Bogordaily.net – Irjen Pol Dadang Hartanto Akpol tahun berapa? Pertanyaan ini tiba-tiba ramai dicari.
Jawabannya: 1994. Lulusan Akademi Kepolisian tahun itu kini memimpin langsung upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang dipusatkan di kawasan Monas, Jakarta.
Tidak sembarang jenderal. Irjen. Pol. Prof. Dr. H. Dadang Hartanto, S.H., S.I.K., M.Si. bukan hanya jenderal bintang dua, tapi juga profesor.
Kariernya panjang, sabar, dan sistematis. Ia termasuk jenderal yang dikenal tenang dan tidak banyak bicara ke media. Tapi sekali bicara, langsung fokus ke substansi.
Dan kali ini, dia bicara lewat langkahnya: berdiri gagah sebagai Komandan Upacara Hari Bhayangkara ke-79 yang diinspeksi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Di samping presiden, berdiri pula Wapres Gibran Rakabuming Raka, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Irjen Pol Dadang Hartanto Akpol tahun berapa? Pertanyaan itu kembali mengemuka karena kiprah dan posisi barunya.
Sejak 20 September 2024, ia menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Lemdiklat Polri—satu lembaga pencetak pemikir di tubuh kepolisian.
Ia menggantikan jenderal sebelumnya dan langsung membawa suasana akademik yang lebih hidup di lembaga itu.
Jabatan akademis bukan hal baru baginya. Ia pernah menjadi Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I.
Tapi sebelumnya, medan lapangan juga sudah dijajalnya: dari Kapolsek Senen (2005), Kapolres Subang (2009), Kapolres Cianjur (2011), Wakapolrestabes Bandung (2012), hingga Kapolrestabes Medan (2017).
Tak heran bila namanya disebut-sebut sebagai salah satu jenderal dengan rekam jejak lengkap: lapangan dan akademik.
Ia pernah pula menjadi Koorspripim Polri, posisi yang sangat strategis—berarti dipercaya penuh oleh pucuk pimpinan saat itu.
Irjen Pol Dadang Hartanto Akpol tahun berapa? Lulusan 1994 ini lahir 24 November 1971. Usianya kini 53 tahun.
Dalam usia itu, ia sudah mengantongi gelar profesor dan memimpin lembaga pendidikan tinggi kepolisian.
Kombinasi intelektual dan pengalaman membuatnya seperti figur polisi ideal: tidak hanya bisa mengatur lalu lintas dan keamanan, tapi juga membangun narasi dan masa depan kepolisian.
Sebagian menyebutnya teknokrat, sebagian lagi menyebutnya pemikir yang sabar.
Tapi bagi banyak juniornya, Irjen Dadang adalah dosen dan atasan yang tidak mudah menilai orang dari laporan saja. Ia turun. Ia tanya. Ia amati langsung.
Upacara Hari Bhayangkara ke-79 hari ini jadi panggung kecil dari perjalanan panjangnya di Polri.
Tapi bisa jadi, ini juga semacam pengantar: untuk tugas-tugas yang lebih besar di masa depan. Sebab jenderal profesor seperti dia, tidak lahir setiap tahun.***