BOGOR DAILY– Satu minggu setelah mendapat suntikan imunisasi campak dan rubella di SDN Sentul 1, Gina Naziba Yasmin (11) anak pasangan Mimi Dahlia dengan Iwa Kartiwan, dilarikan ke Rumah Sakit Sentre Cibinong untuk mendapat perawatan intensif karena kondisi kesehatannya menurun.
Orang tua korban, Mimi Dahlia mengatakan, pada 9 Agustus 2017 anaknya mendapat suntikan vaksin campak dan rubella di sekolahnya. Tiga hari pasca diimunisasi, anaknya mengalami diare selama dua hari. “Setelah itu anak saya kembali sekolah seperti biasa. Namun saat jalan, kakinya diseret, dia bilang sakit,” katanya.
Ia menjelaskan, mendiang anaknya merasakan sakit dan kesemutan pada kaki dan tangannya pada 16 Agustus. Pada 17 Agustus, kaki dan tangan Yasmin kaku tak bisa digerakkan. “Saya bergegas membawa anak saya ke Rumah Sakit (RS) Anisa. Karena tidak ada alat, RS Anisa pun merujuk anak saya ke RS Trimitra,” jelasnya.
Namun dengan alasan yang sama, sambungnya, RS Trimitra merujuk Yasmin ke RSUD Cibinong. RSUD Cibinong pun bahkan menolak dengan alasan ruangan penuh. Akhirnya Yasmin dirujuk ke RS Sentra Medika Cibinong untuk mendapat pertolongan medis. “Kasihan sekali saya melihat anak saya saat itu, sampai ditolak beberapa rumah sakit. Bahkan RDUD Cibinong pun menolaknya,” tuturnya.
Mimi menerangkan, setelah tiga hari mendapat perawatan di RS Sentra Medika Cibinong, buah hatinya tak dapat ditolong lagi hingga mengembuskan napas terakhirnya. Selama dirawat, dokter tak menjelaskan tentang penyakit yang diderita anaknya ini. “Bahkan setelah anak saya tidak ada, saya diminta tutup mulut oleh pihak rumah sakit,” terangnya.
Dirinya sangat menyesalkan pihak rumah sakit yang tak memberitahukan penyebab kematian anaknya tersebut. Bahkan, dirinya pun sangat kecewa pada pihak guru di SDN Sentul 1 yang tak memberi kabar saat anaknya akan disuntik vaksin campak dan rubella. “Guru itu kan tidak tahu kondisi anak saya, kok berani-beraninya mengambil keputusan dan memperbolehkan anak saya disuntik,” sesalnya.
Terpisah, saat awak media mencoba mengonfirmasi hal ini pada Kepala UPF Puskesmas Leuwinutug Oktavia Hutapea, dirinya tak bisa memberi keterangan. “Saya tidak bisa memberi keterangan apa-apa Pak, mungkin jika perlu keterangan resmi bisa langsung menghubungi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor,” singkatnya.