Saturday, 7 June 2025
HomeNasionalBudi Djiwandono: Kiprah Sang Pemimpin Muda Visioner

Budi Djiwandono: Kiprah Sang Pemimpin Muda Visioner

Bogordaily.net – Diera transformasi digital dan perubahan global yang begitu cepat, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menghadirkan visi jangka panjang sekaligus memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai tantangan. Budisatrio Djiwandono atau yang lebih dikenal dengan nama Budi Djiwandono hadir sebagai representasi pemimpin muda yang tidak hanya memiliki latar belakang pendidikan internasional, tetapi juga pengalaman lintas sektor yang menjadikannya sosok menarik dalam konstelasi kepemimpinan nasional.

Perjalanan Pendidikan dan Latar Belakang Keluarga
Lahir di Jakarta pada 25 September 1981, Budi Djiwandono tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak asing dengan dunia ekonomi dan politik. Ia merupakan putra dari Joseph Sudradjad Djiwandono, mantan Gubernur Bank Indonesia periode 1993-1998, dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo, yang tak lain adalah kakak dari Presiden Prabowo Subianto.

Pendidikan formal Budi dimulai di SD Santa Theresia, dilanjutkan di SMP Pelita Harapan. Berbeda dengan kebanyakan anak Indonesia, Budi melanjutkan pendidikan menengah atasnya di luar negeri, tepatnya di Berkshire School, Amerika Serikat. Pengalaman ini menjadi awal dari wawasan global yang dimilikinya sejak usia muda.
Perjalanan akademis Budi berlanjut dengan meraih gelar Sarjana dalam bidang Government & International Relations dari Clark University, Amerika Serikat.

Kombinasi pendidikan internasional dan latar belakang keluarga yang kuat dalam bidang ekonomi dan politik memberikan fondasi kokoh bagi Budi dalam memahami kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia di masa depan.

Karier politik Budi Djiwandono dimulai dari keterlibatannya dalam organisasi sayap Partai Gerindra, TIDAR, pada tahun 2008-2016. Langkah ini menjadi awal dari perjalanan politiknya yang terus berkembang hingga saat ini.

Budi kemudian berkiprah sebagai pengurus Partai Gerindra dan pada tahun 2020 dipercaya menjadi anggota Dewan Pembina DPP Gerindra, posisi yang masih dijabatnya hingga kini.

Perjalanan Budi di kursi legislatif tidak selalu mulus. Pada Pemilu Legislatif 2014, ia mencoba peruntungan dari Dapil Kalimantan Timur namun tidak berhasil lolos.

Namun, takdir membawanya ke kursi DPR pada tahun 2017 melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW), menggantikan anggota yang meninggal dunia. Baru pada Pemilu Legislatif 2019, Budi berhasil lolos ke DPR dengan perolehan 71.207 suara.

Saat ini, Budi menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membawahi bidang pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, kelautan dan perikanan. Posisi strategis ini memungkinkannya untuk berperan aktif dalam pembentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan, isu-isu krusial bagi masa depan Indonesia.

Selain di DPR, Budi juga memegang posisi penting di Partai Gerindra sebagai Wakil Ketua Umum. Peran strategisnya semakin terlihat ketika ia dipercaya menjadi Komandan Tim Komunikasi TKN Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, yang menandai kehadirannya yang semakin menonjol di panggung politik nasional.

Terbaru, pada Juli 2024, Budi resmi menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Kalimantan Timur berdasarkan keputusan DPP Partai Gerindra. Posisi ini menjadi tantangan baru baginya untuk memperkuat konsolidasi partai di daerah, terutama menghadapi Pilkada serentak 2024.

Transformasi Personal yang Menginspirasi
Di luar kiprah politiknya, Budi Djiwandono juga menjadi sorotan publik karena transformasi personal yang ia lalui. Pada 3 Desember 2023, Budi yang semula beragama Katolik dengan nama baptis Gerardus, memutuskan menjadi mualaf di bawah bimbingan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Prosesi masuk Islam ini bahkan dihadiri oleh Prabowo Subianto, pamannya yang saat itu telah terpilih sebagai Presiden RI.

Tidak lama setelah menjadi mualaf, Budi melepas masa lajangnya pada usia 42 tahun. Ia menikahi Ludmilla FS atau Milla Gunawan pada 29 Desember 2023. Yang menarik, pernikahan ini menjadi buah bibir karena keduanya telah bersahabat selama 25 tahun, dan dikabarkan bahwa Milla adalah cinta pertama Budi sejak tahun 1996.

Transformasi personal Budi menunjukkan bahwa dalam kehidupan, keberanian untuk berubah dan mengikuti kata hati merupakan kualitas penting bagi seorang pemimpin. Hal ini juga mencerminkan keterbukaan dan kemampuan adaptasi—nilai yang sangat diperlukan dalam menghadapi dunia yang terus berubah dengan cepat.

Visi untuk Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Pemuda
Sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budi Djiwandono memiliki concern yang besar terhadap isu ketahanan pangan Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan anggaran pemerintah dan pengalihan dana ke sektor-sektor produktif, terutama sektor pangan.

“Sudah lama, keseringan, banyak alokasi anggaran itu tidak produktif, teman-teman. Ini yang mau diselamatkan, ini yang mau dialokasikan kepada sektor-sektor produktif, salah satunya pangan,” ujar Budi dalam acara Rakernas Pemuda Tani di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Jakarta.

Budi mengakui bahwa Indonesia masih bergantung pada impor untuk sejumlah komoditas strategis, dan hal ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi. Menurutnya, pemerintah saat ini tengah berupaya mengubah kondisi tersebut agar Indonesia tidak terus bergantung pada negara lain.

Yang menarik, Budi juga menekankan peran penting generasi muda dalam mewujudkan ketahanan pangan. “Tugas pemerintah itu salah satunya memberikan ruang bagi anak-anak muda yang mau menggunakan otak dan pikirannya untuk memajukan dunia pertanian di Indonesia,” ujarnya. Pandangan ini menunjukkan kesadaran Budi akan potensi besar yang dimiliki generasi muda sebagai agen perubahan dan inovasi, terutama dalam sektor pertanian.

Visi Budi untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan sektor pertanian sejalan dengan realitas bahwa pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan akan mendapatkan bonus demografi, di mana 70% penduduk akan berada dalam usia produktif. Dengan melibatkan generasi muda sejak dini dalam sektor-sektor strategis seperti pertanian, Indonesia dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan global.

Selain berkiprah di dunia politik, Budi Djiwandono juga menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan karakter bangsa melalui olahraga. Pada Oktober 2024, ia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) periode 2024-2028.

Dalam kepemimpinannya di Perbasi, Budi memaparkan delapan misi untuk membawa basket mencapai industri dan prestasi sebagai bagian dari program Indonesia Emas 2045. “Saya mengangkat tema olahraga basket mencapai industri dan prestasi menuju Indonesia Emas 2045. Ini sesuai dengan UU nomor 11 tahun 2022 tentang keolahragaan,” kata Budi.

Visinya untuk basket Indonesia tidak sekadar berfokus pada prestasi, tetapi juga pembangunan ekosistem yang berkelanjutan. Budi menekankan pentingnya kolaborasi antara Perbasi, pengurus provinsi, pengurus kabupaten, ofisial tim nasional, sponsor, dan swasta. “Olahraga basket ini bukan sekadar cabang olahraga, tapi sebagai industri. Artinya olahraga ini bukan sekadar arena kita mencari kebugaran atau kesehatan tapi juga industri,” ucapnya.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa pengembangan basket sebagai industri dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat Indonesia. “Olahraga ini harus bisa melahirkan atlet-atlet berprestasi. Sebagai industri harus bisa melahirkan lapangan kerja sebesar-besarnya bagi Indonesia,” ujarnya.

Dalam delapan misinya untuk Perbasi, Budi menekankan penyelenggaraan kejuaraan baik berskala internasional maupun nasional di semua kelompok umur, pengembangan kompetisi basket 3×3 kategori putra dan putri, pemerataan pembangunan lapangan di daerah-daerah seluruh Indonesia, serta dukungan finansial kepada pengurus provinsi. Komitmen ini menunjukkan visinya untuk membangun olahraga basket dari akar rumput hingga level profesional.

Menyiapkan Indonesia Menuju 2045: Peran Kepemimpinan yang Bijak
Melalui berbagai peran yang diembannya, baik di politik, ketahanan pangan, maupun olahraga, Budi Djiwandono menunjukkan komitmen untuk mempersiapkan generasi unggul yang akan menjadi tulang punggung Indonesia di masa depan. Pendekatan multidimensi ini mencerminkan pemahaman bahwa pembangunan bangsa memerlukan upaya yang komprehensif, tidak hanya dari segi ekonomi dan politik, tetapi juga pendidikan, olahraga, dan pembangunan karakter.

Di era digital yang terus berkembang pesat, Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan literasi digital masyarakatnya. Berdasarkan data, tingkat literasi digital Indonesia masih berada di angka 62%, jauh di bawah Korea (97%) dan rata-rata negara ASEAN (70%). Dalam konteks ini, upaya Budi untuk melibatkan generasi muda dalam berbagai sektor strategis menjadi sangat relevan.

Data juga menunjukkan bahwa anak muda merupakan kelompok yang paling aktif menggunakan internet, menandakan potensi besar mereka sebagai penggerak perubahan sosial melalui dunia digital. Dengan pendekatan yang tepat, generasi muda dapat diarahkan untuk memanfaatkan teknologi digital tidak hanya untuk konsumsi informasi, tetapi juga untuk produktivitas dan inovasi yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa.

Menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045, negeri ini bersiap untuk memanfaatkan momentum bonus demografi sebagai katalisator untuk mencapai status negara maju. Dalam perjalanan ini, kepemimpinan yang bijak dan bervisi jangka panjang seperti yang ditunjukkan Budi Djiwandono menjadi sangat penting.

Sebagai pemimpin muda dengan latar belakang pendidikan internasional dan pengalaman lintas sektor, Budi memiliki posisi strategis untuk menjembatani kesenjangan antara generasi dan mentransfer nilai-nilai kepemimpinan kepada generasi muda. Pendekatan multidimensinya dalam pembangunan—dari politik, ekonomi, hingga olahraga—menunjukkan pemahaman bahwa untuk menciptakan generasi emas, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang mencakup pengembangan intelektual, karakter, dan keterampilan praktis.

Di era digital yang ditandai dengan arus informasi yang begitu cepat dan berlimpah, kebijaksanaan dalam mengolah dan memanfaatkan informasi menjadi kualitas penting. Melalui berbagai platform dan posisi strategisnya, Budi dapat berperan dalam menumbuhkan literasi digital dan kecerdasan dalam bermedia sosial di kalangan generasi muda, mengingat bahwa transformasi digital yang kini mewarnai berbagai aspek kehidupan membutuhkan panduan nilai yang kuat.

Visi Budi untuk ketahanan pangan, pengembangan olahraga, dan pemberdayaan pemuda sejalan dengan upaya mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan global pada 2045. Dengan pendekatan yang tepat dalam membekali generasi muda dengan keterampilan abad 21—berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi—serta nilai-nilai kebijaksanaan dalam menggunakan teknologi, Indonesia dapat membangun generasi emas yang tidak hanya unggul secara kompetitif tetapi juga bijak dalam menghadapi kompleksitas dunia modern.

Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, sosok pemimpin seperti Budi Djiwandono mengingatkan kita bahwa pembangunan bangsa yang berkelanjutan membutuhkan keseimbangan antara inovasi dan kebijaksanaan, antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan, serta antara pencapaian individu dan kesejahteraan kolektif. Dengan terus mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai ini kepada generasi muda, kita dapat membangun fondasi kokoh untuk Indonesia yang maju, berdaya saing, dan bijak di tengah tantangan global abad 21.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here