Bogordaily.net – Insiden keracunan menu makanan MBG menimpa ratusan siswa di enam sekolah di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Data tersebut terkonfirmasi saat ini bertambah hingga 171 siswa mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari MBG yang disediakan oleh Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa, Bina Insani.
PC PMII Kota Bogor dengan ini menyampaikan keprihatinan sekaligus kritik tegas terhadap lemahnya kontrol dan pengawasan Pemerintah dalam mengimplementasikan program yang sangat krusial ini.
Kasus keracunan massal yang terjadi di sejumlah sekolah di Kota Bogor justru membuka mata akan lemahnya pelaksanaan program ini di tingkat lapangan. Alih-alih membawa manfaat, MBG kini justru menimbulkan kekhawatiran karena membahayakan kesehatan para siswa.
Kecerobohan ini membuktikan bahwa pelaksanaan program MBG ini terkesan dilaksanakan secara asal-asalan tanpa adanya kehati-hatian dalam menyediakan dan pengolahan bahan makanan dan tidak ada pengawasan dan keterlibatan ahli gizi sehingga menyasar ratusan siswa.
Lemahnya pengawasan terhadap penyedia catering dari pemerintah dan dinas terkait terhadap SOP kualitas pengolahan makanan perlu menjadi evaluasi serius jangan sampai program ini hanya dijadikan proyek politis bisnis belaka dan menghiraukan kualitas dan kesehatan.
Kejadian ini memperlihatkan betapa program sebesar MBG dijalankan tanpa perencanaan yang benar-benar matang, minim pengawasan, dan bahkan tampak tergesa-gesa, seolah sekadar mengejar target tanpa memikirkan keselamatan penerimanya.
“Sangat patut dievaluasi secara menyeluruh dan memberikan fasilitas terhadap para siswa yang keracunan dalam pemulihan,” ujar Ketua PC PMII Kota Bogor Abdullah Nuruz Zaini.
Insiden ini menjadi alarm peringatan untuk tidak bermain-main dalam pelaksanaan program yang menyangkut kesehatan dan keselamatan generasi penerus bangsa. Kesehatan siswa bukan proyek politis.
“Jangan korbankan masa depan anak-anak!,” kata Wakil Ketua Eksternal PC PMII Kota Bogor, Fajril Miftahul Qirom. ***