Bogordaily.net – Denny Mulyadi dilantik jadi Sekda Kota Bogor, ia juga punya janji yang harus dikerjakan.
Hari Senin, 30 Juni 2025. Aula Balaikota Bogor cukup ramai dan hangat. Tak ada tepuk tangan yang berlebihan. Tapi sorotan mata para kepala dinas dan pejabat eselon dua cukup jadi pertanda: ini bukan sekadar pelantikan biasa.
Denny Mulyadi berdiri di depan, wajahnya tenang. Kini, ia resmi menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor.
Mulai efektif per 1 Juli 2025. Tak banyak basa-basi, ia langsung memberi pernyataan pendek, padat, dan terukur: “Besok saya langsung kerja.”
Begitulah Denny, mantan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Bogor itu.
Bukan tipe pejabat yang gemar seremonial. Ia langsung menyebutkan misi utamanya: mengakselerasi program dan janji Wali Kota Dedie Rachim dan Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin untuk 2025-2030.
36 OPD, 4 BUMD, dan 1 BLUD.
Bukan angka main-main. “Itu yang akan saya orkestrasi,” katanya. Kata “orkestrasi” itu ia ucapkan dengan tegas.
Seolah Bogor ini sebuah simfoni besar yang sudah lama menunggu konduktor.
Ia sadar, tugasnya tak ringan. Tapi ia seperti sudah tahu apa yang akan dihadapi. Maka ia membagi dua prioritas awal.
Pertama: PAD.
Pendapatan Asli Daerah. Denny ingin ada peningkatan. Caranya? Bukan menaikkan pajak. Tapi memperbaiki pelayanan.
“Perizinan yang lama harus jadi cepat,” katanya, tanpa keraguan. Ucapan itu mengarah langsung ke jantung birokrasi Kota Bogor.
Kedua: Sampah.
Ini masalah klasik. Tapi ia memilih tidak banyak janji. “Saya akan tugaskan asisten untuk memetakan masalah,” ujarnya.
Ia tak menjanjikan Bogor bebas sampah dalam seminggu. Tapi ia menjanjikan dimulainya perbaikan.
Janji Denny setelah dilantik jadi Sekda Kota Bogor mungkin terdengar sederhana.
Tapi dalam politik birokrasi, kesederhanaan itu justru kekuatan. Ia tidak membuat publik terpesona, tapi membuat semua kepala dinas pasang telinga.
Dan mungkin, itu justru awal dari sebuah kerja yang sungguh-sungguh.***