Bogordaily.net – Tindakan pemukulan terhadap seorang perempuan di sebuah toko sembako di Ciomas, Kabupaten Bogor, kembali menunjukkan betapa tipisnya batas antara emosi dan kekerasan.
Kejadiannya Kamis sore, 26 Juni 2025. Lokasinya di Toko Sembako Alam Tirta Lestari. Tepat pukul 16.56 WIB, sebuah kamera CCTV merekam insiden yang kini ramai diperbincangkan warga sekitar.
Dalam video berdurasi singkat itu, seorang perempuan berbaju hijau terlihat sedang berbicara santai dengan karyawan toko, di dekat kasir.
Suasana tenang berubah dalam hitungan detik. Datang seorang perempuan lain—berkerudung merah—yang diduga tidak sengaja menendang si perempuan berbaju hijau.
Lalu dimulailah cekcok.
Si perempuan berkerudung merah, setelah insiden kecil itu, terlihat menghampiri seorang pria yang berdiri tak jauh dari situ.
Mungkin mengadu. Atau mungkin hanya bereaksi. Tapi yang pasti, si pria tersebut langsung melangkah ke arah perempuan berbaju hijau, dan tanpa kata, tangannya lebih dulu bicara.
Hidung patah. Darah mengucur. Toko seketika sunyi.
Kata orang, emosi itu iblis yang menyamar. Dan pada sore itu, di toko sembako yang harusnya jadi tempat belanja kebutuhan harian, emosi berubah jadi tragedi.
Belum diketahui pasti hubungan antara si pria dan kedua perempuan tersebut. Polisi masih menyelidiki.
Tapi satu hal yang sudah terang: korban mengalami luka serius, dan hasil pemeriksaan medis menyebut adanya patah pada tulang hidung.
CCTV yang merekam kejadian kini menjadi bukti utama. Sebuah kamera sederhana yang tak pernah tidur, tapi merekam segalanya.
Kekerasan memang tak kenal tempat. Bisa terjadi di sudut mana saja. Bahkan di tempat yang setiap harinya jadi langganan ibu-ibu belanja telur dan beras.
Dan sore itu, pemukulan di toko sembako di Ciomas Bogor adalah  satu tindakan tangan mematahkan lebih dari sekadar tulang. Ia meretakkan rasa aman.***