Bogordaily.net – PT Sentul City Tbk berkolaboasi dengan Departemen Arsitektur Lanskap IPB University dalam rangka mewujudkan hunian berkelanjutan berbasis lingkungan.
Adapun, wujud dari kolaborasi itu diperkenalkan dalam acara bertajuk “Sentul City’s Commitment to Ozone Protection” dengan agenda Expose Hasil Pemetaan Jasa Lanskap Berbasis i-Tree Eco, yang berlangsung di Saffron Apartemen, Sentul City, pada Selasa 16 September 2025.
Direktur PT Sentul City Tbk Tjetje Muljanto mengatakan bahwa, kolaborasi yang juga melibatkan SUA LAAB (Satuan Usaha Akademik Landscape Architecture Business Unit), ini menjadi wujud nyata komitmen perusahaan sebagai green developer dalam mendukung perlindungan lingkungan global.
Untuk penelitiannya, kata dia, pengembangan ini melibatkan i-Tree Youth Community, mahasiswa, dan dosen IPB University. Sehingga tercipta kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan praktisi.
“Kerja sama ini semakin menegaskan posisi Sentul City sebagai green developer pertama di Indonesia yang mengedepankan pendekatan ilmiah dalam pembangunan berkelanjutan,” kata Tjetje Muljanto, Selasa 16 September 2025.
Menurutnya, kajian ini sendiri dilakukan pada periode Juni hingga Juli 2025 menggunakan perangkat i-Tree Eco dari US Forest Service yang diakui secara global.
Penelitian di Tiga Cluster Sentul City
Ada tiga cluster ruang terbuka hijau privat (RTH Privat) di kawasan hunian Sentul City, yaitu Cluster Argenia, Cluster BGH, dan Cluster Northridge yang dilakukan penelitian.
Ketiga lokasi dipilih sebagai model awal pengukuran jasa lanskap berbasis data karena memiliki karakter lanskap yang
berbeda.
Di antaranya, Cluster Argenia. Cluster ini merepresentasikan hunian padat dengan vegetasi terbatas.
Kemudian Cluster BGH yang berada di area berbukit dengan vegetasi dinamis. Dan Cluster Northridge yang didominasi pepohonan tinggi dengan tutupan kanopi lebat sebagai penyangga ekologis.
Hasil penelitian menunjukkan masing-masing cluster memiliki keunggulan ekologi berbeda.
Lebih lanjut, Tjetje Muljanto menjelaskan, Cluster Northridge unggul dalam produksi oksigen sekaligus memiliki fungsi hidrologi optimal.
Cluster BGH berperan sebagai carbon bank dengan kemampuan penyimpanan karbon jangka panjang lebih tinggi dibandingkan rata-rata taman kota di Eropa.
Sementara Argenia berkontribusi besar dalam pemurnian udara dengan menyerap polutan berbahaya seperti NO₂, SO₂, O₃, dan PM2.5, yang dikenal sebagai gas buang kendaraan, debu halus, dan ozon berlebih.
“Secara keseluruhan, manfaat ekologis pohon dan vegetasi di tiga cluster ini bernilai ekonomi lebih dari Rp9,6 miliar, menunjukkan bahwa ruang hijau bukan hanya aset lingkungan tetapi juga modal sosial-ekonomi yang meningkatkan daya saing kawasan hunian,” jelasnya.
Hari Perlingungan Lapisan Ozon
Adapun, kegiatan expose yang juga bertepatan dengan Hari Perlindungan Lapisan Ozon Internasional itu menegaskan komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Melalui momentum ini, kami ingin menegaskan bahwa pembangunan kawasan Sentul City berlandaskan pada prinsip keberlanjutan,” ujar Tjetje.
Ia menambahkan bahwa, data i-Tree Eco menjadi bukti ilmiah bahwa ruang hijau privat khususnya di kawasan Sentul City mampu memberikan manfaat ekologis, sosial, sekaligus ekonomi bagi masyarakat.
Hunian hijau bukan hanya sebuah tren, melainkan kebutuhan masa depan, dan komitmen ini akan terus kami wujudkan agar Sentul City menjadi contoh nyata kota mandiri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Langkah ini selaras dengan visi perusahaan untuk menghadirkan kualitas hidup terbaik melalui lingkungan yang sehat, hijau, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, ia berharap kolaborasi dengan IPB University ini menjadi role model dalam menciptakan keseimbangan antara pembangunan modern dan kelestarian lingkungan.*
(Albin Pandita)