Bogordaily.net – Pelajar Bogor ini curhat kenapa masuk Barak Militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Namanya Jaya. Ia dari Bogor. Tubuhnya masih remaja, tapi langkahnya kini lebih tegap. Sorot matanya lebih tajam. Nada bicaranya mantap.
“Siap, tentara!” jawabnya lantang saat ditanya soal cita-cita.
Di hadapannya, duduk lelaki berbaju putih, dengan tangan yang biasa menunjuk ke arah siapa saja. Lelaki itu: Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.
Itu terjadi di Lembur Pakuan, Subang. Tempat tinggal pribadi Dedi yang kini lebih mirip asrama baru. Tempat para remaja seperti Jaya mencari arah hidup.
Jaya bukan siapa-siapa. Ia anak yatim piatu. Bapaknya sudah tiada. Ibunya juga. Tinggal di Bogor sendirian. Kakaknya sedang kuliah di Jakarta, hidup dari sisa-sisa usaha peninggalan sang ayah. Tak ada orang tua, tapi ia belum kehilangan harapan.
Dulu, Jaya sering bolos sekolah. Merokok juga. Hidupnya ngambang. “Kenapa kamu ikut pendidikan kebangsaan?” tanya Dedi. Jawaban Jaya pelan, tapi jujur: “Karena saya sering bolos.”
Kini Jaya berubah. Merokok ditinggalkan. Ia ikut program Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi. Tidur bareng ratusan siswa dari seluruh Jawa Barat. Bangun pagi, lari, baris-berbaris, dan makan sama-sama. Disiplin. Seperti di barak militer. Karena memang semacam itu.
Di situlah ia menemukan teman. Dan pelatih. Yang seperti keluarga. Yang menegur saat salah. Tapi juga mengarahkan. Memberi semangat.
Dan kini, Jaya bukan hanya punya cita-cita. Tapi tahu bagaimana mengejarnya. “Kalau mau jadi tentara, harus mulai sekarang. Lari. Renang. Rajin,” kata Dedi.
Itulah gaya Dedi. Tidak cuma memberi panggung. Tapi juga arahan. Tidak sekadar mendengar. Tapi juga mengangkat. Harfiah. Karena kini Jaya resmi jadi anak asuh Gubernur.
Bersama yang lain, Jaya akan pindah ke Bale Pakuan. Tinggal di Bandung. Bersama Dedi. Bersama harapan baru.
Karena sejatinya, barak itu bukan soal militer. Tapi tentang menemukan kembali arah hidup. Dan keberanian menempuhnya.
Dan Jaya, pelajar dari Bogor, sudah memulainya dari Barak Militer.***