Bogordaily.net – Keributan warga di Jasinga, Kabupaten Bogor, pecah pada Minggu sore, 17 Agustus 2025. Satu orang tewas, beberapa lainnya luka-luka.
Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto menyampaikan kronologi lengkap. Semua bermula dari sebuah turnamen sepak bola tingkat RW di Desa Kalong Sawah. Sejak 26 Juli, sudah ada gesekan antara suporter RW 04 Kampung Kalong Dagul dan RW 01 Kampung Peuteuy.
Saat itu, polisi memutuskan turnamen dihentikan. Semua pihak sepakat. Namun, aturan tinggal aturan. Pada 9 Agustus, turnamen kembali berjalan. Kali ini tanpa izin Polsek Jasinga. Ketua panitianya pun berbeda. Ada 10 tim yang ikut—tanpa melibatkan Kampung Peuteuy.
Hari Minggu itu, pertandingan final digelar. RW 08 Kampung Parung Sapi Kaum melawan RW 04 Kampung Kalong Dagul. Hasilnya: 1-0 untuk Kalong Dagul.
Sekitar pukul 17.45 WIB, suporter Parung Sapi Kaum bubar. Saat melewati Kampung Peuteuy, mereka berkonvoi sambil menggerung-gerungkan motor. Suara knalpot itu memicu emosi warga setempat. Keributan pun tak terhindarkan. Batu melayang. Beberapa orang luka.
Tak berhenti di situ. Pukul 19.00 WIB, bentrokan lanjutan terjadi di Jalan Raya Jasinga. Kali ini lebih besar. Warga Parung Sapi Kaum dan warga Peuteuy saling serang.
Di situlah Wawang Sehabudin (43), warga Parung Sapi Kaum, terkena sabetan senjata tajam di perut. Ia sempat dibawa ke Puskesmas Jasinga, lalu dirujuk ke RSUD Leuwiliang. Nyawanya tak tertolong. Wawang meninggal di perjalanan.
Polisi mencatat, selain korban meninggal, beberapa warga juga terluka. Aril terkena lemparan batu di kepala. Idil terluka di kaki akibat senjata tajam. Billy luka di pelipis mata. Botak luka di mulut.
“Semalam saya sudah langsung ke rumah duka Wawang,” kata Kapolres Wikha. Ia juga menegaskan polisi bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda sudah duduk bersama. Semua berjanji menahan diri. Polisi kini mengejar pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Keributan warga di Jasinga Bogor ini menjadi peringatan: pertandingan sepak bola tingkat desa bisa berubah jadi tragedi.***