Bogordaily.net – Anggota Komisi V DPR RI Marlyn Maisarah meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk menyelidiki penyebab ambruknya atap bangunan Sekolah SMKN 1 Cileungsi Kabupaten Bogor.
Hal tersebut ia sampaikan usai mengikuti simulasi gempa bumi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Kamis 11 September 2025.
Adapun, Marlyn mengaku baru mengetahui ambruknya atap bangunan sekolah Smkn 1 Cileungsi tersebut sejak pagi tadi. Kemudian pihaknya saat ini telah menerjunkan tim menuju lokasi kejadian.
“Itu saya baru liat tadi pagi, saya belum tahu. Cuman biasanya saya itu langsung kirim tim kesana, kita belum tahu itu penyebabnya apa,” kata Marlyn Maisarah kepada wartawan, Kamis 11 September 2025.
Ia menyebut, berdasarkan video yang beredar bahwa, penyebab ambruknya atap bangunan tersebut dikarenakan baja ringan yang tak kuat menahan beban. Sehingga ambruk dan menimpa puluhan siswa.
“Kalo lihat dari video nya sepertinya kontraktornya itu saya lihat baja ringan atap mungkin bermasalah disitu, mesti harus kita selidik dulu,” jelasnya.
Selain itu, ia meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dapat menyelidiki lebih lanjut penyebab ambruknya atap bangunan Sekolah SMKN 1 Cileungsi Kabupaten Bogor.
“Seharusnya harus di diselidiki permasalahan dimana garis merahnya dimana,” ungkap Marlyn.
Sebelumnya diketahui, Bupati Bogor Rudy Susmanto memastikan bahwa, seluruh siswa korban ambruknya atap bangunan SMKN 1 Cileungsi telah mendapatkan penanganan medis secara optimal.
Diketahui, dari total 36 siswa yang sempat dilarikan ke rumah sakit, kini tersisa 6 siswa yang masih menjalani perawatan, sementara lainnya telah diperbolehkan pulang.
“Kami pastikan seluruh korban sudah terlayani dengan baik. Mudah-mudahan kondisinya semakin membaik. Selain itu, tahapan trauma healing juga sedang disiapkan agar siswa-siswi dapat pulih secara psikologis. Jika diperlukan, pendampingan akan dilakukan hingga ke rumah siswa,” ujar Rudy Susmanto.
Kemudian, selain memastikan pelayanan kesehatan, Bupati juga menegaskan pentingnya keberlangsungan proses belajar mengajar.
Namun, untuk sementara waktu, kegiatan sekolah akan diliburkan hingga ada keputusan bersama antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
“Kita beri waktu agar anak-anak lebih tenang secara psikologis. Besok sekolah akan mengundang orang tua untuk menentukan langkah terbaik ke depan,” tambahnya.
Terkait kondisi fisik bangunan sekolah, Bupati Rudy menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Meski kewenangan pengelolaan SMA/SMK berada pada pemerintah provinsi, Pemkab Bogor tetap hadir memastikan warga, khususnya siswa-siswi, tetap mendapatkan hak atas pelayanan kesehatan dan pendidikan.
“Anak-anak kita adalah masa depan bangsa. Fokus kita hari ini adalah memastikan mereka aman, sehat, dan tetap bersemangat bersekolah,” ungkap Rudy.***
Albin Pandita