Bogordaily.net – Dugaan permainan kursi siswa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SDN Sukadamai 3 Kota Bogor tahun ajaran 2025, ramai diperbincangkan orang tua siswa.
Tudingan terjadi permainan kursi calon siswa, lantaran salah seorang calon siswa yang domisilinya berjarak 300 meter dari SDN Sukadamai 3, Tanah Sareal, tidak diterima pihak sekolah.
Salah seorang orangtua siswa berinisial RAK, menduga bahwa, Kepala Sekolah SDN Sukadamai 3 Kota Bogor Ahmad Askolani, bermain api menjadikan kursi sebagai komoditi yang bisa dipermainkan.
RAK menyebut bahwa dirinya sudah bertemu dengan Ahmad Askolani, pada Februari 2025 lalu. Dalam pertemuan itu disepakati jika anak RAK diterima sebagai siswa baru di SDN Sukadamai 3, Kecamatan Tanah sareal, Kota Bogor.
“Jarak dari sekolah ke rumah sekitar 300 meter, ketika saya tanya apakah bisa didaftarkan ke SDN Sukadamai 3, kepala sekolah bilang bisa,” tegas RAK
Selanjutnya, kata RAK, ia mendaftarkan anaknya sekitar seminggu yang lalu melalui jalur online domisili. Hasilnya calon siswa tersebut ditolak.
Kepala Sekolah SDN Sukadamai 3 Ahmad Askolani dinilai ingkar janji, bahwa SDN Sukadamai 3 Kota Bogor bisa menerima anak RAK melalui jalur domisili.
Oleh karena itu RAK mencoba untuk mengecek sistem PPDB SDN Sukadamai 3 Kota Bogor mengenai jumlah kuota kursi yang sudah terpenuhi oleh pendaftar.
Alhasil, masih ada kursi PPDB SDN Sukadamai 3 Kota Bogor yang masih kosong dan bisa menerima siswa.
Anehnya seorang yang termaktub dalam lempar penerimaan tidak jelas tolak ukurnya.
“Saya menduga kursi yang masih kosong di SDN Sukadamai 3 ini sudah pesanan, saya berharap Pemkot Bogor untuk segera memecat kepala sekolah tersebut dan diganti dengan yang mempunyai kredibilitas,” jelas RAK.