Bogordaily.net – Fenomena pro dan kontra menetapkan Soeharto sebagai pahlawan nasional, akhir – akhir ini mulai menghiasi jagad maya.
Aktifis mahasiswa di era 70, 80 dan 90 tetap tegak lurus melakukan penolakan, tentang penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Pun begitu juga dengan eksponen 98 tentunya, yang saat era reformasi sangatlah “tercederai dengan wacana penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Tapi ada juga barisan dari eksponen 80, 90 pun 98 yang mendukung, karena acuannya Soeharto masih layak dijadikan pahlawan nasional, dibandingkan dengan era Jokowi dalam 10 tahun kemarin yang membuat rakyat Indonesia sangatlah terpuruk. Baik sisi ekonomi sosial budaya, apalagi soal pangan.
Atau mungkin juga dengan masyarakat petani, nelayan atau masyarakat bawah yang abaikan soal perpolitikan.
Dan mereka sangat menyetujui sebagai pahlawan nasional, dikarenakan era Soeharto benar-benar swasembada pangan, atau harga kebutuhan pangan sangat terjangkau masyarakat bawah.
Disini bagaimana kita melihat parameter dari penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Seorang Prabowo Subiyanto yang saat ini menjabat Prediden, yang notabene pernah berhadapan dengan mantan Panglima GAM Gubernur Muzakir Manaf juga bisa bersalaman, berpelukan berjalan seiring untuk bangsa dan negara.
Pro dan Kontra menjadi kewajaran, tinggal bagaimana dan dimana sudut pandang kita melihat.
Tapi yang musti menjadi dikritisi dan disikapi, jangan sampai ada penumpang gelap dalam complycated nya fenomena ini.
Artinya, dengan pola pemerintahan Prabowo di lebih 1 tahun kepemimpinannya, banyak juga menimbulkan Pro dan Kontra. Jelas dan tegas yang Kontra dengan pola kepemimpinan Prabowo adalah pejabat atau mantan pejabat, para oligark dan sekelompok orang yang terusik segala bentuk kejahatannya di era Jokowi.
Sehingga sangatlah mungkin, mereka lah yang akan menjadi penumpang gelapnya, yaitu kelompok yang Kontra penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Pelahan ekonomi negara yang diawaki Purbaya, mulai menjadi harapan rakyat. Dengan segala gebrakan nya, yang berani menolak pembayaran hutang terkait Whoosh (kereta api cepat).
Begitu juga dengan bidang pertanian, pun bidang yang lain berangsur menjadi sesuatu yang bisa diharapkan oleh segenap rakyat Indonesia.
(Wawan Leak)
