Bogordaily.net – Seorang balita berusia 1 tahun berinisial J asal Sidoarjo mengalami sejumlah luka di wajah dan telinga yang diduga akibat digigit teman sebayanya saat berada di sebuah daycare di kawasan Medokan Ayu, Surabaya. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 4 Juni 2025.
Ayah korban, SR, mengungkapkan bahwa dirinya dan sang istri telah menggunakan jasa penitipan anak tersebut sejak Desember 2024.
Pada hari kejadian, J diantar ke daycare sekitar pukul 06.10 WIB dalam kondisi mengantuk.
“Anak saya dititipkan di daycare seperti biasa dalam keadaan ngantuk, saya yang mengantar sendiri dan saya serahkan ke pengasuh,” ujarnya, Kamis.
Setelah diserahkan ke pengasuh, J langsung ditidurkan di kamar bersama seorang anak lain berusia 2,5 tahun yang baru dua hari dititipkan di tempat itu. Pengasuh memastikan keduanya sudah tertidur sebelum meninggalkan kamar.
Sekitar pukul 07.15 WIB, pengasuh mendengar tangisan J dari dalam kamar. Saat dicek, didapati J mengalami luka di beberapa bagian wajah dan telinga. Pihak daycare menduga luka tersebut akibat gigitan anak yang tidur bersamanya.
Penanganan dan Respons Orang Tua
Menurut SR, luka yang dialami putranya cukup parah hingga memerlukan penanganan medis. Pertolongan pertama dilakukan staf daycare dengan membersihkan luka menggunakan obat trombopop.
Setelah itu, pihak daycare menghubungi ibu korban, mengirimkan foto kondisi luka, dan menjelaskan kronologi kejadian.
Namun, SR menilai foto yang dikirim seolah telah diberi filter sehingga luka tampak tidak terlalu parah.
“Saya juga diberi gambar anak saya yang terluka namun kamera seperti diberi filter sehingga bekas luka tampak tidak parah,” katanya.
J kemudian dibawa ke fasilitas kesehatan. Saat proses pembersihan luka, perawat menyebut anak sempat berteriak-teriak karena trauma.
Setelah itu, J diberi kasa steril dan mendapat resep obat antibiotik, obat pereda nyeri, serta salep wajah gentamicine dari dokter.
Hingga saat ini, SR masih mempertanyakan prosedur pengawasan yang dilakukan pihak daycare, terutama terkait penempatan dua anak yang baru saling mengenal dalam satu kamar tanpa pengawasan intensif.
Pihak keluarga berharap kejadian serupa tidak terulang dan meminta pihak terkait meninjau ulang standar keamanan di tempat penitipan anak.***