Monday, 13 October 2025
HomeKota BogorToko Tas Tajur Mulai Sepi, Penjualan Turun 50 Persen dan Karyawan Berkurang...

Toko Tas Tajur Mulai Sepi, Penjualan Turun 50 Persen dan Karyawan Berkurang Drastis

Bogordaily.net – Sentra industri Tas Tajur yang dulu ramai dikunjungi wisatawan kini tampak jauh lebih tenang. Kawasan yang pernah menjadi ikon belanja oleh-oleh khas Bogor itu kini mulai kehilangan keramaian.

Bus wisata yang biasanya memenuhi area parkir dan deretan toko kini jarang terlihat, menyisakan suasana sepi di sekitar lokasi.

Beberapa toko masih beroperasi, tetapi aktivitas jual beli tak lagi seramai dulu. Seorang karyawan di salah satu toko tas menceritakan bahwa jumlah pengunjung terus menurun dari tahun ke tahun, sehingga berpengaruh besar terhadap omzet dan kegiatan operasional toko.

“Sekarang pengunjungnya sudah jauh berkurang. Hari-hari biasa sepi, paling ramai itu saat akhir pekan. Dulu hampir setiap hari ramai, banyak rombongan ibu-ibu pengajian atau anak sekolah yang mampir ke sini,” ujar Ina sebagai pegawai kasir.

Pada masa jayanya, deretan toko di Tajur selalu ramai oleh pembeli dari luar kota. Banyak wisatawan yang datang secara rombongan untuk membeli tas dan berbagai oleh-oleh khas Bogor.

Namun kini, situasinya berbeda. Sebagian besar wisatawan memilih destinasi lain, sementara penjualan tas beralih ke ranah digital.

Perkembangan tren belanja online turut mempercepat perubahan pola konsumsi masyarakat.

Belanja Daring Kuasi Pasar

Belanja daring dianggap lebih mudah dan cepat, sehingga toko fisik mulai kehilangan pembeli. Meski begitu, masih ada sebagian pelanggan yang lebih memilih datang langsung agar bisa menilai bahan dan kualitas produk secara langsung.

“Banyak yang bilang lebih puas datang langsung ke toko karena bisa lihat dan pegang bahannya. Kalau beli online, takutnya barangnya beda dari foto”. Sambung Ina

Menurunnya jumlah pengunjung juga berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Dari sekitar 100 karyawan yang dulu bekerja, kini hanya sekitar 25 orang yang masih bertahan. Sebagian besar di antaranya bekerja dengan sistem bergantian karena jumlah penjualan yang menurun hingga mencapai 50 persen.

Meski situasi belum kembali normal, pihak toko tetap berupaya menjaga kualitas produk dan pelayanan agar pelanggan tidak berpaling. Koleksi tas yang dipasarkan masih beragam, mulai dari model lama yang tetap diminati hingga desain terbaru yang mengikuti tren pasar.

Toko tas tersebut juga merupakan bagian dari kompleks wisata yang dilengkapi fasilitas lain seperti restoran, taman bermain, dan waterpark. Keberadaan fasilitas tersebut diharapkan bisa kembali menarik pengunjung dan menghidupkan suasana kawasan.

Pihak toko berharap dukungan dari pengelola dan pemerintah daerah dapat membantu memulihkan geliat ekonomi di Tajur. Upaya promosi wisata belanja dan perbaikan fasilitas publik dinilai penting agar kawasan ini kembali menjadi magnet bagi wisatawan seperti dulu.

Meskipun tak lagi seramai masa keemasannya, semangat para pelaku usaha di Tajur belum padam. Mereka terus bertahan di tengah perubahan zaman, menjadi contoh keteguhan usaha lokal yang berjuang agar roda ekonomi tetap berputar.

(Thomas Richardo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here