Bogordaily.net – Acara helaran pesta rakyat Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang diselenggarakan di lapangan outdoor GOR Padjajaran pada Jum’at malam, 25 Juli 2025 menyisakan sekelumit cerita sedih bagi sebagian masyarakat Kota Bogor.
Acara budaya yang dihadiri oleh sejumlah tokoh, seniman ternama hingga ribuan warga Kota Bogor tersebut dinodai oleh aksi kriminal yang dilakukan oleh gerombolan copet.
Beberapa warga Bogor yang hadir pada acara tersebut dikabarkan kehilangan handphone hingga dompet.
Menanggapi peristiwa itu, Direktur Lembaga Bantuan Hukum Pemuda (LBH) DPD KNPI Kota Bogor, Desta Lesmana, S.H sebut Panitia Acara Heleran Budaya KDM perlu dievaluasi.
“Pertama, kami sangat prihatin atas hilangnya sejumlah barang berharga milik warga Kota Bogor yang antusias mendatangi heleran budaya tersebut. Bagi kami, aksi kriminal itu sebenarnya bisa dimitigasi bilamana standar keamanan diterapkan dengan baik oleh panitia acara,” ucap Desta.
“Kedua, kami menilai komunikasi yang dibangun oleh Panitia Acara tersebut cukup buruk. Sejak panggung itu hendak dipasang di lapangan outdoor GOR Padjajaran, tidak ada satupun dari panitia yang mau bertamu ke kantor DPD KNPI Kota Bogor,” tambah Desta.
“Padahal posisi panggung yang mereka pasang itu tepat di sebelah kantor kami. Dan tidak ada satupun dari panitia acara yang mau berkunjung kesini,” ucap Desta.
Namun ketika acara berlangsung pada Jum’at malam, Desta menyebut bahwa halaman depan kantor DPD KNPI Kota Bogor tiba-tiba berubah jadi area parkir motor.
“Dalam hal ini kami ingin tegaskan, bahwa kami sangat terbuka kepada semua warga yang ingin memanfaatkan area kami untuk parkir kendaraan,” kata Desta.
“Tapi satu hal yang kami sangat sayangkan adalah buruknya komunikasi yang dibangun oleh panitia acara tersebut dengan warga sekitar, termasuk kami. Padahal tidak ada salahnya mereka datang kemari dan izin untuk memanfaatkan lahan kami untuk parkir kendaraan,” katanya.
Di akhir kesempatan, Desta Lesmana sebut LBH KNPI Kota Bogor siap mendampingi masyarakat yang menjadi korban copet di Heleran Budaya.
“Kami buka pintu selebar-lebarnya untuk warga yang menjadi korban copet. Kami siap dampingi dan perjuangkan sampai mereka kembali mendapatkan hak-haknya,” tegasnya.***