Saturday, 11 October 2025
HomeNasionalKemenkop Dorong Hilirisasi Komoditas Unggulan Daerah Berbasis Kopdes Merah Putih di Provinsi...

Kemenkop Dorong Hilirisasi Komoditas Unggulan Daerah Berbasis Kopdes Merah Putih di Provinsi Riau

Bogordaily.net – Kementerian Koperasi (Kemenkop) terus memperkuat langkah akselerasi operasionalisasi dan pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui pengembangan usaha berbasis hilirisasi komoditas unggulan di berbagai daerah.

“Berbagai langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan usaha Kopdes Merah Putih terus dilakukan,” kata Asisten Deputi Pengembangan Produksi Kemenkop Elviandi, pada acara Sosialisasi Pengembangan Usaha Kopdes Merah Putih Melalui Hilirisasi Komoditas Unggulan, di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Sabtu (11/10).

Acara sosialisasi ini diikuti 60 Kopdes Merah Putih dan perwakilan Kopdes Merah Putih eksisting dari Kota Pekanbaru, Siak, Bengkalis, dan Kampar, serta lebih dari 23 Kopdes Merah Putih yang hadir secara daring.

Elviandi menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman pengurus dan anggota Kopdes Merah Putih dalam mengidentifikasi serta mengembangkan usaha berbasis hilirisasi komoditas unggulan daerah berupa kelapa sawit, kayu log, dan kelapa.

“Hal ini karena komoditi tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap investasi hilirisasi mencapai Rp6,2 triliun sampai dengan semester I tahun 2025,” ungkap Elviandi.

Lebih dari itu, menurut Elviandi, pelaksanaan kegiatan ini juga diharapkan dapat menentukan piloting dalam mendorong program hilirisasi komoditas unggulan di Kopdes Merah Putih.

“Tak hanya itu, dalam kegiatan ssialisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengurus Kopdes Merah Putih dalam mengembangkan potensi hilirisasi komoditas yang akan berkontribusi besar pada tumbuhnya perekonomian masyarakat desa dan kelurahan,” papar Elviandi.

Sebagaimana diketahui, daerah Riau memiliki potensi kelapa sawit yang besar. Menurut data BPS tahun 2024, luas area kelapa sawit di Provinsi Riau mencapai kurang lebih 3.41 juta hektar dengan total produksi 9,37 juta ton.

“Angka ini menunjukkan bahwa Provinsi Riau adalah produsen CPO terbesar nasional,” ulas Elviandi.

Saat ini, Kemenkop berfokus pada pembangunan pabrik Crude Palm Oil (CPO) karena dari CPO dapat diolah lebih lanjut menjadi produk lainnya seperti minyak goreng kemasan, sabun, kosmetik, hingga energi biomassa.

“Selain itu, terdapat pula potensi komoditas lainnya yang bisa dikembangkan melalui Kopdes Merah Putih,” ucap Elviandi.

Kemenkop telah mendorong piloting pembangunan pabrik CPO Kabupaten Kotawaringin Barat yang dikelola Koperasi Sekunder Karya Sawit Mandiri Jaya (KSMJ) yang didirikan oleh tujuh koperasi primer berbasis konsolidasi masyarakat dengan luas lahan 6.000 hektar.

Untuk di Provinsi Riau, direncanakan akan di buat piloting berlokasi di wilayah Provinsi Riau. Langkah ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan kepastian pasar pekebun sawit rakyat.

“Sehingga, diharapkan Kopdes Merah Putih yang bergerak pada komoditi sawit dapat terlibat dalam rantai pasok sawit nasional berkelanjutan,” tegas Elviandi.

Setidaknya, menurut Elviandi, ada beberapa langkah untuk mewujudkan program hilirisasi komoditas unggulan bagi Kopdes Merah Putih di Riau. Diantaranya, peningkatan kapasitas produksi dengan teknologi pengolahan yang tepat guna agar produk Kopdes Merah Putih bernilai tambah tinggi

Berikutnya, penguatan kapasitas pengurus Kopdes Merah Putih menjadi prioritas. “Langkah ini didukung dengan kehadiran Pendamping Usaha atau Business Assistant sejumlah 187 orang di Riau, dimana 1 BA mendampingi 10 Kopdes Merah Putih,” imbuh Elviandi.

Selain itu, lanjut Elviandi, dana dekonsentrasi yang diperuntukan untuk Business Assistant dan Projek Manajemen Officer (PMO), harus mampu dioptimalkan untuk melakukan pendampingan kepada Kopdes Merah Putih dalam memanfaatkan potensi komoditas unggulan daerah.

Kemudian, mendorong digitalisasi Kopdes Merah Putih, dimana dari 1.866 Kopdes Merah Putih di Riau, baru terdapat 810 Kopdes Merah Putih yang sudah terdaftar. Artinya, masih ada sejumlah 1.057 Kopdes Merah Putih yang perlu didorong untuk segera mendaftar dalam Simkopdes.

“Hal ini penting karena Simkopdes sebagai pintu masuk ke akses pembiayaan dan dengan adanya BA diharapkan dapat membantu percepatan pendaftaran tersebut,” jelas Elviandi.

Langkah lainnya adalah akses pembiayaan bagi Kopdes Merah Putih perlu memiliki rencana bisnis dengan proposal bisnis yang sesuai dengan potensi desa. Kemudian, semua pihak seperti bank Himbara dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat terus mendorong koperasi untuk menjadi salah satu piloting program hilirisasi berbasis komoditas unggulan daerah.

“Yang tak kalah penting, perlunya standarisasi ISPO atau RSPO di pekebun sawit, sehingga TBS yang dihasilkan menjadi CPO berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar global,” tukas Elviandi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Riau H.M Taufik Usman Hamid mengatakan Riau adalah provinsi yang kaya dan diberkahi sumber daya alamnya pada komoditas kelapa sawit.

“Namun, selama sawit dijual dalam bentuk bahan mentah atau hanya menjual tandan buah segar (TBS) untuk keperluan pabrik CPO dan bahan lateks mentah, kta rugi karena nilai tambah hanya dinikmati pihak lain di luar Riau,” ungkap Taufik Usman.

Oleh karena itu, lanjut Taufik Usman, pihaknya harus melakukan hilirisasi. “Hilirisasi bukan hanya jargon melainkan mandatory untuk menjamin kestabilan harga, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan kesejahteraan dinikmati rakyat berbasis koperasi,” terang Taufik Usman.

Dalam hal pendampingan Kopdes Merah Putih, Taufik Usman menekankan bahwa Provinsi Riau akan melakukan kebijakan terkait dengan penguatan agar mampu menguasai rantai hilir. Yaitu, pemberian permodalan khusus, peningkatan kapasitas SDM, pembangunan infrastruktur dan teknologi, serta penjaminan pasar untuk memperioritaskan produk hilirisasi dari Kopdes Merah Putih, koperasi eksisting di Riau.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here