Friday, 7 November 2025
HomeKota BogorBPBD Kota Bogor Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Bencana Meningkat Akibat...

BPBD Kota Bogor Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Bencana Meningkat Akibat Curah Hujan Tinggi

Bogordaily.net  – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat adanya peningkatan intensitas kejadian bencana selama bulan Oktober 2025.

Kepala BPBD Kota Bogor, Dimas Niko, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi menjadi faktor utama munculnya berbagai bencana di sejumlah wilayah.

“Cuaca di bulan Oktober ini sangat tinggi. Jenis bencana yang sering terjadi di antaranya pohon tumbang, atap rumah dan bangunan roboh, tanah longsor, serta amblasnya bangunan akibat hujan ekstrem,” jelasnya.

Menurut beliau, bencana tersebar hampir merata di seluruh kecamatan di Kota Bogor, salah satunya di kawasan Bondongan, Bogor Selatan, yang mengalami dampak cukup signifikan.

Meski demikian, hingga awal tahun 2025 tidak ada korban jiwa akibat bencana alam, kecuali beberapa kasus insiden non-alam seperti tenggelam dan kebakaran tabung gas di wilayah Gang Tijan dan Gedung Waringin.

Peningkatan Bencana dan Faktor Penyebabnya

Dibanding bulan sebelumnya, jumlah kejadian bencana meningkat pada bulan Oktober, dan diperkirakan masih akan tinggi hingga Maret mendatang. “Faktor utamanya adalah anomali cuaca dan kondisi hidrometeorologi yang tidak menentu,” ujar Dimas.

BPBD Kota Bogor telah melakukan berbagai upaya penanggulangan melalui tiga tahapan utama: mitigasi, penanganan saat kejadian, dan penanganan pascabencana.
“Bulan Oktober kami jadikan momentum pengurangan risiko bencana, di antaranya lewat kegiatan donor darah, gerakan bersih-bersih aliran sungai, serta penanaman pohon sebagai bentuk mitigasi terstruktur,” terangnya.

Selain itu, BPBD juga menginisiasi program inovatif seperti ‘Dapur Kebencanaan’ dan podcast keliling, yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.

Respons Cepat dan Koordinasi Antarinstansi

Dalam proses evakuasi dan penyaluran bantuan, BPBD bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial, TNI, Polri, PMI, dan relawan masyarakat.
“Ketika ada laporan bencana, tim langsung berangkat ke lokasi. Respons kami cepat, hanya terkendala kondisi medan atau kemacetan,” jelasnya.

Koordinasi antarinstansi dilakukan melalui grup komunikasi khusus dan kegiatan apel bersama untuk memastikan sinergi di lapangan berjalan efektif.

Meski koordinasi berjalan baik, BPBD masih menghadapi kendala seperti medan sulit dan akses jalan yang padat.

Sementara itu, sistem Early Warning System (EWS) sudah diterapkan di beberapa wilayah seperti Kelurahan Panaragan, Cibuluh, dan Tanah Baru, meski sebagian perangkat mengalami kerusakan akibat banjir.

Edukasi dan Keterlibatan Masyarakat

BPBD aktif melakukan edukasi kebencanaan ke sekolah-sekolah dan masyarakat. Sosialisasi juga dilakukan di sejumlah kelurahan rawan seperti Tanah Baru, Cibuluh, dan Baranangsiang, melalui simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana.

“Masyarakat cukup antusias dan aktif dalam kegiatan mitigasi. Rasa ingin tahu mereka besar, dan ini menjadi modal penting dalam kesiapsiagaan bersama,” ujar Dimas.

Untuk korban terdampak, BPBD bersama pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan hunian sementara, terpal, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan juga datang dari berbagai pihak, termasuk Pemprov Jawa Barat, PLN, dan organisasi sosial.

Dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, BPBD menyesuaikan langkah dengan hasil asesmen di lapangan.

“Kami menggunakan anggaran BTT (Bantuan Tidak Terduga) dari Pemkot Bogor. Untuk jangka panjang, tahun 2026 nanti akan dilakukan pemindahan zona hitam di daerah aliran sungai (moving zona hitam) agar risiko bencana dapat ditekan,” ungkapnya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here