BOGORDAILY – Bogor makin hari makin ‘gila’ saja setelah heboh prostitusi anak khusus gay yang dijual di kawasan puncak, kini ada fenomena baru yang bikin Geleng Kepala.
Nikah Siri di kalangan mahasiswa di Bogor. Praktik itu rupanya kini sedang ngetrend, setelah ptakrik ini sempat bikin heboh di Bandung.
Seorang mahasiswi semester enam, Indah, mengaku ikut memanfaatkan jasa nikah siri yang ada di media sosial. Bersama sang kekasih, ia memutuskan menikah siri karena tak akan diberi izin orang tuanya jika menikah secara sah.
“Saya kan masih kuliah. Orang tua pasti nyuruh selesain kuliah dulu kalau mau nikah. Ya sudah milih nikah siri saja daripada dosa,” ujarnya.
Ia menuturkan, nikah siri yang dilakukannya pun sembunyi-sembunyi. Ia tak mau teman-teman atau orang terdekat lainnya mengetahui hal tersebut. Lewat jasa nikah siri, ia tak perlu khawatir rahasianya terbongkar. Sebab, penyedia sudah menyiapkan penghulu, wali dan saksi yang tak ia kenal sebelumnya.
“Saya tinggal pesan sama penyedianya dan nyiapin fotokopi KTP plus mas kawin. Nikahnya juga terserah mau di mana. Jadi, ngg mnak ada yang tahu dan pernikahan dilangsungkan sesuai syariah,” terangnya.
Senada juga diungkapkan Rio (24). Mahasiswa semester empat itu mengaku menikah siri dengan gadis yang disukainya, karena sudah terlanjur cinta.
“Soalnya udah pacaran dari SMA. Dia udah ngajakin nikah. Nunggu lulus kelamaan, udah nggak kuat,”ujarnya sambil tertawa.
Usai menikah, Rio mendapat secarik kertas berupa surat keterangan menikah di bawah tangan. Menurut dia, cara ini efektif untuk menghindari hubungan gelap antarkekasih. “Waktu itu saya bayar Rp2 juta lebih, soalnya saya di Bogor jadi harus ngasih transport lebih,” tuturnya.
Seorang penyedia tawaran nikah siri yang heboh di Bandung, Rahman, mengaku memiliki klien asal Bogor. Ia bahkan menjamin pernikahan sirinya dapat berlangsung tanpa dipusingkan dengan penghulu, wali dan saksi.
“Jamnya bisa kapan saja, tergantung pengantin. Nikahnya hanya butuh waktu 15 menit. Jangan khawatir, ini kewajiban dan kebenaran. Jangan takut menikah siri,” bebernya.
Menurutnya, daripada berzina, lebih baik pasangan muda-mudi yang kebelet kawin memanfaatkan jasa nikah siri. “Dari Bogor juga ada, bahkan saya sampai ke Aceh. Sudah ada ratusan pasangan yang dinikahkan dan kebanyakan mahasiswa,” terangnya.
Bisnis serupa juga dijalankan Ika. Lagi-lagi, wali nikah bukan syarat utama untuk melangsungkan pernikahan siri. Sebab, ia beralasan ada hadis yang mewajibkan adanya wali dari pihak perempuan. Tapi, ada hadis lain yang menjelaskan soal wali hakim.
“Tidak masalah. Baiknya memang dihadirkan, tapi kalau tidak ada, kami bisa siapkan wali beserta saksinya,” tutur Ika.
Ia tak menampik jika kebanyakan pasangan yang dinikahinya tak mendapat restu orang tua lantaran masih kuliah. “Banyak juga mahasiswa di Bogor yang nikah siri. Apalagi bulan haji begini,” katanya.
Di Depok beda lagi, mak comblangnya tetap meminta wali dari calon mempelai. “Itu syarat mutlak. Klien saya kebanyakan dari Jabodetabek. Untuk tarif tergantung lokasinya ya,” tutur Dessy.
Ada pun syarat yang harus dipenuhi yakni selain menghadirkan wali, kedua mempelai harus memberi salinan KTP, foto 2×3 dan materai 6.000 tiga lembar. “Paling nggak, dua hari sebelumnya harus ngabarin agar jadwalnya nggak bentrok dengan pasangan lain,” ujar Dessy. (bdn/metro)