Friday, 26 April 2024
HomeBerita1.300 Istri dan Anak-anak Terduga ISIS Ditahan

1.300 Istri dan Anak-anak Terduga ISIS Ditahan

BOGOR DAILY-Reuters Militer Turki mengatakan sebagian besar perempuan yang ditempatkan di kampHammam al-Alil adalah warga Turki.

Pihak berwenang Irak menahan lebih dari 1.300 anggota keluarga terduga militan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) di kamp pengungsian selatan Mosul, kata pejabat dan pekerja sosial.

Perempuan dan anak-anak tersebut berasal dari setidaknya 13 negara dan sebagian besar dari mereka melarikan dari Tal Afar ketika pasukan Irak merebut kembali kota tersebut bulan lalu.

Norwegian Refugee Council, yang memberikan bantuan di kamp, mengatakan para perempuan dan anak-anak tersebut sejatinya berada dalam ‘tahanan de-facto’.

“Seperti halnya mereka yang melarikan diri dari konflik, sangat penting bagi para individu ini mampu mengakses perlindungan, bantuan, dan informasi,” demikian pernyataan Norwegian Refugee Council.

“Pemerintah Irak harus segera memperjelas rencana mendatang mengenai para individu ini, sementara pada saat yang sama menjamin hak-hak dasar mereka.”

Suami dianggap sebagai milisi ISIS

Sementara itu para pejabat Irak mengatakan istri dan anak-anak petempur ISIS kemungkinan besar akan dideportasi ke negara asal mereka.

Ribuan warga asing berdatangan ke Irak dan Suriah untuk tinggal di ‘kekhalifahan’ yang diproklamasikan oleh ISIS setelah kelompok itu menguasai sebagian besar wilayah Irak bagian utara dan barat pada 2014. Sebagian perempuan dan anak-anak difoto setelah menyerahkan diri ke pasukan Kurdi,Peshmerga.

Sebelumnya belasan warga negara Indonesia juga dipulangkan dari Irak setelah sempat bermukim di Raqqa, kota yang dianggap sebagai ibu kota kekuasaan ISIS.

Seorang pejabat mengatakan para istri dan anak-anak menyerahkan diri kepada pasukan Kurdi, Peshmerga, dekat Tal Afar bersama suami dan ayah mereka, yang dianggap sebagai milisi ISIS.

“Kami memperlakukan mereka dengan baik. Mereka adalah anggota keluarga dari penjahat kelas berat yang membunuh warga tak berdosa dengan darah dingin, tetapi ketika kami menginterogasi mereka, kami menemukan bahwa hampir semua dari mereka disesatkan oleh propaganda ISIS yang keji,” kata seorang pejabat militer Irak, Ahmed al-Taie.

Ditambahkannya pihaknya menunggu perintah dari pemerintah tentang langkah-langkah yang akan ditempuh terhadap mereka.

‘Ingin pulang’

Pasukan Kurdi kemudian menyerahkan perempuan dan anak-anak ke pasukan pemerintah Irak, tetapi nasib para lelaki tidak jelas sejauh ini.

Seorang komandan pasukan Kurdi, Brigjen Kamel Harki, kepada kantor berita Associated Press mengatakan sebagian milisi ISIS diserahkan kepada pihak berwenang Irak, sementara sebagian lainnya tewas setelah berpura-pura menyerahkan diri dan lantas melancarkan serangan terhadap pihak penangkap.

Reuters Anggota keluarga milisiISIS menyerahkan diri kepadaPeshmergadi al-Ayadiya, dekatAfar, Irak pada akhir Agustus.

Kantor berita Reuters melaporkan menemukan ratusan perempuan dan anak-anak duduk di atas kasur yang dipenuhi dengan kutu-kutu di tenda-tenda tanpa pendingin meskipun suhu amat panas. Banyak di antara mereka masih menggunakan pakaian hitam yang menutupi seluruh tubuh dan penutup wajah penuh, sebagaimana diwajibkan di wilayah kekuasaan ISIS.

Seorang perempuan yang berbahasa Prancis dari keturunan Checnya, mengatakan sebelumnya tinggal di Paris sebelum dibawa ke Irak oleh suaminya.

“Saya ingin kembali (ke Prancis) tetapi tidak tahu caranya,” jelasnya seperti dikutip wartawan Reuters.