Bogordaily.net – Duta Arsip Nasional selaku Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka meyakini Presiden Prabowo Subianto adalah pemimpin yang memahami dan menghargai sejarah, hingga pemimpin yang sedang berjuang melanjutkan tapak sejarah langkah konstitusional para pendiri bangsa.
“Di bawah kepemimpinannya, arsip bukan lagi kertas usang dan bisu, namun arsip menjadi pemberi denyut pada nadi perumusan kebijakan pemerintah pusat dan daerah,” ungkap Rieke dalam keterangannya, Jakarta, (26/11).
Pada acara Jejak Pendiri Bangsa 1947-1969 (Perencanaan Pembangunan Berbasis Satu Data Indonesia/Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional), yang merupakan kolaborasi antara Kemenkop, Bappenas, dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Rieke juga meyakini Presiden Prabowo akan melanjutkan tapak rancangan negara yang pondasinya telah diletakkan para pendiri bangsa, khususnya Dr Soemitro Djoyohadikusumo.
Tentu, zaman telah berubah, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pun berpengaruh dalam perencanaan pembangunan. “Tetapi, saya yakin Presiden Prabowo akan mengarahkan bangsa ini untuk tidak memunggungi sejarah,” kata Rieke.
Tetapi, lanjut Rieke, Presiden Prabowo justru mengembalikan bangsa ini pada rel sejarah untuk temukan jati diri, yang tersimpan dalam arsip cakrawala pengetahuan tentang strategi pendiri bangsa dalam mempertahankan Indonesia merdeka dan berdaulat.
“Saya pun yakin Presiden Prabowo memiliki perspektif yang sejalan dengan para pendiri bangsa, yaitu memosisikan data dasar negara bukan sekadar barisan angka administratif,” tandas Rieke.
Rieke percaya Presiden Prabowo berjiwa prajurit yang sangat paham tentang makna dan fungsi strategis Satu Data Indonesia sebagai data pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Lebih dari itu, Rieke yakin Presiden Prabowo tidak akan ragu untuk menugaskan Bappenas dan BRIN berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, bersinergi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatukan energi dengan seluruh Kementerian/Lembaga, melibatkan Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa, berjuang bersama rakyat di desa dan kelurahan untuk melahirkan Satu Data Indonesia untuk kepentingan kedaulatan, pertahanan dan keamanan nasional Republik Indonesia.
“Terima kasih Bappenas, Kementerian Koperasi, dan Arsip Nasional Republik Indonesia, yang menginisiasi acara hari ini. Hari dimana kita mengukuhkan, menghimpun jejaring kolektif, bergandengan tangan di bawah kepemimpinan nasional Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur,” papar Rieke.
Sementara di mata Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono, pertemuan ini membawa kita menelusuri kembali jejak para pendiri bangsa pada periode 1947-1969, ketika arah pembangunan nasional mulai dirumuskan berdasarkan nilai kolektif bangsa dan kebutuhan untuk memperkuat kemandirian rakyat.
“Pada masa itu, gagasan koperasi tidak muncul sebagai pilihan teknis semata, tetapi sebagai keputusan ideologis yang menempatkan rakyat sebagai pemilik dan pelaku utama pembangunan ekonomi,” kata Menkop.
Kini, Menkop meyakini bangsa ini sudah kembali menemukan jalan menuju Indonesia seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa. “Seperti yang sudah dirintis dan dirancang sejak zaman HOS Cokroaminoto, Bung Hatta, Margono Djojohadikusumo, sampai Soemitro Djojohadikusumo,” ucap Menkop.
Hal itu dibuktikan dengan program pembentukan lebih dari 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang digulirkan atas ide Presiden Prabowo Subianto, di seluruh desa di Indonesia.
Menurut Menkop, saat ini sudah memasuki era perencanaan pembangunan berbasis Satu Data Indonesia, relevansi nilai-nilai koperasi justru semakin menguat. Dimana masyarakat di banyak daerah masih menghadapi berbagai persoalan ekonomi.
“Kondisi ini menuntut hadirnya organisasi ekonomi yang tidak hanya demokratis, tetapi juga profesional, transparan, dan berbasis teknologi,” kata Menkop.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy menekankan bahwa saat ini adalah kebangkitan kembali koperasi. “Koperasi pernah berjaya, koperasi pernah terpuruk, dan sudah waktunya koperasi bangkit kembali,” kata Menteri PPN.
Bagi Menteri PPN, Arsip Nasional menjadi bagian untuk membetulkan hal-hal yang salah. “Sejarah berulang-ulang, dan dengan namanya arsip kita akan tahu kemana kita akan pergi. Kini, kita sudah tahu kemana kita akan mengarahkan perjalanan kehidupan Indonesia,” kata Menteri PPN.
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mego Pinandito menambahkan, kegiatan ini merupakan momentum, refleksi, dan pembelajaran untuk meneguhkan kembali informasi terkait pondasi pembangunan nasional berbasis data.
“Serta, penguatan Kopdes Merah Putih sebagai peneguhan kembali ekonomi kerakyatan,” kata Mego.(*)

