Bogordaily.net – Suasana di depan Kantor Bupati Pati pada Rabu 13 Agustus 2025 siang memanas. Ratusan warga yang tergabung dalam aksi unjuk rasa menumpahkan kekecewaan terhadap kepemimpinan Bupati Pati, Sudewo, dengan membawa simbol-simbol protes yang mencolok.
Keranda mayat diletakkan tepat di depan gerbang kantor bupati, menjadi simbol matinya keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Tak jauh dari situ, sebuah truk tronton terparkir, menambah kesan dramatis dari aksi tersebut.
Di sekelilingnya, terpasang berbagai spanduk dan poster dengan tulisan bernada keras, seperti “Lengserkan Bupati” dan “Usut Tuntas KPK”.
Salah satu spanduk berukuran besar terbentang jelas di tengah kerumunan:
“BUPATI PATI SUDEWO MUNDUR SECARA KESATRIA ATAU DILENGSERKAN RAKYAT SECARA PAKSA.”
Dari dalam halaman kantor, puluhan aparat kepolisian tampak berjaga ketat untuk mengantisipasi potensi kericuhan. Barikade keamanan disiapkan, sementara sebagian petugas melakukan komunikasi dengan perwakilan massa.
Menurut Koordinator Donasi Masyarakat Pati Bersatu, Teguh Istiyanto, kemarahan warga memuncak akibat sejumlah kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat dan terkesan arogan.
“Efek kebijakan Pak Sudewo itu, seperti adanya program lima hari sekolah dan regrouping sekolah, jelas memukul nasib guru honorer. Kalau dua sekolah digabung, pasti ada guru yang kehilangan kesempatan mengabdi,” ujarnya.
Kebijakan efisiensi di RSUD Soewondo juga menjadi sorotan. Warga menilai, alasan perbaikan pelayanan digunakan untuk memberhentikan karyawan lama tanpa pesangon maupun tali asih, lalu merekrut tenaga baru.
Selain menuntut mundurnya Bupati Sudewo, massa juga mendesak aparat penegak hukum, termasuk KPK, untuk mengusut dugaan penyalahgunaan wewenang.
Mereka menilai perombakan kebijakan daerah selama kepemimpinan Sudewo tidak berpihak pada rakyat kecil.
Aksi yang berlangsung di bawah terik matahari itu diperkirakan akan berlanjut jika tuntutan tidak dipenuhi.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Bupati Pati belum memberikan keterangan resmi.***