Bogordaily.net – Kapolres Bogor kini berganti komandan. AKBP Wikha Ardilestanto resmi ditunjuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolres Bogor yang baru, menggantikan AKBP Rio Wahyu Anggoro.
Penunjukan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1421/VI/KEP./2025 yang diteken pada 24 Juni 2025, dan berlaku efektif mulai akhir bulan ini.
Pergantian Kapolres Bogor bukan sekadar mutasi rutin. Ia adalah sinyal regenerasi sekaligus respons terhadap dinamika keamanan di wilayah Kabupaten Bogor—sebuah kawasan strategis di penyangga Ibu Kota dengan beragam tantangan: dari kriminalitas, kemacetan kawasan wisata, hingga konflik sosial.
Wajah Baru di Cibinong
Profil AKBP Wikha Ardilestanto sebelumnya tidak banyak muncul di pemberitaan publik.
Namun di internal Polri, namanya dikenal sebagai perwira muda yang matang secara organisasi.
Sebelum menjabat Kapolres Bogor, Wikha bertugas sebagai Kasubbag Bungkol di Spripim Mabes Polri—sebuah jabatan teknis yang mengharuskannya berinteraksi dengan banyak lini, termasuk urusan koordinasi antar pimpinan.
Kini, ia ditempatkan di Kabupaten Bogor. Wilayah yang padat, luas, dan sering jadi pusat perhatian nasional.
Dengan lebih dari lima juta penduduk dan kontur wilayah yang bervariasi dari hutan hingga permukiman padat, jabatan Kapolres Bogor bukan panggung biasa.
Gantikan AKBP Rio Wahyu Anggoro
AKBP Rio Wahyu Anggoro yang sebelumnya memimpin Polres Bogor dipindahtugaskan menjadi Kabagdalpres Ro SDM Polda Metro Jaya.
Mutasi ini, menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, merupakan bentuk penyegaran dalam organisasi.
“Mutasi jabatan merupakan proses alamiah sebagai bentuk pengembangan karier dan pemenuhan kebutuhan organisasi. Ini juga mencerminkan komitmen Polri dalam menjaga profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat,” kata Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Rabu (25/6).
Tantangan Menanti di Bogor
Sebagai Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto akan menghadapi banyak tantangan.
Mulai dari kepadatan arus kendaraan wisata di Puncak setiap akhir pekan, dan potensi konflik agraria di kawasan pinggiran.
Kapolres Bogor bukan sekadar jabatan struktural. Ia adalah figur utama dalam menjaga harmoni sosial di wilayah dengan tingkat keragaman yang tinggi. Dan kini, semua mata tertuju pada AKBP Wikha Ardilestanto.
Apakah ia mampu menjawab tantangan itu dengan kepemimpinan yang cepat dan tepat? Waktu yang akan bicara. Yang jelas, jabatan Kapolres Bogor kini berada di tangan orang baru—dengan tanggung jawab lama yang tak pernah ringan.***