Saturday, 14 June 2025
HomeNasionalPabrik Coca Cola di Bali Tutup Mulai 1 Juli 2025, 70 Karyawan...

Pabrik Coca Cola di Bali Tutup Mulai 1 Juli 2025, 70 Karyawan Kena PHK!

Bogordaily.net – Kabar kurang menyenangkan datang dari dunia industri di . PT Bottling Indonesia resmi mengumumkan akan menutup operasional pabrik yang berada di Kabupaten Badung mulai 1 Juli 2025.

Imbas dari penutupan ini, sebanyak 70 karyawan harus menerima kenyataan pahit mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kepastian itu disampaikan langsung oleh pihak manajemen saat menggelar pertemuan dengan Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Kabupaten Badung pada Selasa, 10 Juni 2025 lalu.

Menurut Kepala Disperinaker Badung, I Putu Eka Merthawan, sebagian besar karyawan yang terkena PHK bekerja di divisi produksi.

Dari total 70 orang, sebanyak 52 di antaranya dipastikan kehilangan pekerjaan. Sementara itu, 3 orang lainnya bersedia dipindah-tugaskan ke kantor di Jakarta dan Surabaya.

“Mayoritas pekerja yang di-PHK bekerja pada divisi produksi. Kami menerima laporan saat pertemuan itu bahwa pabrik di Badung akan ditutup efektif per 1 Juli 2025,” ungkap Eka Merthawan, dikutip Jumat 13 Juni 2025.

Ia menambahkan, selain di pabrik Badung, ada pula 15 pekerja yang bertugas di area Jalan Nangka, Denpasar, yang juga terdampak kebijakan ini.

Perusahaan Janji Bayar Hak Karyawan dengan Layak

Meski keputusan ini mengejutkan banyak pihak, perusahaan memastikan tidak akan lepas tangan. berkomitmen memberikan hak-hak karyawan sesuai regulasi, bahkan melebihi standar yang ditetapkan dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

“Selain hak-hak pekerja sesuai dengan ketentuan tersebut, perusahaan juga bersedia memberikan tambahan pesangon. Besarannya 6 kali upah ditambah BPJS ketenagakerjaan masih dibayar 10 kali sejak ditutup, diberikan kepada masing-masing pekerja,” kata Eka Merthawan.

Langkah ini pun dianggap sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap para pekerjanya yang terdampak langsung akibat penutupan pabrik.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak mengenai alasan utama di balik keputusan menutup pabrik di .

Namun sejumlah spekulasi menyebutkan efisiensi operasional dan pergeseran strategi distribusi bisa jadi faktor utamanya.**

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here