Thursday, 19 June 2025
HomeTravellingPerjalanan dari Bogor Menuju Senayan Park, Jakarta Pusat 

Perjalanan dari Bogor Menuju Senayan Park, Jakarta Pusat 

Bogordaily.net – Pada Minggu, 23 Januari 2025. Saya, papih, dan dua adik, memutuskan untuk menjemput mami yang pada saat itu sedang ada pekerjaan sebagai Makeup Artist di Jakarta. Beliau pulang sore, dan memutuskan untuk pergi makan dan mencari hiburan terlebih dahulu bersama teman-temannya yang lain. Saat itu, keputusan tempatnya berada di “Senayan Park”. Maka, saya dan beberapa anggota keluarga lainnya sibuk bersiap-siap pada sore harinya untuk menjemput ke Senayan Park yang berada di Jalan Gerbang Pemuda No. 3, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10270. Sebagai gambaran awal, “Senayan Park” adalah pusat gaya hidup modern di Jakarta yang menawarkan berbagai pilihan hiburan, dan tempat makan.
Satu adik saya yang masih berumur dua tahun, tentu sangat senang mendengar akan pergi menjemput mami. Maka dari itu, dalam mempersiapkan perjalanan ke Senayan Park ini, saya bukan hanya bersiap-siap untuk diri saya sendiri, melainkan turut mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk adik saya yang masih kecil, seperti membawa beberapa perlengkapan (baju & celana pengganti). Setelah semua perlengkapan dikemas dengan baik, kami berangkat ke Senayan Park dengan menaiki mobil.
Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar satu jam lebih. Adik saya yang masih kecil tersebut, tampak sangat antusias melihat berbagai objek yang dia temukan selama perjalanan. Di umurnya yang masih sangat belia, adik kecil satu itu memang belum lancar bicara, namun sepanjang perjalanan, kami yang sudah dewasa turut serta menanggapi obrolannya tentang objek yang dia lihat, seperti pepohonan rindang di sisi kanan dan kiri, mobil-mobil yang melaju cepat di sepanjang jalan tol, dan sesekali ada kereta yang lewat di bagian atas jalan.
Dia sangat suka kereta, sehingga setiap kali ada kereta yang melintas, dia langsung berdiri dan menghadap belakang (agar bisa memandangi kereta dengan waktu yang cukup lama). Tidak hanya sampai di situ, ternyata anak kecil selalu menangkap apa yang pernah dilihatnya, walaupun mungkin tidak sering. Tapi dia sangat tertarik pada gerbang tol, dimana kartu akan ditempelkan untuk bisa membuka palang. Setiap kali mau memasuki gerbang tol, adik kecil ini juga langsung berdiri, dan siap melihat aksi papi-nya dalam membayar tol menggunakan kartu yang ditempel.
Anak kecil memang selalu bisa memberikan kesan yang lucu, menarik, dan bahkan tidak terduga di setiap perjalanannya. Terkadang dia sangat terkejut dengan apa yang baru ditemuinya di jalan, terkadang dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selama dia melakukan perjalanan, dan bahkan tiba-tiba bisa saja menangis tanpa diketahui secara pasti apa penyebabnya, terlebih adik saya masih berusia dua tahun, belum lancar berbicara.
Jadi ketika menangis, saya dan anggota keluarga yang lain pun harus menebak-nebak apa kemauan dia. Misalnya saja seperti di perjalanan kali ini. Awal-awal perjalanan memang dilalui dengan hal yang mulus, banyak objek yang dia nikmati, tapi lama kelamaan, adik saya menangis dan memegangi perut. Ternyata setelah ditebak, adik kecil saya itu ingin makan, dia lapar, dan ingin segera turun.
Di saat-saat seperti itulah yang menjadi tantangan bagi kami sebagai orang dewasa untuk membuat dia tenang. Tantangan menariknya adalah ketika saya sudah hidup di dunia digital, dan rasa-rasanya selalu ingin langsung memberikan tontonan kartun. Karena dengan cara itu, biasanya adik saya langsung terdiam, apalagi jika tontonannya terdapat kereta.
Tapi setelah dipikir kembali, saya maupun anggota keluarga yang lain, memutuskan untuk tidak melakukannya. Kami lebih memilih untuk mengalihkan perhatian si kecil dengan cara bercerita panjang lebar dengan apa yang ada di perjalanan. Semua objek yang dilihat, kami sebutkan satu per satu, hingga entah mengapa setelah itu banyak kereta yang melintas. Membuat adik kecil saya semakin lupa dengan rasa laparnya, dan beralih melihat kereta yang melaju dengan kecepatan biasa, sama dengan mobil.
Perjalanan yang panjang, biasanya diisi dengan mainan yang dia punya di rumah. Tapi sayangnya tidak saya bawa. Namun, justru pada saat inilah usaha saya dan keluarga saya dalam mengobrol dengan anak kecil diuji. Bagaimana caranya supaya dia tetap bisa nyaman walaupun  belum terlalu mengerti bahasanya.
Bagaimana kemudian kosakata kami diuji, karena mengobrol dengan anak kecil itu ternyata harus bisa tau banyak, tidak harus yang berat-berat, misalnya hanya sekedar mendeskripsikan warna pohon, apakah disana ada buah atau burung yang hinggap, daun-daunnya banyak, tertiup angin atau tidak, dan lain sebagainya. Mungkin kesannya sangat sederhana, tapi pada saat melakukannya, butuh pikiran yang cepat untuk mengeluarkan semua kata-kata demi membuat anak kecil ini bisa teralihkan fokusnya. Jika bercerita sudah tidak berguna, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah dengan bernyanyi.
Bernyanyi dari hal yang dia suka, misalnya kereta. Maka sepanjang perjalanan, kami akan menyanyikan lagu kereta untuk si kecil, sambil tepuk tangan supaya meriah, dan membuat si kecil aktif bergerak. Kalau sudah bosan, baru ganti lagu yang lain. Dengan hiburan-hiburan yang diberikan selama perjalanan, membuat si kecil kelelahan, hingga membuatnya tertidur.
Terlebih pada saat perjalanan, tiba-tiba hujan datang, membuat suasana semakin nyaman untuk tidur. Pada akhirnya adik kecil itu tertidur di pangkuan saya. Semenjak dia tertidur, biasanya selintas suka memikirkan momen-momen bersama dia. Dan selintas pula, saya merasa senang karena bisa mengalihkan dia untuk terus tersenyum, tertawa, dan bertepuk tangan, hanya karena mendengar nyanyian atau cerita saya dan anggota keluarga lainnya di dalam mobil. Artinya, selama perjalanan, dia berhasil untuk tidak menonton melalui gadget.
Satu jam berlalu, akhirnya perjalanan kami sekeluarga telah sampai. “Senayan Park”, yang ada di Jakarta Pusat itu benar-benar memiliki banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. Sampai di sana, langsung menyambut hangat mami yang baru pulang bekerja bersama teman-temannya. Karena selama perjalanan, adik kecil kami sudah menangis meminta makan, akhirnya kami putuskan untuk membeli makan terlebih dahulu.
Kami makan bersama di sana, menikmati kebersamaan yang saat ini sudah jarang dirasakan. Saling berbagi cerita satu sama lain, termasuk cerita selama menempuh perjalanan ke “Senayan Park”. Kemudian, beranjak dari tempat makan, saya dan keluarga lanjut berjalan-jalan mengelilingi tempat menarik ini hingga malam tiba. Ternyata pada malam hari, lebih indah. Banyak lampu-lampu yang menyala, tempat wisata pun dibuka untuk umum, seperti perahu yang harus didayung sendiri, dan disana ada angsa juga.
Perjalanan ini sangat menyenangkan, belajar dari si kecil yang selalu ingin tahu segalanya, membuat kami para orang dewasa harus berusaha untuk menyeimbangkan obrolan yang mungkin bahasanya harus lebih disederhanakan kembali. Tapi dari itu, kami juga belajar, bahwa anak kecil sangat butuh perhatian untuk tumbuh kembangnya.***
Wanda Fithriana 
Mahasiswa Komunikasi Digital & Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here