Tuesday, 25 November 2025
HomeEkonomiWamenkop Tegaskan Penguatan SDM Kopdes Merah Putih Jadi Motor Penggerak Ekonomi Lokal

Wamenkop Tegaskan Penguatan SDM Kopdes Merah Putih Jadi Motor Penggerak Ekonomi Lokal

Bogordaily.net – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah menegaskan pentingnya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi lokal yang mandiri dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan magang pengurus Kopdes Merah Putih di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Wamenkop mengajak seluruh peserta untuk mengubah mindset bahwa potensi dan kekayaan sesungguhnya ada di desa dan kelurahan masing-masing.

“Presiden Prabowo ingin memastikan bahwa kekayaan itu ada di desa, bukan justru membuat orang desa berbondong-bondong meninggalkan kampung halamannya,” kata Wamenkop Farida Farichah di Maros, Sulawesi Selatan, Senin (24/11/2025).

Wamenkop menegaskan, peningkatan SDM harus dilakukan di desa itu sendiri, bukan memindahkan SDM dari desa ke kota, melainkan menghadirkan pendamping dan dukungan dari dinas terkait agar potensi desa dapat dikembangkan secara optimal.

Wamenkop Farida mencontohkan keberhasilan Koperasi Produsen Marindo Citra Bahari, yang menjadi role model koperasi perikanan modern yang berhasil mengintegrasikan sektor hulu hingga hilir. Mulai dari penangkapan, cold storage, pengolahan, hingga ekspor ke berbagai negara di Asia.

Model seperti inilah yang didorong agar dapat diadaptasi oleh Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia, terutama di desa-desa pesisir yang memiliki potensi ekonomi perikanan. “Bayangkan jika koperasi seperti Koperasi Marindo hadir di setiap desa, maka semua desa akan sibuk dengan ekonominya sendiri tanpa harus bergantung ke kota,” ucapnya.

Farida juga menekankan pentingnya pengelolaan koperasi secara profesional dan transparan. Pengurus koperasi harus akuntabel, semua transaksi harus jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Keputusan tidak boleh diambil oleh satu atau dua orang saja karena koperasi adalah milik bersama,” jelasnya.

Wamenkop berharap program magang ini tidak hanya menjadi pengalaman sesaat, tetapi memberikan bekal nyata bagi peserta untuk mengelola koperasi di daerahnya masing-masing.

“Yang mahal dari kegiatan ini adalah, jaringan yang terbentuk antar pengurus koperasi dari berbagai provinsi dengan latar belakang dan potensi berbeda. Jaringan ini harus terus dijaga dan dikembangkan,” ujarnya.

Selama magang, peserta mendapat kesempatan langsung melihat proses usaha Koperasi Marindo. Mulai dari penangkapan ikan, pengolahan, pengemasan, hingga ekspor produk ke pasar internasional.

Wamenkop juga mengingatkan agar pengurus koperasi terus meningkatkan kapasitas dan profesionalisme melalui pelatihan berkelanjutan, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun melalui media digital seperti YouTube dan platform online lainnya.

“Pengelolaan koperasi yang baik membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan kemampuan manajerial yang mumpuni, apalagi jika anggota koperasi sudah mencapai ribuan orang,” katanya.

Dia menyampaikan, saat ini terdapat 130 ribu koperasi yang sudah terdaftar secara resmi di Kementerian Koperasi, ditambah sekitar 82.500 koperasi baru yang lahir dari inisiatif desa. “Kopdes Merah Putih bukanlah pesaing, melainkan mitra dan pelengkap koperasi yang sudah ada,” kata Wamenkop.

Melalui kolaborasi dan jejaring yang kuat, diharapkan koperasi desa dapat memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas, termasuk ekspor produk unggulan. “Ekosistem koperasi yang solid akan memperkuat ekonomi desa dan mengurangi ketergantungan pada kota,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, Bupati Maros Chaidir Syam mengatakan, Kabupaten Maros kembali menunjukkan perannya sebagai pusat pengembangan koperasi dan ekonomi desa dengan terpilihnya daerah ini sebagai lokasi magang oleh Kemenkop.

“Ini bukan hanya sebuah kegiatan di balik layar, tetapi kita semua bisa menyaksikan langsung bagaimana ekspor hasil perikanan dan kelautan di Maros berkembang pesat,” ujarnya.

Kegiatan magang yang diselenggarakan oleh Kemenkop ini, sebut Chaidir, menjadi momentum penting untuk meningkatkan kapasitas pengurus koperasi desa.
“Peserta magang tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga membangun kemitraan dan jaringan yang kuat, khususnya di sektor perikanan,” jelasnya.

Dia menambahkan, koperasi yang sudah maju dan melakukan ekspor terkadang kewalahan memenuhi kuota pasar luar negeri.

Menurutnya, selama periode 1 hingga 20 November, Kabupaten Maros berhasil mengekspor hasil perikanan senilai Rp 51,4 miliar. Produk ekspor tersebut meliputi berbagai jenis ikan seperti ikan punah, ikan dori, dan kerang laut.

Dengan adanya magang ini, diharapkan lebih banyak koperasi yang dapat berpartisipasi dan memperluas kapasitas ekspor mereka. “Sudah ada sekitar 45 koperasi yang menjalin kemitraan dengan Koperasi Marindo, sebuah perusahaan ekspor yang dipercaya pasar internasional,” katanya.

Chaidir mengungkapkan, dari 103 koperasi di Kabupaten Maros, semuanya sudah berbadan hukum dan memiliki struktur organisasi yang lengkap. Pemerintah Provinsi Sulsel juga aktif melakukan pelatihan peningkatan kapasitas bagi para pengurus koperasi melalui berbagai program.

“Kami sedang membangun gerai-gerai Kopdes Merah Putih sebagai pusat pelayanan di desa dan kelurahan. Saat ini, sudah ada 10 koperasi di Maros yang siap beroperasi dengan baik,” tambahnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here