Bogordaily.net – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akhirnya memberikan penjelasan resmi terkait temuan gelondongan kayu yang terdampar di Pantai Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, yang sempat menimbulkan spekulasi publik.
Banyak yang menduga kayu-kayu tersebut hanyut akibat banjir besar di wilayah Sumatera, namun Kemenhut menegaskan hal itu tidak benar.
Direktur Iuran dan Penatausahaan Hasil Hutan Ditjen PHL Kemenhut, Ade Mukadi, menyampaikan bahwa kayu tersebut merupakan muatan dari kapal tugboat yang mengalami kecelakaan, bukan kayu liar yang terbawa arus sungai.
“Kayu yang ditemukan di Lampung bukan kayu hanyut akibat banjir di Sumatera,” tegas Ade dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa 9 Desember 2025.
Lokasi dan Sumber Kayu Telah Diperiksa
Ade menjelaskan bahwa Polda Lampung bersama Balai Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Lampung telah turun langsung melakukan pengecekan di lokasi terdamparnya kayu di Pesisir Barat.
Dari hasil pemeriksaan, seluruh kayu tersebut diketahui berasal dari kapal yang memuat produk kayu legal.
Kapal tugboat itu mengangkut kayu dari PBPH PT. Minas Pagai Lumber di Mentawai, sesuai SK.502/Menhut-II/2013 tertanggal 18 Juli 2013. Namun, perjalanan tidak berjalan mulus.
“Mesin tugboat mati dan terkena badai sejak 6 November 2025. Sehingga ada banyak kayu yang jatuh dari tugboat tersebut,” ujar Ade.
Barcode di Kayu Bukan Tanda Illegal Logging
Beredar pula foto kayu berbarcode yang menimbulkan dugaan praktik penebangan liar. Menanggapi hal tersebut, Ade menegaskan bahwa keberadaan barcode justru merupakan bukti legalitas, bukan indikasi kejahatan.
“Barcode di kayu adalah penanda SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) yang dicek keabsahan dan asal-usul sumber kayu melalui traceability system untuk mencegah illegal logging,” jelasnya.
Klarifikasi Ini Diharapkan Meredam Spekulasi
Dengan adanya keterangan resmi ini, Kemenhut berharap publik tidak lagi berspekulasi atau menyimpulkan bahwa temuan kayu tersebut berkaitan dengan banjir ataupun penebangan liar.
Seluruh proses identifikasi dan penelusuran sumber kayu telah dilakukan oleh pihak berwenang, dan hasilnya menunjukkan bahwa insiden tersebut murni akibat gangguan mesin dan cuaca buruk yang dialami kapal pengangkut.***
