Bogordaily.net – Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Institut Ummul Quro Al Islami (IUQI), perguruan tinggi keagamaan Islam, menginisiasi program pendampingan muslimah berbasis nilai tarbiyah dan ekologi keluarga di Kecamatan Cibinong dan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Program ini menjadi respons atas maraknya budaya konsumtif dan gaya hidup flex culture di kalangan muslimah urban.
Kegiatan menyasar anggota majelis taklim yang dinilai memiliki peran strategis dalam pengelolaan konsumsi keluarga sekaligus penanaman nilai-nilai keagamaan di lingkungan rumah tangga.
Program ini menggandeng Majelis Taklim Mahadussholawah Cibinong, Majelis Taklim Basama Ciawi, serta Ikatan Guru Taman Al-Qur’an (IGTA) sebagai mitra dan fasilitator lapangan.
Sebanyak sekitar 100 muslimah yang terdiri dari ibu rumah tangga, guru TPA/TPQ, pelaku usaha kecil, dan pengurus majelis taklim terlibat aktif dalam rangkaian pendampingan.
Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR), di mana peserta berperan langsung dalam memetakan persoalan, merumuskan solusi, hingga mengevaluasi hasil program.
Pendampingan dikemas melalui pelatihan tematik tentang nilai tarbiyah, ekologi keluarga, etika konsumsi Islami, serta dampak budaya konsumtif dan flex culture. Materi disampaikan dalam bentuk ceramah interaktif, diskusi kelompok, dan studi kasus kontekstual.
Pasca pelatihan, peserta diminta menerapkan aksi nyata di lingkungan keluarga, seperti menyusun anggaran belanja, menetapkan prioritas kebutuhan, mengurangi pembelian barang non-primer, membatasi utang konsumtif, serta menahan diri dari perilaku pamer di media sosial.
Selama 28 hari, peserta mengisi jurnal dan checklist harian yang menghasilkan sekitar 2.800 catatan reflektif terkait pola konsumsi, kendala, dan rencana perbaikan.
Hasil pendampingan menunjukkan adanya penguatan praktik hidup sederhana dan meningkatnya diskusi keuangan dalam keluarga.
Data kuesioner juga mencatat peningkatan pemahaman peserta terhadap nilai tarbiyah dan ekologi keluarga, serta kesiapan untuk menerapkan pola konsumsi yang lebih bijak dan bertanggung jawab sesuai perspektif Islam.
Pengurus majelis taklim mengungkapkan perubahan positif pada respons jamaah terhadap tema kesederhanaan dan pengelolaan keuangan keluarga.
Topik tersebut kini disambut lebih antusias dan memunculkan inisiatif saling mengingatkan agar tidak terjebak budaya pamer.
Tim pengabdi merekomendasikan agar model pendampingan ini direplikasi oleh majelis taklim dan jaringan IGTA di wilayah lain di Kabupaten Bogor sebagai upaya berkelanjutan dalam memperkuat ketahanan ekonomi, sosial, dan spiritual keluarga muslim di era digital.***
