Thursday, 16 October 2025
HomeOpiniRefleksi 120 Tahun Syarikat Islam: Meneguhkan Jalan Menuju Kemerdekaan Sejati

Refleksi 120 Tahun Syarikat Islam: Meneguhkan Jalan Menuju Kemerdekaan Sejati

Bogordaily.net – Tepat pada 16 Oktober 1905, di Laweyan, Solo, seorang saudagar batik bernama Haji Samanhudi bersama para sahabatnya mendirikan Syarikat Dagang Islam (SDI). Siapa sangka, embrio gerakan ini kelak menjelma menjadi salah satu pilar utama kebangkitan nasional Indonesia.

Hari ini, genap sudah 120 tahun usia organisasi yang kini dikenal sebagai Syarikat Islam (SI), organisasi Islam modern tertua di Indonesia yang mengusung misi pembebasan sosial, ekonomi, dan politik umat.

Jejak Panjang Gerakan Umat

Syarikat Islam bukan sekadar organisasi, melainkan gerakan kebangkitan yang lahir dari rahim keresahan sosial. Di bawah kepemimpinan tokoh-tokoh besar seperti H.O.S. Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, dan Abdoel Moeis, SI menjadi kekuatan rakyat yang memadukan nilai-nilai Islam dengan semangat perlawanan terhadap penindasan.

“Syarikat Islam adalah rumah awal kebangkitan nasional, tempat nilai Islam dijadikan kekuatan sosial dan ekonomi.”

Dalam rentang 120 tahun, SI telah melintasi zaman penjajahan, masa kemerdekaan, hingga era globalisasi saat ini. Meski tantangan berganti rupa, satu hal tetap teguh: komitmen terhadap nilai Islam dan perjuangan menuju kemerdekaan sejati.

Meneguhkan Arah Perjuangan

Syarikat Islam mengusung enam asas perjuangan:

  • Persatuan
  • Kehidupan berdasarkan nilai Islam
  • Keadilan ekonomi
  • Persamaan hak
  • Kemerdekaan politik
  • Kemerdekaan sejati (altimate goal).

Asas ini bukan slogan kosong, tetapi arah gerak yang membimbing langkah SI dari masa ke masa. Bahkan pada 1931, para pendiri SI telah menegaskan bahwa kemerdekaan sejati hanya bisa dicapai jika kemerdekaan politik telah terwujud.

Namun kini, meski Indonesia telah merdeka secara politik, kemerdekaan dalam makna sejatinya keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Medan Juang Baru: Keadilan Ekonomi

Lahir dari kegelisahan atas ketimpangan ekonomi, SI menjadikan keadilan ekonomi sebagai ruh perjuangan.

“Inti keadilan ekonomi adalah ketika tidak ada kelompok yang menindas kelompok lain melalui kekuatan ekonomi.”

Dalam konteks kekinian, perjuangan itu harus diarahkan pada penguatan ekonomi umat melalui koperasi, UMKM, dan kolaborasi rakyat.

Langkah pemerintah dalam meluncurkan program Koperasi Desa, misalnya, sejatinya selaras dengan cita-cita awal SI.

Inilah momen bagi kaum Syarikat Islam untuk tidak sekadar menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku utama perubahan ekonomi nasional.

Merajut Kekuatan Serumpun

Syarikat Islam tidak berjalan sendiri. Perjuangannya disokong oleh berbagai organisasi serumpun:

  • Wanita Syarikat Islam (WSI)
  • PERISAI
  • GERTASI
  • Pemuda Muslimin
  • Mahasiswa Muslimin
  • SAKO SIAP

Kini saatnya seluruh unsur ini menyatukan langkah, memperkuat konsolidasi gerakan. Karena hanya dengan ekonomi yang kuat, umat akan berdaulat. Dan hanya dengan persatuan, cita-cita besar akan menemukan jalannya.

Melangkah ke Depan: 120 Tahun Berikutnya

Refleksi 120 tahun ini bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tapi untuk meneguhkan komitmen ke depan.

“Kita menoleh ke belakang untuk mengambil pelajaran, dan menatap ke depan untuk merancang perjuangan 120 tahun ke depan.”

Di tengah tantangan era digital, kapitalisme global, dan krisis moral, umat membutuhkan gerakan Islam yang rasional, membumi, dan berpihak pada rakyat.
Syarikat Islam harus hadir sebagai penggerak dakwah ekonomi, pendidikan berkarakter, dan politik kebangsaan yang bermoral.

Semoga SI terus menjadi rumah perjuangan umat, tempat tumbuhnya kader yang berintegritas, dan benteng moral menuju kemerdekaan sejati lahir dan batin.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here