Monday, 1 September 2025
HomeNasionalBlackberry Balik Lagi! Bukan Buat BBM-an, Tapi Jadi Gaya Hidup

Blackberry Balik Lagi! Bukan Buat BBM-an, Tapi Jadi Gaya Hidup

Bogordaily.net – Ponsel Blackberry, yang dulu jadi simbol status sosial di era 2000-an, kini mendadak viral lagi dan bukan karena fitur canggihnya.

Fenomena unik ini justru dipicu oleh anak-anak muda Gen Z yang rata-rata belum pernah merasakan era kejayaan ponsel berkeyboard QWERTY ini.

Tren ini pertama kali meledak di TikTok. Tagar #blackberry membanjiri lini masa dengan video-video anak muda membeli Blackberry bekas dari toko online, memamerkan desain klasik dan suara derit tombol fisiknya, sampai menggunakannya untuk konten ASMR.

Bukan untuk dipakai chatting atau kerja, tapi lebih ke estetika dan nostalgia yang ternyata nggak harus kamu alami dulu buat kamu kangenin sekarang.

Yang lebih menarik, muncul pula petisi online yang mendorong agar Blackberry kembali diproduksi.

Petisi ini dibuat oleh Kevin Michaluk, pendiri media teknologi CrackBerry, lewat situs www.bringbackblackberry.com.

Dalam tulisannya, Kevin menyebut kebangkitan Blackberry bukan karena perusahaan merilis produk baru, melainkan karena Gen Z menganggap perangkat ini “keren lagi.”

“Blackberry kembali. Bukan karena perusahaan itu memproduksi ponsel baru, tapi karena generasi TikTok menganggapnya keren. Lagi,” tulis Kevin di laman CrackBerry.

Kenapa Gen Z Kepincut?

Buat banyak Gen Z, memakai Blackberry adalah bentuk ‘perlawanan’ terhadap kecanduan smartphone modern.

Di tengah arus notifikasi tanpa henti dan doomscrolling berjam-jam, Blackberry dianggap sebagai alat komunikasi yang ‘lebih sehat’.

Tidak ada TikTok, tidak ada Instagram, tidak ada YouTube cukup SMS, telepon, dan mungkin email kalau masih bisa.

Harga juga jadi alasan kuat. Di saat iPhone terbaru bisa tembus puluhan juta rupiah, Blackberry bekas bisa dibeli dengan harga ratusan ribu hingga 1 jutaan.

Cukup murah untuk jadi mainan estetik sekaligus properti konten di media sosial.

Menurut Pascal Forget, kolumnis teknologi asal Kanada, tren ini mencerminkan keinginan banyak anak muda untuk hidup lebih ‘sederhana’.

“Dulu smartphone menyenangkan, sekarang orang kecanduan. Mereka ingin kembali ke masa-masa sederhana,” ungkapnya.

Blackberry Keren, Tapi Jangan Lupa Udah ‘Mati’

Meski viral, perlu diingat bahwa sistem operasi Blackberry OS secara resmi sudah dimatikan sejak Januari 2022.

Artinya, fungsi-fungsi seperti BBM, email native, dan browser bawaan tidak lagi berjalan.

Tapi justru itu yang dicari anak muda sekarang ponsel yang nggak terlalu “pintar” tapi tetap fungsional buat sekadar balas chat dan telepon.

Keterbatasan Blackberry justru menjadi daya tarik. Banyak yang memakainya untuk “digital detox” atau membatasi penggunaan media sosial tanpa harus benar-benar lepas dari dunia digital.

Lebih dari Sekadar Gadget, Blackberry Jadi Statement Gaya Hidup
Bagi sebagian besar anak muda yang kini berburu Blackberry, perangkat ini bukan cuma alat komunikasi.

Blackberry berubah jadi fashion statement, properti konten, bahkan simbol gaya hidup yang anti-mainstream.

Fenomena ini membuktikan bahwa teknologi lama bisa bersinar kembali jika diberi makna baru oleh generasi berikutnya. Siapa sangka, ponsel yang dulu dianggap kuno kini malah jadi idola anak muda kekinian.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here