang harus diperjuangkan—dengan keberanian untuk berbicara melalui karya.
Melalui “Ragam Selaras“, Art Speaks Justice mengajak publik untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan menjadi bagian dari gerakan menuju keadilan sosial yang lebih inklusif.
Pameran ini terbuka untuk umum dan berlangsung hingga 4 Mei 2025 di Dieu Geura Arts and Community Space, Bogor.***
Ibnu Galansa