BOGORDAILY – Olympiade Rio banyak memunculkan, banyak kejadian yang mencengangkan, mulai dari kecelakaan para atlet hingga aksi-aksi kontroversial lainnya.
Yang teranyar, sebuah pertandingan volly bikin heboh para netizen. Bukan karena pertandingannya. Tapi kostum yang dikenakan para atlet dua grup tersebut.
Yang satu mengenakan hijab dan grup satunya lagi berbikini. Hmm…
Kedua tim itu adalah tim bola voli wanita Mesir vs Jerman. Banyak pihak yang memusatkan perhatiannya pada apa yang membedakan diantara para pemain, namun ada juga yang fokus pada hal yang menyatukan mereka.
Mereka yang lebih melihat pada apa yang membedakan, melihat bagaimana kesenjangan yang tercipta tatkala hijab harus bertemu bikini di satu arena pertandingan. Dimana yang satu sangat terbuka di sisi lain malah sangat tertutup. Sehingga tampak sebuah benturan budaya yang sangat mencolok.
Namun, tak sedikit yang malah melihat dari apa yang menyatukan mereka. dimana perbedaan suku, budaya bangsa dan keyakinan bisa bersatu dalam keseruan sebuah pertandingan olahraga dalam Olimpiade.
“Terlepas dari pertentangan antara hijab melawan bikini, seberapa besar ‘benturan budaya’ yang terjadi jika keduanya mempertandingkan bola voli pantai di Olimpiade?” sebuah cuit kolumnis Ben Machell.
Seperti yang diketahui, hingga Olimpiade 2012, pemain bola voli diwajibkan memakai bikini, dengan bagian bawahnya tidak lebih dari 7cm dari atas ke bawah di bagian pinggul atau baju renang satu potong.
Namun, Australian Sports Commission mengecam International Volleyball Federation (FIVB) karena “memperkenalkan seragam untuk memusatkan perhatian kepada tubuh atlet bukannya alasan teknis, praktis atau perbaikan kinerja.” seperti dikutip dari BBC Indonesia.
Dan sejak tahun 2012 peraturan mengizinkan wanita memakai celana pendek, blus tangan pendek dan body suit. Seorang Doaa Elghobashy adalah atlet Olimpiade pertama yang mengenakan jilbab setelah FIVB mengizinkannya.(bdn)