Bogordaily.net – Aula Putri Pondok Pesantren Terpadu Al Musthafawiyah tampak dipenuhi antusiasme pada Senin, 24 November 2025, ketika para santri Program Desain Komunikasi Visual (DKV) menayangkan perdana film pendek berjudul Naskah.
Karya kolaboratif antara para santri DKV dan mahasiswa Magang Dari Program Studi KPI IUQI Bogor ini menjadi bukti bahwa kreativitas di lingkungan pesantren dapat bertumbuh kuat, modern, dan profesional.
Acara dibuka dengan pembacaan doa oleh santri Syauqi, dilanjutkan sambutan dari Ketua Yayasan, Kepala Sekolah SMKIT, serta Mudir Ma’had Pondok Pesantren Terpadu Al-Musthafawiyah.
Para pimpinan menekankan pentingnya kesiapan generasi muda menghadapi perubahan global, termasuk kemampuan memanfaatkan media visual sebagai sarana dakwah dan ruang ekspresi kreatif.
Sebelum memasuki sesi inti, hadirin disuguhkan tayangan Selayang Pandang SMKIT Al Musthafawiyah yang memperkenalkan profil lembaga, program unggulan, serta budaya belajar para santri.
Film Pendek “Naskah”: Cerita Santri yang Tidak Takut Berkarya
Film berdurasi enam menit ini disutradarai oleh Fadli Bastian, dengan naskah yang ditulis bersama Siti Anisa Nurohmah.
Kisahnya mengikuti seorang santri yang mengalami kesulitan menulis skenario hingga meminta bantuan anggota tim media pesantren bernama Budi, diperankan oleh Muhammad Zulfikar Azzam.
Melalui karakter Budi, film ini menggambarkan perjalanan seorang santri yang tetap merawat cita-citanya menjadi sutradara meskipun hidup di lingkungan pesantren yang padat kegiatan. Film ditutup dengan pesan yang singkat namun tegas: “Jangan takut untuk mencoba.”
Daftar pemeran dalam film ini mencakup:
Muhammad Zulfikar Azzam, Jaka Rojali, Muhammad Syafiq Adnan, Al Maliki Subhan, Muhammad Zamir, Syauqi Ikhsan, Muhammad Nagib, Zahran Zidan Irawan, Dinda Chaerani, Elfarana Najla, Reyna Fatima, Yudo, Diki, Najar Ahmad Rifa’i, Fadli Bastian, dan Muhammad Fikriyansyah.
Talkshow Kreatif: Santri Belajar dari Praktisi dan Mahasiswa
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan talkshow yang dimoderatori oleh guru DKV, Siti Anissa Arahmah, dengan menghadirkan seluruh kru dan pemain film.
Fadli menjelaskan bahwa Naskah awalnya merupakan tugas kampus yang kemudian dikembangkan menjadi proyek kolaboratif agar santri memperoleh pengalaman nyata dalam produksi film.
“Santri harus berani bereksperimen. Media visual adalah ruang besar yang seharusnya mereka jelajahi,” ujarnya.
Para pembimbing dari kampus IUQI turut menyoroti nilai keterampilan yang diperoleh peserta, mulai dari kemampuan komunikasi, manajemen waktu, hingga kerja tim — kompetensi penting di era digital.
Sementara itu, Jaka Rojali, guru sekaligus salah satu pemeran, menilai kegiatan ini sejalan dengan pembelajaran berbasis praktik.
“Melihat mereka menyusun naskah dan melakukan syuting, terasa sekali semangatnya. Mereka hanya perlu percaya diri untuk terus berkembang,” tuturnya.
Para pemain juga membagikan pengalaman mereka. Zulfikar, pemeran utama, mengaku bangga dapat menampilkan hasil kerja kerasnya di hadapan guru dan pimpinan pesantren.
Maliq, selaku asisten sutradara, menambahkan bahwa awalnya ia mengira film tersebut hanya akan ditonton internal siswa.
“Deg-degan, tapi bangga,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri oleh:
Ketua Yayasan Al Musthafawiyah: Anisyah Harahap
Mudir Ma’had Al Musthafawiyah: Abdul Wafi Muhaimin
Kepala Sekolah SMKIT Al Musthafawiyah: Dudi Herman
Kepala Media & Teknologi Al Musthafawiyah: Abdul Fatah Alamsah
Kehadiran pimpinan menambah kekhidmatan dan semangat bagi para santri yang terlibat dalam produksi film.
(Siti Zahroh Mahmudiah)

