Thursday, 23 October 2025
HomeKota BogorAksi Gerakan Intelektual Cipayung Plus Bogor, Refleksi Demokrasi di Tengah Krisis

Aksi Gerakan Intelektual Cipayung Plus Bogor, Refleksi Demokrasi di Tengah Krisis

Bogordaily.net – Gerakan Intelektual Cipayung Plus Bogor menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk refleksi terhadap kondisi demokrasi di Indonesia.

Aksi ini dilakukan di depan pintu Istana Bogor, pada Senin 1 September 2025.

Aksi ini dilakukan di tengah sorotan terhadap berbagai permasalahan bangsa yang dianggap semakin memprihatinkan.

Dalam orasinya, Ketua HMI Kota Bogor, Moeltazam, menyampaikan bahwa bangsa ini tengah diguncang ironi yang menyakitkan.

Disaat rakyat berjuang dengan kesulitan ekonomi dan harga kebutuhan pokok yang melambung, justru disuguhi dengan kabar gaji wakil rakyat DPR yang fantastis.

Mereka menilai gaji tersebut tidak sebanding dengan perjuangan rakyat sehari-hari.

“Apakah menjadi wakil rakyat berarti menghisap keringat rakyat dengan dalih legitimasi politik?” ujarnya

Gerakan ini juga menyoroti pernyataan-pernyataan arogan dan kasar yang keluar dari kursi kekuasaan, yang dianggap menghina akal sehat dan membakar amarah rakyat.

Mereka menilai demokrasi yang seharusnya menjadi jembatan, kini menjelma menjadi jurang pemisah antara rakyat dan wakilnya.

Aksi represif aparat kepolisian terhadap rakyat yang menyampaikan pendapat juga menjadi perhatian utama.

Mereka menyinggung insiden tragis di mana seorang pengemudi ojek online meregang nyawa akibat tertabrak kendaraan taktis kepolisian.

“Betapa murahnya nyawa rakyat di mata negara. Betapa rapuhnya penghormatan terhadap kemanusiaan di negeri yang katanya menjunjung tinggi demokrasi,” tegasnya.

Oleh karena itu, Gerakan Intelektual Cipayung Plus Bogor menyatakan sikap dan tuntutan sebagai berikut:

1. Menuntut transparansi pembatalan tunjangan DPR serta memangkas anggaran DPR yang tidak penting bagi kesejahteraan rakyat.

2. Menuntut Majelis Kehormatan Dewan (MKD) untuk segera melakukan sidang etik dan memberhentikan anggota DPR yang menghina rakyat serta membuat kegaduhan.

Aksi ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan wakil rakyat untuk lebih memperhatikan aspirasi dan penderitaan rakyat, serta mewujudkan demokrasi yang sesungguhnya.

(Muhammad Irfan Ramadan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here