Bogordaily.net – Ratusan siswa dari berbagai jenjang berkumpul dalam pementasan drama musikal kolosal yang diselenggarakan oleh Sekolah Nasional Plus Tunas Global pada 26 November 2025.
Acara ini merupakan kegiatan ketiga setelah dua gelaran sebelumnya sukses menyita perhatian publik internal sekolah.
Pentas kali ini diberi label kolosal bukan tanpa alasan. Seluruh siswa dari jenjang KBTK, SD, hingga SMP, dengan jumlah lebih dari 500 peserta, tampil bersama dalam satu rangkaian pertunjukan.
Antusiasme anak-anak berpadu dengan kerja keras para guru dan tim produksi, menghadirkan sebuah pertunjukan berskala besar yang jarang dilakukan oleh sekolah-sekolah lain.
Mengadakan pertunjukan dengan peserta lintas usia tentu bukan pekerjaan mudah. Sekolah harus menyiapkan banyak hal: mulai dari sutradara profesional, naskah yang kuat, hingga koordinasi panitia yang umumnya diisi oleh para guru dan tenaga kependidikan.
Di Tunas Global, kegiatan seperti ini dianggap bagian dari tanggung jawab sekolah untuk menghadirkan layanan pendidikan yang menyeluruh.
Mereka meyakini bahwa pengalaman belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui aktivitas kreatif seperti drama musikal.
Kisah Petualangan: Mencari Tempat Terindah di Dunia
Cerita drama musikal ini dimulai dari rasa ingin tahu seorang siswa Tunas Global. Sebuah pertanyaan sederhana namun penuh makna muncul, “Di manakah tempat terindah di dunia?”
Ayah dan Bunda yang bijaksana dalam kisah tersebut membiarkan sang anak mencari jawabannya sendiri melalui perjalanan dan petualangan.
Sang tokoh cilik menjelajahi berbagai tempat, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia menemukan bahwa setiap lokasi memiliki keunikan dan keindahan masing-masing.
Namun pada akhirnya, ia menyadari bahwa tempat terindah di dunia adalah rumah dan keluarga. Sekolah, sebagai lingkungan kedua bagi anak-anak, digambarkan sebagai keluarga yang memberikan rasa aman, dukungan, dan kesempatan bertumbuh.
Makna cerita ini diperkuat melalui theme song berjudul “Tempat Terindah Sedunia”, karya Eppi S Rachman, pembina Yayasan Mandiri Tunas Global. Lagu tersebut menjadi inti dari pesan moral pergelaran tahun ini.
Tunas Global dan Misi Menanamkan Keterampilan Abad 21
Tunas Global meyakini bahwa untuk mempersiapkan generasi masa depan, pendidikan tidak cukup hanya berupa pembelajaran akademik. Siswa perlu dibekali Keterampilan Abad 21, yang meliputi nilai, etika, dan kecakapan sosial.
Melalui pentas kolosal ini, sekolah menanamkan prinsip-prinsip seperti:
- Harmoni dalam kehidupan sosial
- Pola hidup berkelanjutan
- Etika dan sopan santun
- Kerja keras dan disiplin
- Kualitas dan keahlian
- Loyalitas dan tanggung jawab
Kegiatan besar seperti ini menjadi wahana pembelajaran di luar kelas yang melibatkan kerja sama lintas usia, gender, dan jenjang pendidikan. Bahkan para guru pun ikut terlibat langsung dalam proses produksi dan pementasan.
Belajar Komitmen dan Ketekunan Selama Tiga Bulan
Pentas drama musikal ini bukanlah persiapan seminggu dua minggu. Para siswa telah berlatih selama lebih dari tiga bulan, mengikuti jadwal latihan yang padat dan konsisten.
Proses ini mengajarkan banyak hal: ketekunan, tanggung jawab, kemampuan berkolaborasi, serta keterampilan mengelola emosi dan ekspektasi.
Interaksi antarjenjang, mulai dari anak 3 tahun hingga remaja 15 tahun menjadikan latihan ini sebagai ruang sosial yang unik. Anak-anak belajar mengenal keragaman, membangun empati, hingga belajar menempatkan diri dalam kelompok.
Tak heran jika pengalaman ini menjadi memori yang sangat berharga bagi para siswa. Banyak dari mereka kelak akan mengenang pertunjukan ini sebagai pengalaman membentuk karakter.
Melalui kegiatan kolosal ini, Tunas Global menegaskan komitmennya dalam memberikan pendidikan berorientasi masa depan.
Sekolah percaya bahwa keunggulan sistem pendidikan bukan hanya terletak pada kurikulum, tetapi bagaimana sekolah membangun karakter anak melalui kegiatan yang dijalankan dengan penuh cinta dan kesungguhan.
Seperti jargon acara ini, “Tekun hari ini, Hebat nanti.”
Pentas drama musikal ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi sebuah investasi jangka panjang bagi pertumbuhan karakter setiap anak.
Di sinilah fondasi keunggulan individu masa depan dibangun melalui proses yang penuh kesadaran, kolaborasi, dan kegembiraan.***



