Bogordaily.net – Ketua PCNU Kabupaten Bogor Gus Abdul Somad menghadiri Pengajian Manaqib di Bojonggede, Jumat, 9 Mei 2025.
Malam baru saja turun ketika suara lantunan doa dan zikir menggema dari kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Bojonggede, Kabupaten Bogor tersebut.
Para jemaah bersarung dan berpeci duduk bersila, menyimak khidmat pembacaan manaqib Tuan Syeh Abdul Qodir Zaelani.
Sebuah tradisi spiritual yang tetap hidup meski zaman terus beranjak maju.
Di tengah barisan hadirin, tampak sosok yang belakangan menjadi sorotan di lingkungan Nahdliyin Kabupaten Bogor: Gus Abdul Somad, S.IP.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor yang baru saja terpilih untuk masa khidmat 2025–2030 itu hadir tanpa banyak protokol, menyatu dengan jemaah.
Ia duduk berdampingan dengan tuan rumah pengajian, Ustadz Aceng Audad, pimpinan MWC NU Bojonggede.
Acara malam itu bukan sekadar rutinitas bulanan. Bagi Ketua PCNU Kabupaten Bogor Gus Abdul Somad, ini adalah simbol keteguhan jemaah dalam menjaga tradisi keilmuan yang telah diwariskan para ulama pendahulu.
“Saya bangga para jemaah masih berkumpul untuk tholabul ilmi hingga malam hari,” ujarnya.
Kehadirannya malam itu bukan sekadar seremoni, melainkan pernyataan sikap: bahwa kepemimpinan di NU tak bisa lepas dari akar tradisi.
Gus Somad, yang dikenal dekat dengan kalangan muda santri dan aktivis pesantren, ingin memastikan bahwa amalan-amalan seperti pembacaan manaqib tetap mendapat tempat di tengah gempuran modernitas.
Dalam pandangannya, kekuatan NU terletak pada kesinambungan—antara nilai, tradisi, dan regenerasi.
“Kalau tidak kita rawat, siapa lagi?” katanya.
Sebuah pesan yang tak hanya ditujukan kepada jemaah malam itu, tapi juga kepada generasi baru Nahdliyin yang mulai mencari makna di tengah dunia yang terus berubah.***