Bogordaily.net – Sosok Heri Suryana atau Jaro Midun Kades di Sukabumi yang jaminkan STNK untuk biaya rumah sakit itu bukan sedang cari sensasi.
Dia juga bukan ingin viral. Tapi dia memang bergerak cepat, di saat warganya antara hidup dan mati, ketika birokrasi belum sempat bangun dari tidur malam.
Minggu dini hari, seorang warga datang mengetuk rumahnya. Tengah malam, dingin, dan gelap. Warga itu tidak membawa surat apa-apa. Tidak membawa uang. Tidak punya KIS. Hanya membawa rasa cemas: anaknya sakit keras.
Jaro Midun, begitu ia disapa. Kepala Desa Cikahuripan, Sukabumi. Ia tak banyak tanya. Tak minta surat. Tak periksa identitas. Ia langsung nyalakan mobil, antar warga itu ke RSUD Palabuhanratu.
Pagi harinya, rumah sakit mulai menagih. Biayanya Rp1,78 juta. Di kantongnya hanya ada Rp500 ribu. Ia tahu, sistem rumah sakit tidak bisa serta-merta menerima pasien tanpa jaminan. Maka ia keluarkan STNK mobil pribadinya. “Ini jaminannya. Saya kepala desanya. Kalau belum lunas besok, hubungi saya langsung,” ucapnya tegas, sambil menuliskan nomor ponselnya.
Sosok Heri Suryana atau Jaro Midun Kades di Sukabumi yang jaminkan STNK untuk biaya rumah sakit itu bukan hanya bertanggung jawab, tapi juga tahu betul arti menjadi pemimpin. Pemimpin yang tidak hanya duduk di kursi rapat, tapi berdiri di loket rumah sakit, demi menyelamatkan nyawa warganya.
Aksi itu terekam video. Diedarkan lewat Instagram. Sampai ke tangan Dedi Mulyadi, Penjabat Gubernur Jawa Barat. Dedi tidak tinggal diam. Ia bantu lunasi sisa tagihan. Juga mengirim uang makan untuk keluarga pasien.
Publik pun ramai. Sosial media penuh pujian. Tapi Jaro Midun tak mau banyak bicara. Katanya, “Saya hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan.”
Sosok Heri Suryana atau Jaro Midun Kades di Sukabumi yang jaminkan STNK untuk biaya rumah sakit akhirnya menjadi cermin langka. Tentang bagaimana kekuasaan bisa digunakan untuk keperluan paling sederhana sekaligus paling bermakna: menyelamatkan satu nyawa manusia.
Dan itu dimulai dari STNK.***