Bogordaily.net – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listik atau PSEL (Waste to Energy) di Wisma Danantara Indonesia, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta.
Turut hadir sejumlah kepala daerah dari berbagai kota dan kabupaten yang memiliki potensi pengolahan sampah dalam skala besar.
“Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama pemerintahan daerah kota/kabupaten yang lain ikut dalam rapat koordinasi persiapan untuk penyelenggaraan waste to energy atau sampah menjadi energi listrik,” tutur Dedie Rachim usia rapat, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, bahwa kepastian waste to energy ini sangat layak untuk diimplementasikan di Indonesia, khususnya untuk wilayah-wilayah yang memiliki potensi volume sampah yang cukup besar, khususnya di perkotaan.
“Nah untuk Kota dan Kabupaten Bogor rencananya menjadi satu area di Galuga. Proses pengadminstrasian di tahun ini dan tahun depan insyaallah sudah mulai masuk ke konstruksi atau pematangan dan juga penyiapan lahan,” ujar Dedie Rachim.
Ia berharap, semoga Kota dan Kabupaten Bogor bersama memiliki instalasi waste to energy dan bisa terwujud menjadi wilayah yang mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan program ini.
Sementara, CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan pemerintah akan memberikan subsidi kepada PT PLN (Persero) yang akan menyerap listrik dari proyek waste to energy atau PSEL.
Rosan mengatakan, tarif listrik yang akan diserap PLN dari PSEL sebesar 20 sen per kWh. Harga tersebut naik dari tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 35 Tahun 2018 sebesar 13,5 sen per kWh.
Kenaikan tarif tersebut lantaran sudah tidak ada lagi tipping fee atau biaya pengolahan limbah yang awalnya dibebankan kepada pemerintah daerah. Namun ke depannya, PLN akan diberikan subsidi oleh pemerintah untuk menyerap listrik dari PSEL.
“Dengan struktur yang baru itu tidak ada lagi beban tipping fee kepada pemerintah daerah. Tetapi itu semua akan di-absorb langsung oleh PLN dan kemudian PLN akan menerapkan subsidi dari pemerintah pusat,” jelas Rosan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyanggupi untuk menyerap listrik dari PSEL dengan harga yang relatif tinggi dibandingkan jenis pembangkit lain, yakni 20 sen per kWh.***