Bogordaily.net – Perceraian Tasya Farasya akhirnya menjadi kenyataan. Bukan sekadar gosip media sosial. Bukan pula isu basa-basi dari akun-akun gosip.
Gugatan cerai itu nyata. Tercatat di e-court. Masuk di Pengadilan Agama Jakarta Selatan tanggal 12 September 2025.
Alasannya? Kata kuasa hukumnya, Sangun Ragahdo, sederhana: kepercayaan. Sederhana tapi berat.
Perceraian Tasya Farasya tidak datang dari pertengkaran rumah tangga sepele. Tidak pula karena hal-hal klise seperti perbedaan visi atau kesibukan. Tapi karena dugaan penggelapan dana.
Disebut-sebut, sang suami, Ahmad Assegaf, terlibat dalam pusaran itu. Uang perusahaan. Nilainya fantastis. Tapi kuasa hukum Tasya memilih tak menyebut angka.
Katanya, entah miliaran, puluhan miliar, atau bahkan satu juta rupiah saja—yang penting itu soal kepercayaan yang dikhianati.
Dan ternyata, sebelum gugatan itu masuk, sang suami sudah lebih dulu melontarkan talak. 10 September 2025. Itu membuat Tasya semakin yakin: jalan rumah tangganya sudah berakhir.
Perceraian Tasya Farasya pun menjadi perbincangan publik. Pernikahan mereka sebenarnya bukan baru seumur jagung. Sudah tujuh tahun. Dua anak lahir dari rumah tangga itu. Tapi kini, seolah perjalanan panjang tersebut runtuh begitu saja.
Publik geger. Wajar. Tasya Farasya bukan orang biasa. Ia selebgram, beauty influencer, ikon media sosial. Netizen membicarakan perceraian ini di mana-mana. Twitter, Instagram, bahkan TikTok penuh komentar.
Bagaimana reaksi Tasya? Ia memilih rehat. Pamit dari media sosial. Katanya, ia butuh ruang. Butuh waktu. Butuh energi positif. Ia pamit dengan kalimat sederhana: “Memong izin off sosmed dulu boleh ya?”
Maka, perceraian Tasya Farasya bukan sekadar kisah pribadi. Ini juga kisah tentang kepercayaan yang hilang.
Tentang perasaan dikhianati. Dan tentang bagaimana seorang figur publik menghadapi badai dalam hidupnya—bukan dengan teriak-teriak di ruang publik, tapi dengan diam dan mundur sejenak.***